Mengintip Kampung Perajin Ikan Cue di Bantargadung Sukabumi

- Redaksi

Rabu, 18 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pindang ikan atau cue Bantargadung. I Istimewa

Pindang ikan atau cue Bantargadung. I Istimewa

sukabumiheadline.com l BANTARGADUNG – Cue atau pindang ikan sangat dikenal warga Sukabumi sebagai santapan sehari-hari dengan nasi, plus sambal dan lalapan. Namun, tidak banyak yang tahu di mana, di Sukabumi, ikan segar dari laut kemudian diolah menjadi cue.

Penelusuran sukabumiheadline.com, di Kabupaten Sukabumi terdapat sentra perajin ikan pindang, tepatnya di Kecamatan Bantargadung. Namun, sayangnya pengolahan cue ini masih dilakukan secara tradisional. Sehingga walaupun rasanya nikmat, tetapi tidak sedikit yang meragukan kehigienisannya.

Usaha skala rumahan ini bisa ditengok di Kampung Leuwipari, Desa Bantargadung. Selain di wilayah Sukabumi, ikan pindang khas Bantargadung ini bahkan sudah dipasarkan ke Bogor, Sumedang, Bandung, hingga ke luar Pulau Jawa.

Adapun, ikan yang biasa dipilih untuk pindang tersebut, biasanya dari jenis tongkol, lamuru, bandeng, semar dan pepetek. Ikan segar kemudian diolah dengan proses perebusan dan penggaraman dan dialasi daun bambu atau kertas.

Tak hanya itu, setiap perajin biasanya memiliki resep rahasia berbeda. Hal ini agar setiap ikan pindang yang mereka produksi memiliki kekhasan dalam hal rasa.

“Agar ikan pindang enak, harus dimasak di atas hawu (tungku tradisional) selama empat jam dengan api besar agar ikannya empuk dan bumbunya benar-benar meresap,” jelas Iin Sulastri (52), salah seorang pelaku usaha rumahan ikan cue, Minggu (15/8/2021).

Baca Juga :  Alarm BMKG, El Nino Kirim Hawa Horor Bagi Petani di Sukabumi

Bisnis Menjanjikan

Dengan modal antara Rp20-30 juta, seorang perajin bisa menghasilkan satu ton ikan cue dalam sehari, tergantung jenis ikan yang dipilih. Dari modal sebesar itu, seorang perajin bisa meraih keuntungan kotor hingga Rp1 juta per hari.

Sayangnya, usaha santapan sehari-hari ini seakan minim inovasi dan dukungan pemerintah, terutama dalam hal pembinaan dan pelatihan. Hal itu terbukti hingga kini para perajin masih setia menggunakan cara-cara tradisional dalam memproduksi ikan pindangnya.

Padahal, di Bantargadung telah dibangun Sentra Pengolahan Ikan sejak tahun 2008 lalu. Namun, hingga saat ini belum optimal pemanfaatannya.

Selain sentra pengolahan, juga dilengkapi mess, ruang cold storage, ruang pengolahan, ruang pengemasan dan ruang promosi. Bahkan, masih ada lahan sisa yang belum digunakan sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan parkir kendaraan atau menjemur ikan.

Berita Terkait

Ini jadwal penetapan UMP Jawa Barat 2026
Pengertian dan 4+3 cara menemukan inspirasi yang sesuai keinginan
Daftar korporasi tertua: Kongō Gumi adalah perusahaan pertama di dunia
Membanding gaji Dedi Mulyadi vs Young Syefura Othman, anggota Parlemen Malaysia dipepet KDM
Mohammed bin Salman tawar Barcelona Rp166,7 triliun
Rute perintis DAMRI Sukabumi dan tujuan Jawa Tengah hingga Sumatera, cek di sini
Satu di Sukabumi! Satgas ESDM, Danantara & Setkab finalisasi kajian 18 proyek hilirisasi
Menteri UMKM sayangkan pedagang lokal lebih pilih jual barang China

Berita Terkait

Rabu, 17 Desember 2025 - 20:06 WIB

Ini jadwal penetapan UMP Jawa Barat 2026

Rabu, 17 Desember 2025 - 10:00 WIB

Pengertian dan 4+3 cara menemukan inspirasi yang sesuai keinginan

Rabu, 17 Desember 2025 - 04:02 WIB

Daftar korporasi tertua: Kongō Gumi adalah perusahaan pertama di dunia

Selasa, 16 Desember 2025 - 23:10 WIB

Membanding gaji Dedi Mulyadi vs Young Syefura Othman, anggota Parlemen Malaysia dipepet KDM

Senin, 15 Desember 2025 - 17:13 WIB

Mohammed bin Salman tawar Barcelona Rp166,7 triliun

Berita Terbaru