Pertunjukan Teater, Ketika Cicurug Sukabumi Dikepung “Suara-Suara Pabrik”

- Redaksi

Minggu, 28 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kru teater Suara-Suara Pabrik. l Istimewa

Kru teater Suara-Suara Pabrik. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com l CICURUG – Teater Pabrik lahir dari keresahan dan kepedulian yang kemudian berubah menjadi semangat berkesenian. Keresahan atas kondisi sosial yang terjadi pada kampung halaman, yaitu Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Di daerah industri ini, perkampungan dikepung berbagai macam pabrik. Alhasil, roda kehidupan berpusing dan bergantung di sana, hierarkinya tercipta atas dasar saling membutuhkan.

Hanya saja, masyarakat yang lebih membutuhkan lapangan pekerjaan, sehingga nyaris pada seluruh lapisan struktur sosial bergantung pada keberadaan pabrik-pabrik tersebut agar kehidupan dapat terus berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Karenanya, kami memilih nama Teater Pabrik sebagai representasi kehidupan kami dan bentuk kegelisahan yang jadi fokus utama dari pementasan kami,” kata Sutradara sekaligus penulis skenario Ahmad Dayari kepada sukabumiheadlines.com, Ahad (28/11/2021).

Pria berusia 31 tahun yang akrab dipanggil Kang Aday itu menyebut, pada debut produksinya Teater Pabrik di bawah naungan Yayasan Volume Escape dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membawakan naskah berjudul ‘Suara-suara Pabrik’,” kata dia.

Kang Aday sendiri sudah berkecimpung di dunia pementasan selama lebih dari satu dekade. Bergerak dengan Bumi Sandiwara dan kelompok-kelompok teater lain sekitaran wilayah Bogor dan Sukabumi. Ia kini memutuskan untuk menginisiasi pertunjukan bersama Teater Pabrik.

“Pementasan ini merupakan program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021, program yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi RI,” jelas Dayari.

Baca Juga :  Pria Cicurug Sukabumi Raup Omset Puluhan Juta per Bulan dari Florikultura

Membahas mengenai isi lakon Suara-suara Pabrik, berarti membahas mengenai jantung pementasan tersebut. Naskah ini lahir dari observasi serta sensitivitas Kang Aday yang ingin mengangkat bagaimana kehidupan pegawai pabrik di daerah Sukabumi, khususnya Cicurug.

Poster

Ditambahkan Kang Aday, di balik distorsi sosial yang terjadi akibat dari industrialisasi, ada peran perempuan sebagai ujung tombak dari perkembangan industri itu. Lingkaran distorsi sosial ini tidak mudah diredam, terus berkelanjutan dari generasi ke generasi, perjuangan para buruh perempuan ini sejalan dengan perjalanan Puun Purnamasari yang merupakan keturunan Pajajaran yang bergerak setelah Pajajaran di porak porandakan Banten.

“Puun Purnamasari bergerak dari Pakuan Pajajaran menuju Pelabuhanratu dikawal oleh Rakean Kalang Sunda dan Raden Kumbang Bagus Setra, dalam naskah pantun Dadap Malang Sisi Cimandiri, Puun Purnamasari dikisahkan bergerak menelusuri hutan belantara, Sungai dan Gunung menghindar serangan dari Jaya Antea dan pasukannya,” paparnya.

Kisah perjuangan Puun demi menciptakan Pajajaran Baru, dan menjaga nama Pajajaran tetap hidup. Keselarasan perjuangan antara Puun Purnamasari dan Buruh Perempuan inilah yang menjadi nada latar belakang naskah Suara-Suara Pabrik.

“Sebuah naskah yang ingin mengajak kita kembali merenung tentang apa yang terjadi dekat dengan kita, tentang perjuangan, keringat dan air mata para buruh perempuan, naskah ini tidak ingin hanya memancing emosi, namun sebenarnya ingin memancing kita semua untuk kembali berpikir dan berpikir, apakah fenomena ini harus terus berlangsung atau harus kita mulai untuk perbaiki agar generasi selanjutnya bisa menikmati hidup senikmatnya,” kata dia setengah bertanya.

