28.5 C
Sukabumi
Rabu, September 11, 2024

Suzuki SUI 125 Meluncur, Spesifikasi Vespa Banget Harga Terjangkau

sukabumiheadline.com l Skutik modern Suzuki Vespa SUI...

Smartphone dengan Peforma Mewah, Spesifikasi Xiaomi 13T Dilengkapi Kamera Leica

sukabumiheadline.com - Xiaomi selalu menjadi incaran bagi...

Yakin Wanita Sukabumi Tak Minat Beli Yamaha QBIX 125? Intip Spesifikasi dan Harganya

sukabumiheadline.com l Yamaha QBIX 125 telah mengaspal...

Alarm BMKG, El Nino Kirim Hawa Horor Bagi Petani di Sukabumi

SukabumiAlarm BMKG, El Nino Kirim Hawa Horor Bagi Petani di Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com l Warga Sukabumi, Jawa Barat, terutama yang berprofesi sebagai petani wajib mewaspadai karena alarm dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali menyala.

BMKG mengingatkan kewaspadaan wajib ditingkatkan karena dipicu datangnya El Nino yang diprediksi bakal mengirim hawa horor ke Indonesia.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, El Nino punya probabilitas 50% menyambangi Indonesia pada Juni-Agustus 2023. Efeknya pun tergolong mengkhawatirkan karen curah hujan bakal berkurang drastis, sehingga sejumlah wilayah diprediksi bakal mengalami kekeringan.

“Ada 50% peluang mengalami El Nino lemah. Dampaknya kekeringan karena curah hujan berkurang,” terang Dwikorita konferensi pers, Jumat (27/1/2023) lalu.

Berdasarkan catatan data ONI, triple-dip La Nina selalu diikuti kejadian El Nino. Dari dua kejadian sebelumnya itu, El Nino selalu terjadi lebih dari satu tahun. La Nina 1973/1974/1975 diikuti El Nino 1976 dan 1977. Sedangkan La Nina 1998/1999/2000 diikuti El Nino 2002 dan El Nino 2004.

Ini memberikan indikasi bahwa La Nina 2020/2021/2022 juga berpotensi diikuti El Nino lebih dari satu kali. Akibat yang ditimbulkannya pun tidak tanggung-tanggung, karena ada aliran massa udara basah dari wilayah Indonesia ke Samudra Pasifik.

“Artinya di wilayah Indonesia ini kehilangan massa udara basah,” jelas Dwikorita.

Logika sederhananya, berkurangnya curah hujan. Ini memicu potensi lebih kering dari tiga tahun terakhir. Dengan demikian, risiko gagal panen mengancam para petani di Sukabumi, serta potensi kebakaran hutan di wilayah lainnya di Indonesia.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer

×