Agnisa, Gadis Cicurug Sukabumi Ingin Jadikan Kerelawanan Sebagai Gaya Hidup

- Redaksi

Selasa, 21 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Agnisa Yasfa Azzahra. l Istimewa

Agnisa Yasfa Azzahra. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINE.com I CICURUG – Tidak bisa dipungkiri, peran relawan, baik untuk proses evakuasi korban maupun pemulihan pascabencana hingga trauma healing korban terdampak, sangat dibutuhkan kehadirannya.

Walaupun terkadang keselamatan diri sendiri dipertaruhkan hingga kocek sendiri terkuras, tetapi bagi sebagian orang, menjadi relawan merupakan panggilan hati yang sulit ditolak.

Di era digital ini, tidak sedikit relawan yang menggunakan medsos untuk memasyarakatkan kegiatan dan kepedulian sosial. Dengan begitu, kegiatan kerela­wan­an maupun sosok relawannya menjadi kekinian, sehingga menjadi daya tarik yang menginspirasi orang lain untuk terlibat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Begitupun dengan Agnisa Yasfa Azzahra, seorang koordinator lapangan tim relawannya. Agnisa yang aktif berkegiatan sosial sejak SMA, itu lebih suka menyebut dirinya sebagai pekerja sosial.

Sebelum terjun ke profesi sekarang sebagai relawan, gadis berusia 20 tahun asal Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, yang masih tercatat sebagai mahasiswi semester 5 Jurusan Paramedic Veterinee di salah satu perguran tinggi negeri tersebut, telah menjalani beragam kegiatan sosial dalam komunitas relawan.

Screenshot 2022 08 23 06 55 59 62 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Agnisa Yasfa Azzahra. l Istimewa

Ingin Menjadikan Relawan sebagai Gaya Hidup

Kegiatan yang pernah diikuti Agnisa, antara lain menjadi Project Leader Batch IVR di Gerakan Sukabumi Mengajar (GSM).

“Menjadi relawan sebenarnya sudah dari SMA, tapi baru ikut keorganisasian saat kuliah. Saya sekarang menjabat sebagai koordinator lapangan,” ungkap wanita berhijab yang hobi hiking dan menyanyi itu kepada sukabumiheadline.com, Senin (20/12/2021).

Baca Juga :  Sepanjang 2021 734 Pasutri Kota Sukabumi Cerai, 585 Proses Gugatan

Setelah menjadi seorang relawan pada 2019, wawasannya menjadi terbuka terhadap isu lingkungan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan kesehatan yang seluruhnya juga membutuhkan bantuan peran relawan.

Ia pun sepakat dengan keinginan diri sendiri yang ingin menjadikan kerelawanan menjadi gaya hidup, layaknya aktivitas nongkrong di coffee shop atau berolahraga pada akhir pekan.

“Saya ingin menjadi relawan itu seperti percakapan sehari-hari. ‘Eh, minggu ini ke mana nih? Saya jadi relawan di sini, atau di sana. Jadi, bukan lagi sesuatu yang wah,” urai Agnisa.

Bergelut sebagai relawan, Agnisa melihat ada sesuatu yang berharga bisa diperoleh dengan menjalani peran tersebut, yakni pelajaran dan pengalaman hidup yang begitu kaya.

Dengan menjadi relawan, menurutnya, anak-anak muda bisa terlepas dari sekat sosial. Mereka akan belajar soal toleransi, empati, persatuan dan perdamaian melalui interaksi langsung dengan berbagai kalangan.

“Pelajaran itu tentunya sangat mahal dan jika para relawan dapat mengambil hikmahnya, akan membentuk pribadi dengan sangat baik. Kalau tidak menjadi relawan, mungkin saya tidak pernah berinteraksi dengan para korban atau orang yang membutuhkan dari latar belakang berbeda,” jelas gadis yang kesehariannya sering menjadi Master of Ceremony (MC) itu.

Baca Juga :  Pegawai PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten Sukabumi Tewas Tergantung di Kamar

Dengan menjadi relawan, kata Agnisa lagi, ia bisa mendengar langsung apa yang dibutuhkan korban. Karenanya, menjadi relawan, baginya, menjadi seperti mengasah dan memvalidasi prasangka-prasangka yang ada.

Menepis Mitos Relawan

Selain itu, gadis manis ini juga ingin menepis mitos jika menjadi seorang relawan haruslah mapan secara finansial terlebih dulu. Menurutnya, mitos tersebut kerap menjadi penghalang bagi anak muda untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan.

“Padahal, menjadi relawan tidak harus menunggu kaya. Modal utamanya, adalah kemauan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dengan memberi tenaga dan waktunya untuk beraksi,” tambahnya.

Suka Duka Menjadi Reawan

Banyak cerita suka dan duka dialami Agnisa selama terjun menjadi relawan di berbagai lokasi. “Sukanya, yakni melihat orang yang dibantu mampu bertahan hidup, bahkan bisa kembali beraktivitas normal seperti biasa. Selain itu, bisa mendengarkan berbagai macam cerita, serta menambah pengalaman baru bagi saya,” ungkapnya.

Sedangkan untuk dukanya, Agnisa mengaku pernah bertemu pasien yang terlambat mendapatkan pertolongan. Ia dan rekan-rekannya sudah berusaha maksimal membantu kesembuhan si pasien, tapi Tuhan berkehendak lain.

“Kadang suka sedih kalau dengar cerita dari penerima manfaat, dan suka kepikiran terus. Belum lagi kalau bertemu pasien dengan kondisi penyakit yang sudah parah. Segala upaya sudah dilakukan untuk membantu, tapi Allah SWT berkehendak lain,” pungkasnya.

Berita Terkait

Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi
12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, begini sejarahnya
Wanita Sukabumi, ini 5 model rambut pendek dan medium akhir tahun 2025
Peran utama di Dilan ITB 1997, Ariel bantah atur Milea dan stres karena ini
Tak sekadar penghias taman, pucuk merah cegah penyakit dan bermanfaat untuk kesehatan
Profil lengkap Kia Florita, istri Wakil Wali Kota Sukabumi pernah alami pelecehan
Band Romantic Pop asal Sukabumi, Himalayan rilis Tak Hanya Untukku
5 model blazer brokat motif batik untuk Hijabers Sukabumi, mewah, anggun bak putri raja

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 20:16 WIB

Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi

Rabu, 12 November 2025 - 12:55 WIB

12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, begini sejarahnya

Selasa, 11 November 2025 - 19:28 WIB

Wanita Sukabumi, ini 5 model rambut pendek dan medium akhir tahun 2025

Senin, 10 November 2025 - 18:44 WIB

Peran utama di Dilan ITB 1997, Ariel bantah atur Milea dan stres karena ini

Minggu, 9 November 2025 - 16:43 WIB

Tak sekadar penghias taman, pucuk merah cegah penyakit dan bermanfaat untuk kesehatan

Berita Terbaru