Sudamala, Kolaborasi Apik Nicholas Saputra dan Artis asal Cibadak Sukabumi

- Redaksi

Selasa, 20 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUKABUMIHEADLINE.com l Titimangsa Foundation sukses menggelar pertunjukan teater berdasar pada tradisi Bali berjudul Sudamala: Epilog dari Calonarang.

Dalam pertunjukan yang diselenggarakan di Gedung Arsip Nasional, Jakarta pada Sabtu dan Ahad, 10-11 September 2022 lalu, cukup sukses dengan ludesnya tiket pertunjukan pada dua hari itu.

Malam itu, Gedung Arsip Nasional yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat seolah disulap menjadi seperti Bali. Para penonton datang dengan mengenakan pakaian putih-putih seperti sedang melaksanakan peribadatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mereka mengenakan kebaya dan ada pula yang memakai sarung. Gedung juga dihiasi janur dan aroma dupa yang menambah kesan Bali pada malam itu.

Pertunjukan diawali dengan adanya tari-tarian Bali lengkap dengan Barong dan penari topeng yang menemaninya. Irama gamelan Bali yang rancak berpadu dengan tarian penari menghibur penonton yang datang. Hingga muncullah seorang Bondres, punakawan kerajaan yang memandu jalannya cerita.

Berawal dari Pandemi Covid-19

Pertunjukan Sudamala: Epilog dari Calonarang merupakan kolaborasi apik antara Happy Salma dengan aktor Nicholas Saputra.

Semuanya berawal dari Nico yang selama pandemi Covid-19 menghabiskan lebih dari setengah waktunya di Bali. Karenanya, ia memiliki kesempatan untuk mengalami berbagai peristiwa dan bertemu dengan berbagai seniman Bali.

Baca Juga :  Wanita Sukabumi Ini Boyong 90 Seniman Gelar Pentas Seni Tradisi di Jakarta

“Di masa saya menetap di Bali, Happy Salma, sahabat saya, sedang membuat sebuah pertunjukan pentas di jantung kota Ubud berjudul Taksu Ubud yang melibatkan penari dan musisi tradisi dari Bali, sebuah kolaborasi pentas kontemporer dengan napas tradisi yang kuat,” jelas Nico, Sabtu (11/9/2922) lalu.

“Pada malam-malam tertentu, saya berkesempatan menonton pentas Calonarang di berbagai tempat di Bali,” imbuhnya.

Nico menambahkan, gagasan pentas Sudamala: Dari Epilog Calonarang ini muncul melalui diskusi dengan Happy Salma, dan didukung oleh Cokorda Gde Bayu Putra. Mereka lalu mengajak penonton untuk melihat kembali Bali melalui sebuah pertunjukan.

Happy Salma sebagai Produser

Happy Salma, artis wanita asal Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi yang juga merupakan pendiri Titimangsa Foundation menjelaskan bahwa pertunjukan tersebut melibatkan lebih dari seratus orang dalam pertunjukan ini tidaklah mudah.

Ia dan Nicho sebagai Produser menjadi harus keras kepala. Hal itu karena ini merupakan kali pertama mereka bekerja bersama dalam membuat pertunjukan.

Baca Juga :  Majalah bahasa Sunda masih eksis, artis wanita asal Sukabumi bangga baca Manglé sejak belia

“Kami beradaptasi dengan cukup pesat. Bagaimana menampilkan sesuatu yang berakar dari tradisi atau ritual bisa memiliki relevansi dengan permasalahan atau pandangan hidup kawula umum? Itu adalah cita-cita kami,” kata Happy.

Nuansa Bali

Suddhamala terdiri dari dua kata yaitu suddha dan mala. Suddha artinya membersihkan, menghilangkan, atau menyucikan; dan mala artinya kotor. Dengan demikian istilah Suddhamala dapat berarti membersihkan/menghilangkan kotoran; atau penyucian yang sering pula disebut dengan istilah pemarisuda.

Dalam tradisi Bali, suddhamala sering dilaksanakan dan digambarkan melalui seni pertunjukan, misalnya saja melalui drama tari Calonarang, sebuah karya sastra yang berasal dari Jawa Timur dan dibawa ke Bali setelah runtuhnya kerajaan Majapahit.

Setibanya di Bali, karya sastra itu ditulis kembali dengan mempertahankan modelnya yang asli dan ada pula yang ditransformasikan ke dalam karya sastra yang berbeda sehingga lahirlah karya sastra turunan dan saduran tentang Calonarang.

Teks Calonarang ini dipelihara dalam tradisi Bali karena mengandung nilai religius, magis, mitologis, dan estetis. Teks Calonarang prosa berfungsi religius magis karena teks itu dipakai sebagai pedoman upacara penyucian (ruwatan), sedangkan geguritan Calonarang menjadi sastra dan drama yang bersifat estetis magis.

Berita Terkait

Tips pilih bahan busana kerja 40+ dan 7 inspirasi model perempuan Rusia untuk Wanita Sukabumi
15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1
6 foto Helwa Bachmid, istri Habib Bahar bin Smith ngaku ditelantarkan: anggun, sporty dan seksi
Ada diskon tol, ini tips & trik liburan ke Sukabumi menyenangkan tanpa terjebak macet
2027 Gerbang Tol Bocimi Seksi 2 dan 3 berarsitektur budaya Sunda
Hijabers Sukabumi, ini lho 5 model busana kerja Muslimah usia 40-50 tahun
Ini alasan BRIN usul Gunung Karang dan Gunung Tangkil Sukabumi jadi cagar budaya dan eco-museum
Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 16:16 WIB

Tips pilih bahan busana kerja 40+ dan 7 inspirasi model perempuan Rusia untuk Wanita Sukabumi

Selasa, 18 November 2025 - 02:48 WIB

15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1

Senin, 17 November 2025 - 23:05 WIB

6 foto Helwa Bachmid, istri Habib Bahar bin Smith ngaku ditelantarkan: anggun, sporty dan seksi

Senin, 17 November 2025 - 13:07 WIB

Ada diskon tol, ini tips & trik liburan ke Sukabumi menyenangkan tanpa terjebak macet

Minggu, 16 November 2025 - 19:58 WIB

2027 Gerbang Tol Bocimi Seksi 2 dan 3 berarsitektur budaya Sunda

Berita Terbaru