sukabumiheadline.com – Industri mode selalu berkembang dari waktu ke waktu, menghadirkan trend baru yang memikat hati dan mencerminkan semangat era tersebut.
Salah satu periode yang paling berkesan dalam sejarah fesyen adalah era 70 hingga 90an. Era ini dianggap sebagai puncak dari perubahan sosial, budaya, dan politik, hingga desain busana pun ikut merespon dengan gaya yang ceria, berani, penuh ekspresi, dan penampilan yang unik.
Trend busana masa-masa ini juga sangat memengaruhi gaya busana kalangan generasi muda Sukabumi, Jawa Barat, pada masa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu bagaimana sebetulnya sejarah fesyen pada dekade ini? Berikut adalah rangkuman empat fakta sejarah industri mode tahun 70-90an.
1. Berawal dari Gaya Hippie di era 1960an
Beberapa sumber menyatakan bahwa trend mode tahun 1970an awalnya dipengaruhi oleh hippie style yang sempat menjadi kultur baru di Amerika pada akhir 1960an.
Kaum hippie berawal dari perkumpulan mahasiswa berusia dua puluhan di Amerika Serikat yang merasa terasing dari masyarakat kelas menengah yang mereka lihat didominasi oleh materialisme dan represi. Mereka kemudian mengembangkan gaya hidup khas mereka sendiri yang eksperimental dengan ketertarikan lebih pada kesenian.

Dalam perkembangannya, gaya yang meminjam elemen budaya non-Western, seperti dari Asia Barat, Afrika, Meksiko, dan India ini mencerminkan sikap yang bebas dan tidak terikat, terlihat dari para pelakunya yang sering mendengarkan musik psychedelic rock dan tidak jarang juga mengonsumsi obat-obatan terlarang.
2. Trend Busana Era 70an
Fesyen 1970-an dimulai dengan kelanjutan tren mode dari dekade sebelumnya, yaitu gaya hippie yang populer pada akhir 1960-an. Gerakan hippie menganjurkan kebebasan individu, perdamaian, dan cinta alam yang tercermin dalam gaya pakaian mereka yang santai, longgar, dan dipengaruhi oleh budaya etnis.
Pengaruh ini terus berlanjut di awal 1970-an, dengan gaun maxi, baju rajut, dan aksesori mencolok seperti kalung panjang, gelang karet, dan topi berbulu menjadi tren yang populer.

Lalu periode pertengahan tren mode dipengaruhi oleh musik, film, dan selebriti yang mempopulerkan mode berbeda. Film Saturday Night Fever yang dirilis pada tahun 1977 menginspirasi trend mode disko yang glamor.
Selain itu brand mewah Saint Laurent Rusia juga mengeluarkan koleksi Fall/Winter 1976/77 dengan bahan kain yang mewah menandai kembalinya tren mewah dan glamor, namun tetap mengusung konsep DIY atau handmade.

Namun, pada periode akhir 1970an, mode yang populer adalah punk style yang juga dipengaruhi oleh musik. Pergerakan punk sebenarnya telah muncul sejak tahun 1960an di Amerika Serikat, namun menjadi semakin besar di pertengahan tahun 1970an yang dipicu permasalahan ekonomi pasca perang seperti resesi dan pengangguran.
3. Trend Busana Era 80an
Fesyen tahun 80-an yang dulu sempat populer dan kembali menjadi tren adalah mom jeans! Jeans jenis ini mempunyai potongan yang longgar serta bagian pinggangnya yang high-waisted.

Panjang mom jeans juga biasanya hanya sampai pergelangan kaki, jadi sangat cocok untuk dipadukan dengan kemeja atau kaos untuk melengkapi gaya casual.

4. Trend Busana Era 90an
Film Dilan 1990 yang diadaptasi dari novel populer karya Pidi Baiq ini sangat fenomenal di awal tahun ini. Film ini berhasil membuat baper penonton dengan kata-kata romantisnya. Dilan 1990 juga kembali mempopulerkan tren fesyen yang nge-hits di tahun itu.

Jaket jeans dengan desain yang sedikit unik dengan kerah beludru berwarna cokelat dan emblem bendera Amerika Serikat terbalik ini menjadi andalan karakter utama Dilan (Iqbaal Ramadhan) ketika pergi naik motor, belajar di sekolah hingga kencan.

Sepatu sneakers Warrior yang dikenakan Dilan ini sempat menjadi tren di tahun 90-an. Seolah mengulang trend fesyen pada era 80an, tahun 1990an juga sangat populer kemeja dan kaus gombrong untuk acara santai seperti yang dikenakan Dilan cs. Kaus atau kemeja dimasukkan ke dalam dan ditambah sabuk hitam agar terlihat rapi.
5. Trend Busana Era 2000an yang Kembali Populer
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa fesyen 2YK muncul pada awal 2000an hingga 2010, padahal sebenarnya lebih dari itu. Gaya estetik ini muncul pada tahun-tahun terakhir tahun 1990-an, ketika orang merasa takut dan gembira mengantisipasi datangnya kebangkitan teknologi.
Untuk kebanyakan orang, termasuk di Sukabumi, tahun 2000 menandai awal dari era yang baru dan bagi sebagian orang berarti akhir dunia.
Karenanya, budaya akhir 1990-an dibentuk oleh konsumerisme mewah, penimbunan deadstock desainer, dan mengejar trend futuristik melalui pakaian.

Pakaian dan streetwear dari era ini menampilkan banyak sekali bling, logo desainer, dan potongan ramping pada kemeja dan gaun yang mencerminkan gagasan teknologi “ramping”.
Dari 70-an hingga 80-an dan 90-an, tren streetwear dan runway selebriti telah menjadi inspirasi untuk semua penampilan kita hari ini. Sekarang, saatnya fesyen di akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an kembali muncul.
Alasan yang lebih dalam mengapa kita semua tiba-tiba terobsesi dengan estetika Y2K bisa jadi karena kita menghadapi tekanan yang sama dengan apa yang dihadapi masyarakat pada tahun 1990-an.
Bertahan hidup dari pandemi berarti tetap tinggal di dalam rumah dan membeli lebih banyak barang untuk bertahan hidup, serta mengandalkan teknologi untuk membawa kita melewati masa-masa gila ini.
Gen-Z yang getol menggunakan sosial media juga ikut andil dalam mempopuler tren fashion 2000an ini. Generasi paling muda ini menganggap penampilan mode Y2K, dengan jaket metalik, bubblegum pink, dan baju olahraga velour, unik dan inovatif.
Selain itu generasi milenial yang lahir lebih dulu juga merasakan nostalgia yang sama. Terutama saat mereka masih sekolah dulu.