sukabumiheadline.com – Keberadaan Reni Rahmawati (RR) akhirnya menemui titik terang setelah dua bulan hilang kontak dengan pihak keluarga di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Menurut SG, dari pihak keluarga Reni, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menginformasikan, RR tidak berada di Xiamen seperti yang sempat diberitakan, melainkan di Guangzhou, China.
Informasi serupa juga disampaikan ibu dari Reni, Emalia, kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Sate, Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“KJRI tadi sore menginformasikan, dia bilang sudah menemukan RR di Guangzhou dan sudah ditemui oleh kepolisian China,” ungkap SG.
Diketahui, sebelum dibawa ke China, Reni sempat disekap selama dua pekan di sebuah rumah di Bogor. Di sana, dokumen keberangkatannya diproses dan skenario pernikahan palsu dengan pria China itu dibuat.
“RR bercerita, di ruang tamu rumah ada banyak orang. Lalu datang orang yang diduga penghulu dan bertanya di mana orang tua RR. Kemudian ditunjuklah seorang pria, padahal itu semua orang bayaran,” jelasnya.
Setelah itu, orang-orang tersebut menghubungi pria asal China melalui panggilan video, lalu Reni langsung dinikahkan. Setelah disekap, Reni dibawa ke Jakarta dan diterbangkan ke China.
Setibanya di bandara, ia langsung diserahkan kepada pria yang mengaku sebagai suaminya.
Keluarga di Sukabumi baru mengetahui Reni berada di China setelah dua bulan hilang kontak. Salah satu ponsel Reni disita, namun gadis itu berhasil menyembunyikan ponsel lainnya.
“Kan RR itu punya dua HP, yang satunya diambil oleh mereka supaya menutup komunikasi, nah RR pintar, disembunyikan HP satunya lagi, dari situlah RR bisa komunikasi ketika sudah dua bulan di China,” ungkapnya.
Melalui ponsel itulah ia bisa berkomunikasi diam-diam dengan SG dan menceritakan semua yang dialaminya, mulai dari tawaran kerja palsu hingga disekap dan dipaksa menikah dengan pria China.
Reni dikabarkan sempat transit di Xiamen sebelum akhirnya dibawa ke Guangzhou, lalu dinikahkan paksa dengan seorang pria China.
Namun, pria tersebut membantah telah menyekap dan melecehkan Reni. Ia bersikeras bahwa ia tidak membeli Reni melainkan menikahinya. Namun, klaim pernikahan ini sedang diverifikasi oleh kepolisian setempat, sebab pernyataan itu dibantah oleh Reni.
Melalui komunikasi dengan keluarga, Reni menegaskan bahwa pernikahan tersebut tidak sah karena wali dan orang tuanya tidak hadir.
“Di negara Indonesia ada hukumnya kalau menikah. Sebagai orang tua dan wali wajib hadir, sedangkan saya di sana tidak ada keluarga satu pun. Dari mana pernikahannya?” tutur SG menirukan ucapan Reni.
Setelah mendapat tekanan dari kepolisian, pria tersebut akhirnya menyatakan akan menceraikan Reni karena merasa takut.