sukabumiheadline.com – Mungkin tidak banyak warga Sukabumi yang mengenal, atau bahkan lupa karena tidak peduli terhadap sosok Raden Adipati Aria (RAA) Soerianatabrata. Padahal, sosok ini merupakan Bupati Sukabumi pertama yang menjabat pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya sejak 1921.
Sejarah Kabupaten Sukabumi belumlah lama, jika dibandingkan dengan di kabupaten lainnya di Tatar Pasundan. Seperti dicatat dalam Wikipedia, di mana Bupati Sumedang dijabat sejak 1578, Bupati Bandung sejak 1632, Bupati Cianjur sejak 1677, dan Bupati Garut sejak 1813.
Meskipun demikian, sejarah jabatan Bupati Sukabumi juga tidak tergolong baru jika jika dibandingkan dengan Bupati Karawang baru dimulai pada 1945, Bupati Bogor baru dimulai pada 1948, Bupati Bekasi sejak 1950, dan Bupati Purwakarta baru dimulai sejak 1968.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Beda dengan Marwan Hamami, Cabup Sukabumi terpilih Asep Japar masuk 5 bupati termiskin
Profil RAA Soerianatabrata
Informasi dihimpun sukabumiheadline.com, RAA Soerianatabrata adalah keturunan Raja Sumedanglarang terakhir yaitu Pangeran Geusan Ulun, dari Pangeran Kornel Sumedang (stamboom Keturunan Pangeran Santri Yayasan Pangeran Sumedang Museum Pangeran Geusan Ulun Sumedang). Menurut catatan redaksi, Sumedanglarang merupakan kerajaan penerus Pajajaran.
Ia lahir di Tomo, Kabupaten Sumedang, pada 5 Desember 1870 dan wafat di Sukabumi pada 10 Desember 1942, akibat sakit yang dideritanya selama sepuluh tahun. Jasadnya dikebumikan di kompleks keluarga keturunan Sumedanglarang Girilaya di Ciandam Kota Sukabumi.
Soerianatabrata terlahir bernama Raden (Pangeran) Ahmad Brata Soeria Koesoemah Adinata, dari pasangan Raden Ajoe Moestikaningrat dan Raden Adipati Aria Soeria Koesoemah Adinata atau Pangeran Sugih Sumedang.
Ibunya, RA Moestikaningrat, lahir dari pernikahan antara Raden Adipati Aria Koesoemahdiningrat Bupati Ciamis. Diketahui, Moestikaningrat (nenek dari RAA Soerianatabrata) adalah seorang keturunan Tionghoa bernama The Pit Nio.
Riwayat pendidikan dan jabatan Soerianatabrata
Soerianatabrata diduga merupakan alumni lulusan sekolah pamong (pejabat pribumi) di Bandoeng yang kemudian disebut sekolah Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA). Diketahui pada masa itu, atau sebelum 1900, sekolah pamong hanya terdapat di Bandng, Magelang dan Probolinggo. Soerianatabrata besar kemungkinan sebagai lulusan OSVIA Bandung.
Sebelum menjabat Bupati Sukabumi, ia pernah jadi Afdeeling Tjiandjoer (Cianjur) menggantikan pamannya yaitu R. Aria Soeria Nata Pamekas.
Mengutip catatan Matua Harahap, dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, nama Soerianatabrata kali pertama diberitakan media massa pada 1903 dalam De Preanger-bode yang terbit pada 4 Februari 1903.
Diberitakan De Preanger-bode bahwa Soerianatabrata menjadi penulis (schrijver) di kantor Asisten Residen Garoet (Garut) yang mana sebelumnya bertugas sebagai penulis di (kantor) Controleur di Tjikadjang (Garut). Setelah beberapa tahun kemudian diketahui Soerianatabrata bertugas sebagai Mantri Kredit untuk pribumi di Tjitjalengka (Bandung).
Masih menurut berita dari media yang sama yang terbit pada 30 Juni 1908, Soerianatabrata kemudian dipromosikan sebagai Asisten Wedana Onderdistrtict Tjiemas, Afdeeling Soekaboemi.
Selanjutnya, RAA Soerianatabrata menjabat Bupati Sukabumi selama 9 tahun, atau tepatnya sejak 1 Juni 1921 hingga 22 Juni 1930. Namun sumber lain menyebut, ia menjabat bupati hingga 1933.
Untuk informasi, Kabupaten Sukabumi sejak pertama berdiri sudah dipimpin oleh 19 bupati, termasuk penjabat bupati (Pj). Baca selengkapnya: Asep Japar ke-19, ini daftar Bupati Sukabumi dari masa ke masa
Peristiwa di masa Soerianatabrata menjadi Bupati Sukabumi
Pada masa pemerintahannya, atau tepatnya pada 1923, Residentie Preanger Regenschappen dipecah menjadi tiga Keresidenan, yakni West Priangan (Priangan Barat) yang berkedudukan di Sukabumi, Midden Priangan (Priangan Tengah) yang berkedudukan di Bandung, dan Oost Priangan (Priangan Timur) yang berkedudukan di Tasikmalaya.
Soerianatabrata digantikan oleh keponakan yang bernama RAA Soeria Danoeningrat yang juga menjanat Bupati Sukabumi kedua sejak 22 Juni 1933.
Soeria Danoeningrat sendiri adalah anak tunggal dari kakak kandung Soerianatabrata yang bernama Pangeran Pandji Soeriakosoemah Adinata.









