La Nina berakhir, warga Sukabumi waspada musim kemarau panjang

- Redaksi

Jumat, 28 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi musim kemarau - Istimewa

Ilustrasi musim kemarau - Istimewa

sukabumiheadline.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan anomali iklim La Nina di wilayah Indonesia berakhir, merujuk pada pertengahan bulan Maret 2025.

“La Nina telah berakhir. Artinya, musim kemarau akan normal. Semoga cuaca kondusif,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Karenanya, warga Sukabumi, Jawa Barat, terutama yang berusaha di sektor pertanian wajib mewaspadai fenomena alam tersebut. Hal itu karena Menurut Dwikorita, musim kemarau di Indonesia akan dimulai secara bertahap mulai Maret ini hingga April mendatang. Beberapa wilayah di Indonesia akan terdampak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Awal musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin monsun Asia atau angin daratan beralih menjadi angin monsun Australia yang aktif,” ujar Dwikorita.

Baca Juga :  Jokowi Klaim Penggundulan dan Kebakaran Hutan Turun Signifikan

Dwikorita mengimbau di sektor pertanian, dapat, menyesuaikan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih awal maupun lebih lambat. Mulai dari memilih varietas tahan kekeringan, serta mengoptimalkan pengelolaan air di daerah dengan musim kemarau lebih kering dari normal.

Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami musim kemarau lebih basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian.

Musim kemarau tahun ini dengan kondisi iklim normal, tanpa pengaruh kuat dari iklim laut dari ENSO dan IOD. Namun demikian, bukan berarti tidak ada hujan karena ada beberapa wilayah Indonesia yang memiliki sifat musim kemarau di atas normal yang memungkinkan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

Baca Juga :  BMKG Prediksi November Rain, Tapi...

Namun, menurut analisa BMKG, iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023 yang berdampak pada banyak kebakaran hutan dan musim kemarau tahun 2025 cenderung mirip dengan kondisi musim kemarau tahun 2024.

Sementara, hasil monitoring indeks IOD dan ENSO, Dasarian I Maret 2025 menunjukkan IOD berada pada kategori Netral dengan indeks-0.31. Fase IOD Netral diprediksi akan bertahan hingga semester kedua tahun 2025.

Sementara itu, anomali SST di Nino 3.4 menunjukkan indeks sebesar 0.30. Kondisi ini mengindikasikan ENSO Netral dan diprediksi akan tetap Netral hingga semester kedua tahun 2025.

Berita Terkait

Prakiraan 22-28 Desember, BMKG prediksi Sukabumi diliputi cuaca ekstrem saat Natal
Climate Data: Sukabumi diguyur hujan hingga akhir 2025, cek suhu harian tertinggi dan terendah
Tinjauan pakar geologi soal fenomena sinkhole di dunia, nomor 5 di Sukabumi
Prakiraan cuaca Sukabumi 10 hari ke depan, mamingan kuyup
Analisis geologi gempa bumi di Sukabumi: Wilayah Tersier, batuan sedimen rombakan gunung api
Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi
5 penemuan termahal di dunia, ternyata ada bulu burung
BRIN uji laboratorium zat berbahaya 60 sampel vape atau rokok elektrik, begini hasilnya

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 18:54 WIB

Prakiraan 22-28 Desember, BMKG prediksi Sukabumi diliputi cuaca ekstrem saat Natal

Minggu, 21 Desember 2025 - 00:01 WIB

Climate Data: Sukabumi diguyur hujan hingga akhir 2025, cek suhu harian tertinggi dan terendah

Jumat, 19 Desember 2025 - 00:20 WIB

Tinjauan pakar geologi soal fenomena sinkhole di dunia, nomor 5 di Sukabumi

Kamis, 18 Desember 2025 - 19:08 WIB

Prakiraan cuaca Sukabumi 10 hari ke depan, mamingan kuyup

Kamis, 11 Desember 2025 - 03:29 WIB

Analisis geologi gempa bumi di Sukabumi: Wilayah Tersier, batuan sedimen rombakan gunung api

Berita Terbaru

Internasional

700 lebih perusahaan bangkrut, 800 antre! PHK massal di AS

Rabu, 31 Des 2025 - 03:20 WIB