sukabumiheadline.com – Sebuah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diubah menjadi destinasi wisata budaya yang edukatif. Tampilan bangunan sekolah tidak sekadar berubah, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang mudah dipelajari dan dirasakan para siswa.
SDN 3 Surade berada jauh dari pusat ibu kota kabupaten, Palabuhanratu, terletak di wilayah selatan Sukabumi. Namun, tetiba sekolah ini dikenal luas masyarakat berkat terobosan yang dilakukan oleh sang kepala sekolah (kepsek), Tuti Lisnawati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkat sentuhannya, bangunan sekolah yang lazimnya didesain kaku, kini tampak asri dengan berbagai tanaman berharga di berbagai sudut bangunan. Dari mulai tanaman hias, seperti bonsai, juga sejumlah jenis tanaman yang umum dikenal memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh di kalangan masyarakat Sunda.
Melihat sekolah ini, daya tarik utama ketika mengunjunginya, adalah deretan pagar bambu berwarna coklat yang menciptakan nuansa alam pedesaan, menyerupai suasana di ‘Lembur Pakuan’, kediaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Kabupaten Subang.

Tak hanya itu, sejumlah ornamen yang biasa disimpan di interior dan eksterior rumah pun tidak terlewatkan. Dari mulai karakter wayang golek hingga nyiru dan gayung air terbuat dari bahan batok kelapa.
Di sisi lain, para siswa juga dikenalkan dengan kebiasaan masyarakat Sunda menjemur padi, yakni dengan cara diikat atau lazim disebut “sapocong”, kemudian disimpan di dalam bangunan terbuat dari kayu dengan dinding bilik bambu. Pemandangan seperti ini lazim ditemui di kasepuhan atau kampung adat Gelaralam atau Cipta Rasa.

Di bagian depan sekolah, juga nampak berdiri sebuah gazebo berbentuk panggung dengan hiasan kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih.
Tak cukup sampai di situ, kegiatan ekstrakurikuler seni Sunda seperti degung dan gamelan juga aktif dipelajari. Bahkan, di salah satu sudut bangunan juga terdapat praktik budidaya jamur tiram.

Kemudian, untuk mengenalkan para siswa ke kuliner khas Sunda, sejumlah ibu-ibu pun tak ketiggalan menjajaan jajanan khas Tatar Pasundan. Kue-kue tradisional hingga nasi tumpeng dengan bakakak ayam di atasnya, tersaji di nampan yang diletakkan di atas meja.
Orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah dan siswa seolah diajak kembali ke masa silam dengan menyantap berbagai kuliner tempo dulu, seperti papais, bakecrot hingga ketimus.

Inisiatif kepsek
Mengutip dari media sosial Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, inisiatif penataan sekolah tersebut muncul dari Tuti Lisnawati yang kemudian dikerjakan secara swadaya.
Tuti Lisnawati menjelaskan bahwa penataan lingkungan ini adalah bagian krusial dari proses pendidikan.
“Suasana yang tertata dan bersih tidak hanya menumbuhkan semangat belajar, tapi juga menanamkan kepedulian lingkungan pada siswa,” ujarnya dikutip sukabumiheadline.com, Selasa (21/10/2025).
Tuti mengaku menggunakan dana pribadinya untuk mewujudkan visi sekolah yang berbudaya ini.
“Alhamdulillah, sebagian besar biaya, termasuk untuk membeli bambu di dinding taman, berasal dari kebun pribadi saya,” ungkap dia.
Berkat inovasinya, kini, bangunan SDN 3 Surade tidak hanya indah dipandang mata, namun juga menyajikan wisata budaya yang edukatif, mudah dipahami, dipraktikkan, dan dirasakan.









