sukabumiheadline.com – Sebuah peristiwa mengejutkan mengguncang warga Mojokerto, Jawa Timur, setelah seorang wanita berinisial DS (33) asal Bandar Lampung, ditangkap polisi atas dugaan pemerkosaan terhadap janda berinisial MZ (35).
Kasus ini menjadi peringatan penting akan risiko perkenalan melalui media sosial, terutama bila dilanjutkan dengan pertemuan langsung tanpa mengenal latar belakang lawan bicara secara utuh.
Polisi mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dan menghindari pertemuan privat dengan orang asing, terlebih di tempat tertutup dan tanpa pendampingan orang terpercaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus ini menjadi perhatian publik karena pelaku dan korban sama-sama perempuan—hal yang jarang terjadi dalam kasus kekerasan seksual.
Kronologi kejadian
Peristiwa ini terjadi di sebuah kamar kos yang beralamat di Perumahan Griya Asri Blok G Nomor 4, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Menurut keterangan dari kepolisian, DS dan MZ awalnya saling kenal melalui media sosial. Komunikasi mereka yang semula biasa berkembang menjadi lebih intens dan bersifat emosional. Merasa memiliki hubungan spesial, DS kemudian memutuskan datang langsung dari Lampung ke Mojokerto untuk bertemu MZ.
Namun, karena merasa kurang nyaman bertemu orang asing sendirian, MZ mengajak dua rekannya, PH (18) dan FU (30), saat bertemu dengan DS di kamar kos.
Saat MZ masuk ke kamar, DS sedang dipijat oleh tukang urut. Setelah tukang pijat pergi, suasana berubah drastis—DS mengeluarkan pisau cutter dan menodongkan ke leher MZ. Dengan ancaman senjata tajam, DS memaksa MZ menuruti kehendaknya dan melakukan aksi pemerkosaan.
DS ditangkap
Korban yang ketakutan segera melapor ke polisi. DS berhasil diamankan tanpa perlawanan dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Kepolisian telah menyita barang bukti berupa pisau cutter yang digunakan untuk mengancam korban. Proses hukum masih berjalan, dan DS terancam dikenai pasal terkait tindak pidana kekerasan seksual dan pengancaman.
“Siapa pun pelakunya, kekerasan seksual tetap tindak pidana berat. Kami tindak tegas tanpa memandang gender pelaku maupun korban,” ujar Kapolres Mojokerto.