Hutan Mangrove Sukabumi, Wisata Edukasi untuk Keluarga Tercinta

- Redaksi

Jumat, 14 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wisata Hutan Mangrove di Ciemas, Sukabumi. l Istimewa

Wisata Hutan Mangrove di Ciemas, Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com I CIEMAS – Sahabat travellers, bicara tentang destinasi wisata di Sukabumi memang tidak akan pernah selesai, apalagi membicarakan wisata alamnya yang memang tidak ada habisnya. Salah satunya, adalah wisata alam Hutan Mangrove yang berada di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, tepatnya di Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Tempat wisata yang satu ini cocok untuk berlibur bersama anak dan keluarga tercinta karena bisa sekalian belajar mengenalkan tanaman mangrove kepada si buah hati.

Jujun, Ketua BUM Desa Mandrajaya menjelaskan, spot hutan mangrove Cikadal dahulunya dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan alor ateul (rawa gatal-red), yakni kawasan hutan bakau seluas kurang lebih sepuluh hektare di sepanjang Pantai Cikadal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jadi dulunya tempat ini sering disebut rawa alor ateul (rawa gatal-red) oleh warga di sini. Kawasan ini luasnya kurang lebih sepuluh hektare yang di dalamnya terdapat tumbuhan bakau jenis Rhizophora, Avicennia (api-api), serta kawasan Tambak Udang PT Labuan Monodon,” papar Jujun kepada sukabumiheadline.com. Kamis (14/1/2022) malam.

Baca Juga :  Memahami Cara Umat Buddha Memelihara Keberagaman di Sukabumi

Masih kata Jujun, hutan mangrove ini juga menjadi habitat bagi para satwa seperti monyet, burung laut, dan juga ikan nila yang di restocking oleh warga.

“Hutan ini tidak hanya menawarkan tumbuhan bakau saja, tetapi juga menjadi habitat monyet dan burung laut, serta ikan nila yang di restocking oleh kelompok masyarakat konservasi,” kata Jujun yang juga sebagai pengelola Wisata Hutan Mangrove.

Untuk mencapai ke lokasi ini, jika dari arah Tamanjaya atau kantor Kecamatan Ciemas, Anda harus menempuh perjalanan sekira 26 kilometer. Sedangkan dari Kantor Desa Mandrajaya, jika menggunakan roda empat bisa memakan waktu kurang lebih satu jam, atau jika menggunakan roda dua memakan waktu setengah jam.

“Kalau mau lokasi ini bisa dari arah Tamanjaya atau Kantor Kecamatan Ciemas, kira-kira jaraknya 26 kilometer menuju arah Pantai Palangpang, Desa Ciwaru. Nah, kalau dari arah kantor Desa Mandrajaya sekitar dua kilometer baru bisa sampai ke lokasi, waktu tempuhnya kalau memakai kendaraan roda empat, bisa sekira satu jam. Sedangkan dengan roda dua sekira 30 menit. Terus ada juga jalan alternatif buat kendaraan roda dua, yaitu dari Balai RK (Balai Serbaguna) lewat Jembatan Kisohir,” jelasnya.

Baca Juga :  Miris, pelajar di Sukabumi setiap hari harus lewati jembatan miring untuk ke sekolah

Kawasan yang dikelola oleh BUM Desa dan Karang Taruna setempat itu, tambah Jujun, memiliki daya tarik sebagai wisata edukasi alam yang memberikan informasi tentang pentingnya konservasi pesisir pantai.

“Yang menarik dari kawasan ini adalah sebagai wisata edukasi alam, biasanya pengunjung akan mendapatkan informasi dari para guide tentang pentingnya konservasi pesisir pantai. Selain itu lokasinya yang dekat dengan Pantai Cikadal, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan,” tambah pria 32 tahun itu.

Adapun, kata dia, Fasilitas yang ditawarkan di lokasi Hutan Mangrove ini adalah gazebo, lalu ada jembatan kayu yang sengaja dibangun untuk melihat langsung tumbuhan bakau dari dalam.

“Fasilitas di sini ada gazebo untuk wisatawan yang ingin sekadar santai, terus ada jembatan untuk kita melihat langsung dari dalam tumbuhan bakau atau mangrove. Selain itu, wisatawan biasanya juga biasa selfie di jembatannya,” pungkas Jujun.

Untuk sekadar informasi, tempat ini dibuka setiap hari dengan biaya masuk seikhlasnya dan tersedianya kotak amal untuk biaya kebersihan.

Berita Terkait

Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi
12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, begini sejarahnya
Wanita Sukabumi, ini 5 model rambut pendek dan medium akhir tahun 2025
Peran utama di Dilan ITB 1997, Ariel bantah atur Milea dan stres karena ini
Tak sekadar penghias taman, pucuk merah cegah penyakit dan bermanfaat untuk kesehatan
Profil lengkap Kia Florita, istri Wakil Wali Kota Sukabumi pernah alami pelecehan
Band Romantic Pop asal Sukabumi, Himalayan rilis Tak Hanya Untukku
5 model blazer brokat motif batik untuk Hijabers Sukabumi, mewah, anggun bak putri raja

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 12:55 WIB

12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, begini sejarahnya

Selasa, 11 November 2025 - 19:28 WIB

Wanita Sukabumi, ini 5 model rambut pendek dan medium akhir tahun 2025

Senin, 10 November 2025 - 18:44 WIB

Peran utama di Dilan ITB 1997, Ariel bantah atur Milea dan stres karena ini

Minggu, 9 November 2025 - 16:43 WIB

Tak sekadar penghias taman, pucuk merah cegah penyakit dan bermanfaat untuk kesehatan

Minggu, 9 November 2025 - 10:48 WIB

Profil lengkap Kia Florita, istri Wakil Wali Kota Sukabumi pernah alami pelecehan

Berita Terbaru