Orang Indonesia Suka Buang Makanan, Kerugian Ekonomi Rp551 Triliun

- Redaksi

Kamis, 14 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Illustrasi membuang makanan. l Istimewa

Illustrasi membuang makanan. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com I JAKARTA – Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang suka membuang-buang makanan. Berdasarkan laporan Food Loss and Waste (FLW) Kementerian PPN/Bappenas, ada sekitar 115 kilogram-184 kilogram per kapita per tahun makanan yang terbuang selama sekitar 20 tahun terakhir, tepatnya dari tahun 2000 hingga 2019.

Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam mengatakan, makanan yang terbuang itu berada di rentang 23-48 juta ton per tahun. Kerugian ekonomi selama 20 tahun terakhir akibat buang-buang makanan ini setara dengan 4-5 persen dari PDB, yaitu Rp213 triliun – Rp551 triliun per tahun.

Dari 2000-2019 memang trennya naik, dari 115 kilogram per orang per tahun naik jadi 184 kilogram perorang per tahun. Walau enggak sampai 300 kilogram (sesuai kajian Economist Intelligence Unit), ketinggian estimasinya. Tapi ini tetap buang makanan, 184 kg/orang/tahun sekitar setengah kilo (perhari) kita buang,” kata Medrilzam, dalam webinar di Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Laporan menunjukkan, dari 11 jenis pangan yang ada, sayur-sayuran menjadi pangan yang pengelolaannya paling tidak efisien. Sementara padi-padian adalah pangan yang menimbulkan kerugian ekonomi paling besar. Tercatat dalam 20 tahun terakhir, kandungan energi yang hilang dari food loss and waste setara dengan porsi makanan untuk 61-125 juta orang per tahun.

“Ini secara ekonomi akan sangat merugikan sekali. Kalau dihitung-hitung dari sisi ekonomi sampai 4-5 persen PDB kita. Itu setara dengan yang terbuang, itu bisa feeding orang yang butuh makanan sampai 125 juta orang,” beber Medrilzam.

Sementara dari emisi gas rumah kaca (GRK), food loss and waste selama 20 tahun terakhir mengeluarkan emisi 1.702,9 mega ton (mt) CO2e. Besarannya setara dengan luas Pulau Jawa dan NTB jika ditanami pohon. Parahnya, persentase food waste dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dibanding persentase food loss.

Hal ini dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang tidak berubah, sedangkan food processing semakin efisien dengan bantuan teknologi. Adapun food loss adalah hilangnya sejumlah pangan pada tahapan produksi, pasca panen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Sementara food waste adalah pangan yang dibuang pada tahap distribusi dan ritel serta konsumsi.

Baca Juga :  Inspiratif, Kaki dan Tangan Buntung Pria di Cisolok Sukabumi Semangat Cari Nafkah

“Jadi yang namanya buang makanan itu apa? Ternyata 184 kilogram itu masuk perhitungan food loss, (alias) dari proses produksinya. Itu totalnya semua 184 kilogram per tahun. Tapi bergeser, belakangan food waste yang membesar,” sebut dia.

Dari hasil studi, faktor penyebab terjadinya food loss and waste adalah kurangnya implementasi good handling practice, kualitas ruang penyimpanan yang kurang optimal, dan kelebihan porsi serta perilaku konsumen.

Hasil kajian juga membuktikan terdapat tren peningkatan food loss and waste setiap tahunnya dengan rata-rata 3,19 persen per tahun. Maka itu kata dia, Indonesia perlu segera menerapkan strategi pengelolaan food loss and waste.

“Bagaimana pun ini sumber inefisiensi dan sumber emisi dan jelas sangat merugikan. Kalau bisa feeding (memberi makan orang yang membutuhkan) yang tadi, bisa kurangi kemiskinan. Artinya produktivitas harus kita dorong dan efisien,” pungkas Medrilzam.

Berita Terkait

Sukabumi berapa? Jadwal dan tarif terbaru DAMRI DKJ, Banten, Jabar ke Bandara Soetta 2025
Dari karet, teh, kelapa, pala hingga lada, ini luas lahan dan volume hasil perkebunan di Sukabumi
Ini jadwal KA Pangrango terbaru 2025 relasi Bogor-Sukabumi dan harga tiketnya
Cek interior Skybridge Stasiun Paledang, penumpang KA Pangrango dari Sukabumi ke Jakarta harus lewat sini
Sukabumi hasilkan 766,14 ton biji kopi, ini 22 kecamatan penghasil
10 kecamatan dengan kebun kelapa terluas di Sukabumi, peluang ekspor ke China untuk coconut milk
Sunanda Rahmat Hidayat, YouTuber 12 juta subscriber asal Sukabumi ingin jadi terkaya di kampung
Kisah sukses food vlogger asal Sukabumi, Gerry Girianza: Dari Amerika Serikat ke Pulau Dewata

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 06:42 WIB

Sukabumi berapa? Jadwal dan tarif terbaru DAMRI DKJ, Banten, Jabar ke Bandara Soetta 2025

Senin, 23 Juni 2025 - 03:31 WIB

Dari karet, teh, kelapa, pala hingga lada, ini luas lahan dan volume hasil perkebunan di Sukabumi

Sabtu, 21 Juni 2025 - 17:07 WIB

Ini jadwal KA Pangrango terbaru 2025 relasi Bogor-Sukabumi dan harga tiketnya

Sabtu, 21 Juni 2025 - 14:47 WIB

Cek interior Skybridge Stasiun Paledang, penumpang KA Pangrango dari Sukabumi ke Jakarta harus lewat sini

Jumat, 20 Juni 2025 - 15:00 WIB

Sukabumi hasilkan 766,14 ton biji kopi, ini 22 kecamatan penghasil

Berita Terbaru