Inspiratif, kepsek perempuan di Sukabumi ubah SD jadi destinasi wisata budaya edukatif

- Redaksi

Selasa, 28 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Padi dijemur dengan cara diikat, dan leuit atau bangunan khas Sunda tempat menyimpan padi di SDN 3 Surade Sukabumi - Ist

Padi dijemur dengan cara diikat, dan leuit atau bangunan khas Sunda tempat menyimpan padi di SDN 3 Surade Sukabumi - Ist

sukabumiheadline.com – Sebuah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diubah menjadi destinasi wisata budaya yang edukatif. Tampilan bangunan sekolah tidak sekadar berubah, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang mudah dipelajari dan dirasakan para siswa.

SDN 3 Surade berada jauh dari pusat ibu kota kabupaten, Palabuhanratu, terletak di wilayah selatan Sukabumi. Namun, tetiba sekolah ini dikenal luas masyarakat berkat terobosan yang dilakukan oleh sang kepala sekolah (kepsek), Tuti Lisnawati.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pagar bambu mengitari bangunan SDN 3 Surade Sukabumi
Pagar bambu mengitari bangunan SDN 3 Surade Sukabumi – Ist

Berkat sentuhannya, bangunan sekolah yang lazimnya didesain kaku, kini tampak asri dengan berbagai tanaman berharga di berbagai sudut bangunan. Dari mulai tanaman hias, seperti bonsai, juga sejumlah jenis tanaman yang umum dikenal memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh di kalangan masyarakat Sunda.

Melihat sekolah ini, daya tarik utama ketika mengunjunginya, adalah deretan pagar bambu berwarna coklat yang menciptakan nuansa alam pedesaan, menyerupai suasana di ‘Lembur Pakuan’, kediaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Kabupaten Subang.

Baca Juga :  Bergaya sultan di sosmed, wanita asal Sukaraja Sukabumi bawa kabur uang paket Lebaran ratusan juta
Ornamen khas Sunda di SDN 3 Surade Sukabumi
Ornamen khas Sunda di SDN 3 Surade Sukabumi – Ist

Tak hanya itu, sejumlah ornamen yang biasa disimpan di interior dan eksterior rumah pun tidak terlewatkan. Dari mulai karakter wayang golek hingga nyiru dan gayung air terbuat dari bahan batok kelapa.

Di sisi lain, para siswa juga dikenalkan dengan kebiasaan masyarakat Sunda menjemur padi, yakni dengan cara diikat atau lazim disebut “sapocong”, kemudian disimpan di dalam bangunan terbuat dari kayu dengan dinding bilik bambu. Pemandangan seperti ini lazim ditemui di kasepuhan atau kampung adat Gelaralam atau Cipta Rasa.

Gazebo di SDN 3 Surade Sukabumi
Gazebo di SDN 3 Surade Sukabumi – Ist

Di bagian depan sekolah, juga nampak berdiri sebuah gazebo berbentuk panggung dengan hiasan kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih.

Tak cukup sampai di situ, kegiatan ekstrakurikuler seni Sunda seperti degung dan gamelan juga aktif dipelajari. Bahkan, di salah satu sudut bangunan juga terdapat praktik budidaya jamur tiram.

Budidaya jamur tiram SDN 3 Surade Sukabumi
Budidaya jamur tiram SDN 3 Surade Sukabumi – Ist

Kemudian, untuk mengenalkan para siswa ke kuliner khas Sunda, sejumlah ibu-ibu pun tak ketiggalan menjajaan jajanan khas Tatar Pasundan. Kue-kue tradisional hingga nasi tumpeng dengan bakakak ayam di atasnya, tersaji di nampan yang diletakkan di atas meja.

Baca Juga :  Minimarket, pabrik dan belasan rumah di Cidahu Sukabumi diterjang banjir

Orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah dan siswa seolah diajak kembali ke masa silam dengan menyantap berbagai kuliner tempo dulu, seperti papais, bakecrot hingga ketimus.

Jajanan khas Sunda di SDN 3 Surade Sukabumi
Jajanan khas Sunda di SDN 3 Surade Sukabumi – Ist

Inisiatif kepsek

Mengutip dari media sosial Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, inisiatif penataan sekolah tersebut muncul dari Tuti Lisnawati yang kemudian dikerjakan secara swadaya.

Tuti Lisnawati menjelaskan bahwa penataan lingkungan ini adalah bagian krusial dari proses pendidikan.

“Suasana yang tertata dan bersih tidak hanya menumbuhkan semangat belajar, tapi juga menanamkan kepedulian lingkungan pada siswa,” ujarnya dikutip sukabumiheadline.com, Selasa (21/10/2025).

Tuti mengaku menggunakan dana pribadinya untuk mewujudkan visi sekolah yang berbudaya ini.

Alhamdulillah, sebagian besar biaya, termasuk untuk membeli bambu di dinding taman, berasal dari kebun pribadi saya,” ungkap dia.

Berkat inovasinya, kini, bangunan SDN 3 Surade tidak hanya indah dipandang mata, namun juga menyajikan wisata budaya yang edukatif, mudah dipahami, dipraktikkan, dan dirasakan.

Berita Terkait

Sahara asal Parakasalak Sukabumi, mahasiswi IPB University termuda baru berusia 15 tahun
Workshop peningkatan profesionalisme guru melalui pembelajaran interaktif di Bojonggenteng Sukabumi
15 jurusan kuliah madesu menurut Federal Reserve Bank of New York
Jeblok! RLS di Kabupaten Sukabumi 2025 hanya 7,63 tahun: Ranking 25 dari 27
Harvard University: 10 jurusan kuliah ketinggalan zaman, ada akuntansi, komputer, teknik mesin
15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1
Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi
Mulai dari TK Pemerintah tetapkan Wajib Belajar 13 Tahun

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 22:52 WIB

Sahara asal Parakasalak Sukabumi, mahasiswi IPB University termuda baru berusia 15 tahun

Sabtu, 29 November 2025 - 21:25 WIB

Workshop peningkatan profesionalisme guru melalui pembelajaran interaktif di Bojonggenteng Sukabumi

Jumat, 28 November 2025 - 01:00 WIB

15 jurusan kuliah madesu menurut Federal Reserve Bank of New York

Kamis, 27 November 2025 - 17:14 WIB

Jeblok! RLS di Kabupaten Sukabumi 2025 hanya 7,63 tahun: Ranking 25 dari 27

Minggu, 23 November 2025 - 15:14 WIB

Harvard University: 10 jurusan kuliah ketinggalan zaman, ada akuntansi, komputer, teknik mesin

Berita Terbaru

Rambut beruban - sukabumiheadline.com

Hikmah

Ada pesan Tuhan di balik rambut beruban menurut Islam

Senin, 8 Des 2025 - 03:30 WIB