Pengamat Sebut Mubazir, Sri Mulyani: Utang Selamatkan Ekonomi Indonesia

- Redaksi

Selasa, 24 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Sri Mulyani. l Fery Heryadi

Ilustrasi Sri Mulyani. l Fery Heryadi

SUKABUMIHEADLINE.com l Pemerintah menyebut utang merupakan salah satu instrumen untuk menyelamatkan masyarakat dan perekonomian pada masa pandemi Covid-19. Hal ini mengingat APBN mengalami pelebaran defisit, sehingga membutuhkan pembiayaan yang salah satunya bersumber dari utang.

Dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, APBN menanggung beban selama pandemi Covid-19. Dari satu sisi, belanja negara melonjak untuk penanganan kesehatan, pemberian bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, bantuan kepada dunia usaha, dan lainnya.

“Kenapa kita harus menambah utang? Seolah-olah menambah utang menjadi tujuan. Padahal, utang merupakan instrumen untuk menyelamatkan warga negara dan perekonomian kita,” kata Sri Mulyani, akhir Juli lalu, seperti dikutip dari republika.co.id.

Saat ini penerimaan negara mengalami penurunan karena aktivitas ekonomi lesu. Pemerintah di berbagai negara menggunakan kebijakan luar biasa (extraordinary) karena pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang sifatnya luar biasa.

Sementara itu, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II tahun 2021, menurut catatan Bank Indonesia (BI), turun.  Pada akhir triwulan II ULN sebesar 415,1 miliar dolar AS atau Rp5.977 triliun dengan kurs 14.400 per dolar AS, turun 0,1% dibandingkan dengan triwulan I 2021 sebesar 415,3 miliar dolar AS atau Rp5.980 triliun.

Ancaman Jebolnya Banjir Utang

Sejumlah pengamat mengkhawatirkan atas pelebaran defisit utang Indonesia. Mantan menteri keuangan Fuad Bawazier membandingkan krisis moneter 1998 dengan krisis pandemi saat ini yang serupa tapi tak sama.

Baca Juga :  PM Malaysia Beri Status Kewarganegaraan Gadis Keturunan Indonesia

Menurut Fuad, Saat krisis moneter 1998, Indonesia termasuk kelompok negara terakhir yang keluar dari krisis. “Sekarang pun sepertinya kita akan sering mengalami resesi ekonomi, dan bisa jadi negara terakhir juga yang keluar pandemi,” kata Fuad, dikutip dari republika.co.id.

Fuad menilai, kebijakan pemerintah tidak stabil sehingga menyebabkan efek krisis ekonomi berkepanjangan. Penanganan pandemi yang setengah-setengah membuat dana APBN yang dihimpun dari utang pun menjadi ‘mubazir’.

Belum lagi penyerapan anggaran untuk penanganan Covid-19 di daerah yang sangat minim. Ditambah dengan kebocoran fatal karena korupsi. Ini membuat roda ekonomi tidak berputar seperti yang diharapkan, sementara utang sangat bengkak.

“Utang itu lama-kelamaan bisa jebol, ini akan terjadi krisis gagal bayar,” katanya.

Berita Terkait

Intip besar kenaikan UMR Kabupaten Sukabumi 15 tahun terakhir, pernah cuma Rp671 ribu
Ternyata sebagian besar penghasilan warga Kota Sukabumi dihabiskan untuk ini
Bupati Sukabumi sebut 337 Koperasi Desa Merah Putih sudah terbentuk
Mobil Lexus milik Dedi Mulyadi nunggak pajak Rp42 juta
Pria dan Wanita Sukabumi bersaing di berbagai sektor, begini perbandingan jumlahnya
Mulai kapan KA Siliwangi dari Sukabumi bisa langsung ke Padalarang?
Wali Kota Sukabumi punya utang hampir Rp4 miliar
Helmy Yahya dan Bossman Mardigu ungkap alasan mau jadi Komisaris bjb

Berita Terkait

Jumat, 25 April 2025 - 13:16 WIB

Intip besar kenaikan UMR Kabupaten Sukabumi 15 tahun terakhir, pernah cuma Rp671 ribu

Kamis, 24 April 2025 - 15:31 WIB

Ternyata sebagian besar penghasilan warga Kota Sukabumi dihabiskan untuk ini

Kamis, 24 April 2025 - 04:47 WIB

Bupati Sukabumi sebut 337 Koperasi Desa Merah Putih sudah terbentuk

Rabu, 23 April 2025 - 15:43 WIB

Mobil Lexus milik Dedi Mulyadi nunggak pajak Rp42 juta

Selasa, 22 April 2025 - 15:53 WIB

Pria dan Wanita Sukabumi bersaing di berbagai sektor, begini perbandingan jumlahnya

Berita Terbaru

Lakalantas di Sukalarang, Kabupaten Sukabumi - Hery Lukmanulhakim

Peristiwa

Lagi, pemotor jadi korban jalan butut di Sukalarang Sukabumi

Sabtu, 26 Apr 2025 - 02:39 WIB