sukabumiheadline.com – Warga Sukabumi mungkin tahu sinetron Super Dede 2 di MNCTV, Tuyul & Mbak Yul Reborn, dan Tuyul & Buku Ajaib yang tayang di ANTV?
Ya, di balik sinetron-sinetron tersebut ada nama Bobby Bobob sebagai sutradara.
Namun, siapa tahu ternyata Bobby menghabiskan masa mudanya hingga dewasa di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Meskipun Sunda tulen, tapi Bobby tidak lahir di Sukabumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bobby berasal dari Kabupaten Majalengka, tepatnya dari Kampung Koja, Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah. Pemilik nama lengkap Bobby Nurdin Hidayah ini lahir pada 10 Mei 1986, dari pasangan Ujang Sarwano dan Casnisah.
1. Filmografi Bobby Bobob
Selain judul-judul sinetron di atas, Bobby juga pernah menyutradarai Jin & Jun Bikin Kepo yang juga tayang di ANTV, lalu Jeany & Soun Miun di GTV, Putra Petir tayang di MNCTV.
Karya-karya lain Bobby di antaranya film pendek misalnya Cinta Diatas Dosa, Tentang Cinta Dini (Sukabumi), Berawal Dari Brosur & Pamplet, Sekilas Tentang Potret Remaja, Berawal Dari Pengajian, dan !cha… yang semuanya syuting di Sukabumi. Selain itu, Jeki Dimana syuting di Sumedang, dan Aceng Kembali Ke Kota Angin syuting di Majalengka.
Sedangkan untuk Film Televisi (FTV) yakni Mantan Yang Tak Dirindukan dan Rahasia Si Motor Bekas tayang di TransTV.
Selain itu dirinya juga membuat video clip Gelapku Tuk Rembulan dan Bayanganmu untuk Canvas Band, Egokah Aku untuk band Wali, lalu untuk cover The Gobesh, Akhir Penantian untuk band Lanina, cover The Gobesh. Sedangkan iklan, untuk produk baju syar’i, Wwiek Muslimah Premium.

2. Kisah hidup Bobob
Ketika masih berusia 2 tahun kedua orangtuanya berpisah, sehingga ia harus tinggal bersama neneknya di Koja dan sekolah SDN Tegalaren 1, Kecamatan Ligung. Ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Cisambeng dan sekolah di MTs Syafi’iyah Cisambeng.
Selanjutnya, Bobob melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rajagaluh sambil menimba ilmu di Ponpes Rajagaluh. Namun belum juga lulus MAN, pada 2002, ia memilih keluar dari sekolah, lalu mengadu nasib ke Jakarta dan bekerja di pabrik temulawak.
“Saat kerja keras hingga malam hari itu, saya sering ngagerentes (berbisik dalam hati – red) dalam hati, kelak harus punya mobil dan masuk gedung bertingkat,” kenang Bobob.
3. Sekolah di Sukabumi, jadi HRD PT GSI dan aktif main musik
Empat bulan bekerja di pabrik temulawak di Jakarta memberinya pelajaran mengenai kerasnya menjalani kehidupan untuk mencari nafkah. Bobob kemudian memilih pulang ke Majalengka.
Ketika tidur, Bobob disebut sering mengigau ingin sekolah lagi. Karena terjadi berulangkali, mengigau saat tidur, sang ibu merasa trenyuh. Ibunya kemudian mengadukan hal itu ke pamannya di Sukabumi.
Pamannya yang dikenal keras oleh keluarga, akhirnya menyekolahkan Bobob di SMAN 1 Cikembar Sukabumi.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan dari pamannya, di sela sekolah, Bobob juga menjadi pegajar komputer di tempat kursus pamannya. Ia juga aktif di OSIS hingga menjadi Wakil Ketua OSIS, Ketua eskul Teater dan Wakil Ketua Eskul Band.
Bobob kemudian mendirikan komunitas film dan production house (PH) diberi nama SIM-C Sukabumi Indie Movie Community. Bobob juga pemilik dan sutradara Sanggar Teater Saklar.
Setelah lulus SMA, Bobob memilih bekerja sebagai Office QC, lalu naik jadi HRD di PT Glostar Indonesia (GSI). Namun jiwa seninya tetap ia pelihara, sehingga selama bekerja di GSI, Bobob juga aktif bermain musik dengan mendirikan Canvas Band.
Di bandnya itu, Bobob sebagai drummer. Uniknya, untuk bassis adalah tantenya sendiri. Namun, berkat iseng bermain musik bersama tantenya itulah ia kemudian mengenal dunia film dan penyutradaraan.
Meskipun hanya menyalurkan hobi, namun Canvas Band merilis single dan sudah aktif RBT dan persiapan mini album pada saat itu, sampai akhirnya meninggalkan band karena film.
“Awalnya hanya melihat kerja sutradara, lalu menjadi asisten sutradara. Ilmu yang diperoleh menjadi sutradara itu secara otodidak dan bersyukur kini bisa menjadi sutradara,” tuturnya.

4. Bisnis rengginang
Meskipun masih aktif sebagai sutradara dan sinetron, kini Bobob juga mulai menekuni usaha cemilan. Ide usaha bermula pada masa pandemi Covid-19 yang memaksanya lebih banyak berdiam diri di rumah.
“Sinetron terakhir saya yang tayang, sebelum pandemi Corona sampai masa PSBB adalah sinetron Jodoh Wasiat Bapak yang tayang di ANTV. Kalau film, kebetulan saya garap teaser film Biografi Nike Ardila berjudul Bintang Kehidupan, bersama PH Insula Film. Selesai itu, datanglah si Covid-19,” ungkap Bobby.
“Tercetuslah ide bagaimana kalau gue jualan cemilan saja. Lalu saya coba bereksperimen, jadilah sekarang Cemilan Mak Daswen. Mak Daswen ini adalah nenek gue. Ibunya Mamah. Gue terinspirasi masakan rengginang nyokap gue,” ujarnya.
Bobob menjelaskan, rengginang kreasinya dikemas dengan bungkus bergambar foto sang nenek tercinta dan tulisan “Cemilan Mak Daswen”. Ia oftimistis usahanya itu bisa menginsipirasi dan berbuah keuntungan.
5. Kembali ke Majalengka
Tahun ini Bobob kembali ke kota kelahirannya. Ia menggandeng Dewan Kesenian Kebudayaan (Dekkma) Kabupaten Majalengka membuat film lokal berjudul Aceng Kembali ke Kota Angin.
Film ini mengisahkan sosok Aceng (diperankan oleh Agung M Raharja) asal Sumedang yang mengadu nasib ke Jakarta. Sayangnya Aceng gagal sukses di Jakarta karena tidak mendapatkan restu dari ibunya.
Iapun kemudian memilih kembali kampung. Aceng kemudian bertemu seorang gadis cantik yang diperankan Dara Zunairti Rachmat, seorang tenaga honorer di Pemkab Majalengka.
Bobob berharap film pendek tersebut bisa tayang di stasiun televisi Nasional. “Saya ingin bermanfaat untuk Majalengka dan film berdurasi 30-45 menit itu akan ditawarkan ke beberapa PH,” katanya.
“Semoga bisa tayang di televisi sehingga bisa mengangkat nama Majalengka, karena shooting-nya juga di Majalengka,” harapnya.









