NASA: Bumi tak lagi mengelilingi matahari, bagaimana tafsir ulama?

- Redaksi

Selasa, 4 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bumi dan bulan - sukabumiheadline.com/AI

Bumi dan bulan - sukabumiheadline.com/AI

sukabumiheadline.com – National Aeronautics and Space Administration (Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional), mendadak mengeluarkan pernyataan yang tidak biasa dan melawan pemahaman publik dunia selama ini.

Badan independen milik pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa sipil, penelitian aeronautika, dan penelitian luar angkasa tersebut, pemahaman bahwa bumi mengelilingi matahari yang selama ini dipelajari di sekolah-sekolah, tidak sepenuhnya benar.

Padahal, zejak di bangku sekolah dasar, kita diajarkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari sebagai pusat Tata Surya. Namun, secara ilmiah, mekanisme tersebut ternyata tidak sesederhana itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut badan yang didirikan pada 1958 tersebut, faktanya, bumi dan planet lain tidak benar-benar mengorbit langsung pada matahari. Berdasarkan hukum ketiga Kepler, pergerakan orbit ditentukan oleh interaksi massa antara dua benda yang saling memengaruhi gravitasi satu sama lain.

Hal yang sama berlaku di Tata Surya. Meskipun massa matahari sekira 1.048 kali lebih besar dari Jupiter, gaya gravitasi yang terjadi tetap bersifat dua arah, artinya kedua benda saling menarik dan berputar mengelilingi titik keseimbangan bersama.

NASA menjelaskan terdapat istilah barycenter yakni saat kedua bintang dengan massa yang sangat berbeda berputar pada pusat massa yang sama. Ini tak bergantung pada ukuran setiap objek yang bergerak.

“Gerak di sekitar barycenter dengan planet masif jadi salah satu metode untuk menemukan sistem planet dengan bintang-bintang jauh,” jelas NASA.

Di Tata Surya, IFL Science menuliskan objek barycenter biasanya berada di dekat Matahari karena massa yang paling besar. Namun adanya pengaruh Jupiter dan Saturnus, objek tersebut jarang ada di dalam Matahari.

Jadi Bumi tidak mengelilingi satu titik dalam Matahari, melainkan di bagian luarnya. Ini juga dikonfirmasi oleh astronom planet dan komunikator sains bernama James O’Donoghue.

“Secara umum para planet mengorbit Matahari secara umum, namun secara teknis planet-planet tidak mengorbit Matahari karena gravitasi yang utamanya dari Jupiter, artinya planet mengorbit pada titik baru di luar angkasa,” ucapnya di akun X.

Baca Juga :  Memandang Awan dan Matahari Terbit di Puncak Angin Pabuaran Sukabumi

Dia menambahkan jarang pusat massa tata surya sejajar dengan Matahari. Hal serupa juga terjadi pada planet dan satelit bulannya.

Salah satu contohnya Bulan mengorbit tidak persis di titik pusat Bumi. Namun 5.000 kilometer dari pusat Bumi, dan ini terus berubah karena Bulan terus menjauhi Bumi.

Matahari dan bumi dalam Islam menurut Tafsir ulama

Dalam Islam, bumi mengelilingi matahari merupakan pandangan yang didukung oleh banyak ulama kontemporer berdasarkan tafsir AlQuran, meskipun AlQuran tidak secara eksplisit menyebutkan “bumi mengelilingi matahari”.

Ayat-ayat seperti AlQuran Surah Luqman ayat 29 dan Surah Yasin ayat 40 ditafsirkan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari (revolusi) dan berputar pada porosnya (rotasi).

Adapun revolusi bumi adalah gerak bumi mengelilingi matahari. AlQuran juga berbica tentang bumi yang berotasi dan berevolusi. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Luqman, ayat 29 yang artinya:

“Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Pernyataan Alquran ini menandakan bahwa bumi berotasi. Sebagian dari bumi mengalami siang karena “dimasukkan” ke wilayah yang membelakangi matahari yang sedang mengalami malam.

Demikian pula sebaliknya. Itu sebabnya Alquran menggunakan kata “memasukkan” (yuuliju) untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pergantian siang dan malam.

Rotasi bumi merujuk pada gerakan berputarnya planet bumi pada sumbuhnya atau porosnya. Bumi berputar dari arah Barat ke arah Timur atau jika dilihat dari utara melawan arah jarum jam. Akibat pergerakan pada sumbuh atau porosnya, setiap daerah di permukaan bumi mengalami siang dan malam walaupun dengan panjang siang dan malam berbeda-beda.