Baca Juga :  Modal Awal Rp 300 Ribu, Gadis Cicurug Sukabumi Produksi Hijab Sambil Bekerja di Pabrik

Suara-suara Pabrik mengisahkan perjuangan seorang perempuan yang bernama Purnama dalam menentukan jalan hidup untuk dirinya dan kawan-kawan buruh lainnya. Purnama menyaksikan ketidakadilan baik secara hak material (upah) dan hak-hak dasarnya. Peraturan pabrik yang keji memaksa para buruh bekerja sampai mati dengan jam kerja yang keterlaluan, upah minim, dan peraturan-peraturan keji lainnya.

“Penderitaan yang dialami oleh seluruh buruh pabrik ini, disadari oleh Purnama. Atas dasar hal itu, Purnama pun ingin memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi haknya dan memutus rantai setan yang mengikat pada daerah industri ini,” tanda Dayari.

Pementasan Suara Suara Pabrik mengusung konsep pementasan yang memadukan seni drama, seni tari, dan seni musik diharapkan, minat masyarakat untuk turut menjadi saksi adanya kegelisahan yang dipresentasikan lewat kesenian pertunjukan teater.

Mengangkat latar waktu dan budaya sekitar yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat daerah industri, pementasan ini tentu akan berkesan bagi para penonton dan juga bagi yang berproses di dalamnya. Setelah menonton pementasan.

Pementasan digelar selama 3 hari, yaitu 26, 27 dan 28 November 2021 di ArtSee Halls, FoodStep Cafe, Cicurug, Sukabumi.

Berita Terkait

Danone, Wings dan Indofood: Penyumbang sampah plastik terbanyak di RI
Intip interior dan tarif Hotel Santika Premiere Hills Resort Cibadak Sukabumi
Syuting di Sukabumi: Sinopsis dan bintang film Tenung, cerita teror gaib mematikan
Cerita Aisyah Aqilah dan Emir Mahira syuting di Sukabumi, dari mistis hingga 17 kali masuk angin
Memandang laut sambil menikmati keunikan Pantai Cempaka Ratu Sukabumi
Artis serba bisa asal Sukabumi pamer foto ayah: Maaf kalau teteh kurang punya waktu
Cek jadwal konser musisi lagu asal Sukabumi Rieka Roslan with Bebi Romeo dan Nadadara
Fakta Ratu Ratu Queens: The Series, dibintangi artis asal Sukabumi hingga dialog bahasa Sunda

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 02:44 WIB

Danone, Wings dan Indofood: Penyumbang sampah plastik terbanyak di RI

Rabu, 1 Oktober 2025 - 02:24 WIB

Intip interior dan tarif Hotel Santika Premiere Hills Resort Cibadak Sukabumi

Selasa, 30 September 2025 - 03:06 WIB

Syuting di Sukabumi: Sinopsis dan bintang film Tenung, cerita teror gaib mematikan

Selasa, 30 September 2025 - 03:00 WIB

Cerita Aisyah Aqilah dan Emir Mahira syuting di Sukabumi, dari mistis hingga 17 kali masuk angin

Sabtu, 27 September 2025 - 18:22 WIB

Memandang laut sambil menikmati keunikan Pantai Cempaka Ratu Sukabumi

Berita Terbaru

Dedi Mulyadi mengunjungi siswa di barak militer - Istimewa

Jawa Barat

Dedi Mulyadi akan pidanakan SPPG yang sebabkan keracunan MBG

Sabtu, 4 Okt 2025 - 01:47 WIB

Terduga pelaku pembunuhan di Kadudampit, Kabupaten Sukabumi - Pratama II

Vonis

Pria Sukabumi yang bunuh kakak divonis 10 tahun penjara

Jumat, 3 Okt 2025 - 21:24 WIB