Jalan di Sukabumi Cepat Rusak, Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Kritisi Penyebabnya

- Redaksi

Kamis, 2 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jalan rusak di Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

Jalan rusak di Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Banyaknya jalan rusak di Kota dan Kabupaten Sukabumi saat musim penghujan, menjadi pekerjaan rumah yang tidak ada hentinya bagi pemerintah daerah. Kondisi jalan rusak sering kali menyebabkan kecelakaan, hingga jatuh korban harta dan jiwa.

Tidak sedikit pengguna jalan meregang nyawa dan mengalami kerugian harta akibat terperosok atau tertabrak kendaraan lain yang menghindari jalan rusak tersebut.

sukabumiheadline.com. Kamis (2/12/2021), meminta pendapat Ardin Rozandi, Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi terkait jalan rusak meskipun baru beberapa pekan atau bulan diperbaiki. Berita terkait: Duta Batik Nusantara dan Hobi Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Ardin, dari perspektif dirinya, banyak hal menjadi penyebab jalan cepat rusak. Namun, ia menyebut, sedikitnya terdapat dua penyebab utama jalanan menjadi cepat rusak.

“Apabila melihat dari sisi ketekniksipilan, hal utama penyebab jalan cepat rusak yang pertama, ketiadaan atau akibat tersumbatnya drainase,” kata pria berusia 27 tahun itu kepada sukabumiheadline.com, Kamis (2/12/2021).

Baca Juga :  Ratusan Botol Miras Diamankan Polisi dari Rumah di Cikole Sukabumi, Ini Daftarnya

Ardin menambahkan, ketiadaan atau rusaknya drainase akan menjadi penyebab utama rusaknya jalanan di sekitar tempat yang menjadi titik terjadi kerusakan saluran drainase tersebut.

“Seperti saat ini, pada musim hujan seperti ini, kan tentunya luapan air besar sekali volumenya. Sehingga luapan air dalam volume besar itu harusnya diberikan saluran untuk mengalirkan air hujan agar tidak mengendap,” jelas dia.

Namun, sebut Ardin, fakta berbicara berbeda, di Sukabumi masih banyak yang tidak difasilitasi drainase di sisi kanan dan kiri jalan, atau kalaupun ada namun tidak berfungsi baik. Hal itu, menurutnya, tentu mengakibatkan air tersebut meluap sampai ke jalan jalan, mengendap hingga kemudian mengakibatkan kerusakan jalan.

“Penyebab kedua, masih sering saya melihat, dan apabila tidak ditindak tegas maka perbaikan yang selama ini dilakukan tidak akan ada manfaatnya adalah penggunaan jalan tidak sesuai kapasitasnya.  Contoh seperti ini, setiap jalan sebenarnya memiliki batasan dalam menerima beban terberat, dan memiliki kategori kelas jalan dengan masing-masing kelas jalan, yakni I, II, IIIA, IIIB, dan IIIC,” jelasnya.

Baca Juga :  Terlibat Pembunuhan Warga Sukabumi, Istri Mbah Slamet: Suami Jarang Pulang Sejak Ada Wanita Lain

“Berdasarkan tipe kelas jalan tersebut ada beberapa kelas jalan yang sebenarnya tidak boleh dilewati kendaraan dengan muatan yang over tonage atau sangat berat, seperti kontainer, truk besar, dan sejenisnya. Namun, kenyataannya masih banyak kendaraan tipe jenis itu melintasi jalan yang seharusnya tidak dilewati oleh kendaraan sesuai kelasnya. Hal itu mengakibatkan kerusakan jalan,” papar Ardin.

Kesalahan dari Mulai Perencanaan

“Solusi dari saya, harus ada tindakan tegas dari pemerintah, baik dari regulasi maupun sanksi bagi para pelanggar,” ungkap Ardin.

Ia menambahkan, selain penerapan sanksi yang tegas, juga perlu adanya sosialisasi terkait peruntukan jalan sesuai kelasnya.

“Memang tidak bisa dipungkiri masih banyak yang awam atau belum mengetahui secara keilmuan terkait kelas-kelas jalan tersebut. Hal itu menurut saya penting untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan,” cetus dia.

Namun yang tak kalah penting, sebut Ardin, perlu adanya perbaikan dimulai dari tahap perencanaan, kemudian perlunya peningkatan kualitas material yang digunakan untuk membangun jalan, terutama aspal.

“Saya menilai, masih banyak ditemui kesalahan dalam penggunaan material yang digunakan, termasuk di dalamnya kesalahan dari mulai perencanaan,” tandasnya.

Berita Terkait

Berlaku besok, begini suara pelajar Sukabumi soal jam masuk 06.30 dan 5 hari sekolah
Menghitung angka kelahiran di Kota Sukabumi 4 tahun terakhir
Kronologi perusakan rumah singgah di Cidahu Sukabumi, KDM: Saya kawal proses hukumnya
356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 19:01 WIB

Berlaku besok, begini suara pelajar Sukabumi soal jam masuk 06.30 dan 5 hari sekolah

Kamis, 10 Juli 2025 - 02:45 WIB

Menghitung angka kelahiran di Kota Sukabumi 4 tahun terakhir

Senin, 30 Juni 2025 - 18:35 WIB

Kronologi perusakan rumah singgah di Cidahu Sukabumi, KDM: Saya kawal proses hukumnya

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:33 WIB

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Berita Terbaru

RSI Assyifa Sukabumi - Ist

Khazanah

Mengenal pemilik dan sejarah singkat RSI Assyifa Sukabumi

Jumat, 18 Jul 2025 - 03:39 WIB