Masa rotasi bumi pada porosnya dalam hubungannya dengan bintang (matahari) adalah 23 jam, 56 menit. Masa rotasi dalam kaitannya dengan matahari ialah 24 jam (pembulatan).

Baca Juga :  Memandang Awan dan Matahari Terbit di Puncak Angin Pabuaran Sukabumi

Sementara dalam Surah Yasin ayat 40: “Matahari tidak mungkin mengejar bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

Tafsir para ulama

Banyak ulama menafsirkan kata “beredar” (pada ayat-ayat di atas) sebagai pergerakan semua benda langit, termasuk bumi mengelilingi matahari.
Tafsir ini sejalan dengan penemuan ilmiah modern yang membuktikan peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi) dan pergerakan bumi pada porosnya (rotasi).

Tafsir lain yang juga ada adalah matahari yang mengelilingi bumi, yang dianggap sebagai pandangan tradisional.

Perdebatan mengenai pergerakan bumi atau matahari bukanlah masalah akidah yang pokok (furuiyyah) dalam Islam, melainkan lebih bersifat interpretatif berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan sains. Oleh karena itu, perbedaan pendapat di antara ulama tidak boleh menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.

Matahari dan bumi diciptakan 

Dalam Islam, bumi dan matahari diciptakan oleh Allah sebagai ciptaan yang saling melengkapi dan memiliki fungsi masing-masing. AlQuran menjelaskan keduanya diciptakan untuk melayani manusia dan beredar pada lintasannya masing-masing, dengan matahari sebagai sumber cahaya dan panas, sementara bumi adalah tempat tinggal manusia.

Matahari dan bulan juga berfungsi sebagai penunjuk waktu untuk ibadah, seperti salat dan menentukan tanggal dalam kalender Islam.

Fungsi dan peran bumi dan matahari dalam Islam

Baik bumi maupun matahari adalah bukti kekuasaan Allah SWT. Diciptakan dengan gunung, jalan-jalan luas, dan kondisi yang siap dihuni manusia. Sedangkan, matahari diciptakan sebagai sumber cahaya dan energi bagi seluruh alam.

Keduanya beredar pada garis edarnya masing-masing. Matahari berjalan pada lintasan atau orbitnya sendiri, dan pergerakannya menyebabkan pergantian siang dan malam. Bulan berputar mengelilingi bumi sebagai satelit alami, memantulkan cahaya matahari untuk menerangi bumi.

Penunjuk waktu ibadah

Matahari menjadi penanda waktu salat, seperti terbitnya fajar untuk subuh dan tengah hari untuk zuhur. Sedangkan bulan digunakan untuk menentukan tanggal dalam kalender Islam, seperti bulan Ramadan untuk puasa dan bulan Dzulhijjah untuk haji.

Berita Terkait

BMKG: Gempa Megathrust tinggal tunggu waktu, Sukabumi terdampak?
Direktur GBT BMKG: 30 kali gempa aftershocks guncang Kabandungan Sukabumi hari ini
Gempa Megathrust M9,0 dan tsunami ancam Selat Sunda, ini prediksi waktunya
Fakta dan sejarah Sesar Citarik: Membentang dari Sukabumi, Bogor hingga Bekasi
Sukabumi wajib waspada, BRIN: Siklus 600 tahun tsunami dipicu megathrust ancam jutaan warga di Jawa
Mengenal jangkauan dan kehebatan Rudal Merapi buatan Muhammadiyah
Bitchat: Aplikasi pesan tanpa internet buatan Jack Dorsey pendiri X, pesaing WA
Gempa megathrust tunggu waktu, Jawa Barat dan 11 wilayah RI terancam

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 02:00 WIB

NASA: Bumi tak lagi mengelilingi matahari, bagaimana tafsir ulama?

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 22:42 WIB

BMKG: Gempa Megathrust tinggal tunggu waktu, Sukabumi terdampak?

Minggu, 21 September 2025 - 12:50 WIB

Direktur GBT BMKG: 30 kali gempa aftershocks guncang Kabandungan Sukabumi hari ini

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 00:01 WIB

Gempa Megathrust M9,0 dan tsunami ancam Selat Sunda, ini prediksi waktunya

Senin, 25 Agustus 2025 - 09:14 WIB

Fakta dan sejarah Sesar Citarik: Membentang dari Sukabumi, Bogor hingga Bekasi

Berita Terbaru