Ebrahim Raisi Presiden Iran Terpilih Hasil Pemilu, Bagaimana Respon Israel?

- Redaksi

Senin, 21 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Iran Ebrahim Raisi | Foto: Majid Asgaripour/WANA/Reuters

Presiden Iran Ebrahim Raisi | Foto: Majid Asgaripour/WANA/Reuters

SUKABUMIHEADLINES.com – Ebrahim Raisi terpilih menjadi Presiden Iran dalam pemilihan Sabtu, 19 Juni 2021. Pria yang dikenal sebagai tokoh konservatif itu menggantikan presiden sebelumnya, Hassan Rouhani. Terpilihnya Raisi turut menuai kecaman dari Israel.

Melansir Republika.co.id, Ebrahim Raisi memperoleh 62 persen suara publik Iran. Dari 28,6 juta surat suara terhitung, sebanyak 17,8 juta di antaranya memilih Raisi. Sementara pesaingnya, Mohsen Rezai, meraih 3,3 juta suara.

Mohsen Rezai tetap mengucapkan selamat kepada Raisi. Dia berharap Raisi dapat membangun pemerintahan yang kuat dan populer guna menyelesaikan berbagai masalah Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Satu-satunya tokoh reformis yang turut berpartisipasi dalam pilpres Iran, yakni Abdolnasser Hemmati, turut mengucapkan selamat kepada Raisi.

Hassan Rouhani menyampaikan selamat kepada rakyat Iran. “Saya mengucapkan selamat kepada rakyat atas pilihan mereka. Ucapan selamat resmi saya akan menyusul, tapi kita tahu siapa yang mendapat cukup suara dalam pemilihan ini dan siapa yang dipilih oleh rakyat,” kata Rouhani.

Bagaimana tanggapan yang muncul setelah terpilihnya Ebrahim Raisi?

Dinukil dari Republika.co.id, Amnesty International dan Human Rights Watch mengatakan, terpilihnya Ebrahim Raisi merupakan pukulan bagi hak asasi manusia. Mereka menyerukan agar ada penyelidikan atas peran Raisi yang terlibat dalam eksekusi di luar hukum terhadap ribuan tahanan politik pada 1988.

“Kami terus menyerukan agar Ebrahim Raisi diselidiki atas keterlibatannya dalam kejahatan masa lalu dan yang sedang berlangsung di bawah hukum internasional, termasuk oleh negara-negara yang menjalankan yurisdiksi universal,” ujar Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard.

Baca Juga :  Inggris Janji Tuntut Israel Hentikan Penggusuran Rumah Warga Palestina

Hal yang sama juga disuarakan oleh Wakil Direktur Timur Tengah Human Right Watch, Michael Page. Dia mengatakan, pihak berwenang Iran membuka jalan bagi Ebrahim Raisi untuk menjadi presiden melalui penindasan dan pemilihan yang tidak adil.

“Sebagai kepala Kehakiman yang represif Iran, Raisi mengawasi beberapa kejahatan paling keji dalam sejarah Iran baru-baru ini, yang pantas diselidiki dan dipertanggungjawabkan daripada pemilihan jabatan tinggi,” ujar Page.

Sementara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengecam presiden Iran yang baru. Ia mengatakan hasil pemilihan presiden Iran menjadi tanda kekuatan dunia harus ‘bangun’ sebelum bergabung kembali ke kesepakatan nuklir Iran.

“Di antara semua orang yang bisa ia pilih (Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali) Khamenei memilih algojo Teheran, orang yang terkenal di Iran dan seluruh dunia, memimpin komite kematian eksekusi ratusan warga Iran tak bersalah selama bertahun-tahun,” kata Bennett, Ahad, 20 Juni 2021.

Iran dan kekuatan dunia melanjutkan perundingan tak langsung mengenai bergabungnya kembali Amerika Serikat (AS) dan Iran ke perjanjian yang dikenal Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Kesepakatan itu bertujuan untuk menahan program nuklir Iran dengan imbalan dicabutnya sanksi-sanksi internasional ke negara itu.

Pembicaraan Ahad ini menjadi perundingan pertama sejak Raisi terpilih. Israel menentang JCPOA dan mendukung keputusan mantan Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian tersebut pada tahun 2018. Langkah Trump menerapkan kembali sanksi ke Iran mendorong Teheran perlahan-lahan melanggar ketetapan yang sudah disepakati dalam JCPOA.

Baca Juga :  Hamas Gencatan Senjata di Gaza, Hizbullah Tetap Gempur Israel dari Lebanon

“(Hasil pemilihan presiden Iran) kesempatan terakhir kekuatan dunia untuk bangun sebelum kembali ke kesepakatan nuklir dan memahami siapa yang mereka hadapi,” kata Bennett.

“Orang-orang ini pembunuh, pembunuh massal; rezim algojo brutal yang seharusnya tidak boleh memiliki senjata pemusnah massal yang tidak hanya dapat membunuh ribuan tapi jutaan orang,” tambahnya.

Seperti apa sosok Ebrahim Raisi?

Raisi adalah seorang garis keras yang berada di bawah sanksi oleh Amerika Serikat (AS). Dia merupakan seorang kritikus keras negara-negara Barat. Dia berada di bawah sanksi AS karena dugaan keterlibatan dalam eksekusi tahanan politik beberapa dekade lalu.

“Jika terpilih, Raisi akan menjadi presiden Iran pertama yang dikenai sanksi sebelum dia menjabat, dan berpotensi dikenai sanksi saat menjabat,” kata analis Jason Brodsky, dilansir al-Arabiya.

Brodsky mengatakan, fakta itu dapat mengkhawatirkan Washington dan Iran liberal, terlebih fokus tajam Presiden AS Joe Biden adalah hak asasi manusia secara global.

Raisi adalah seorang tokoh tingkat menengah dalam hierarki ulama Muslim Syiah Iran. Raisi diangkat oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebagai kepala kehakiman pada 2019. Beberapa bulan kemudian, AS menjatuhkan sanksi kepada Raisi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi tahanan politik pada 1980-an dan penindasan kerusuhan pada 2009.

Berita Terkait

Kemenangan politikus Muslim, Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York City
Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk
Setelah bertemu Presiden Rusia, Iran tembakkan rudalnya ke Qatar dan Irak
Tampilkan peta pangkalan militer AS, Iran kirim pesan semua dalam jangkauan rudal
Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami
Presiden AS klaim serang area sekitar situs nuklir Fordow Iran, tapi tak ada bukti
Khusus Yahudi, warga Kristen dan Muslim dilarang masuk bunker Israel
Tel Aviv porak-poranda dihantam rudal balistik Iran dengan hulu ledak bom cluster

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 00:52 WIB

Kemenangan politikus Muslim, Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York City

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:00 WIB

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Selasa, 24 Juni 2025 - 02:45 WIB

Setelah bertemu Presiden Rusia, Iran tembakkan rudalnya ke Qatar dan Irak

Senin, 23 Juni 2025 - 20:02 WIB

Tampilkan peta pangkalan militer AS, Iran kirim pesan semua dalam jangkauan rudal

Minggu, 22 Juni 2025 - 22:42 WIB

Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami

Berita Terbaru

Internasional

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:00 WIB