Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi, Kisah Miliarder Jatuh Miskin karena Mendonasikan Semua Hartanya

- Redaksi

Minggu, 1 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi. l Istimewa

Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Kisah yang tidak bisa dari miliarder asal Arab Saudi, Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi. Dikenal sebagai seorang pekerja keras, tekun hingga menggapai kesuksesan. Namun, kekayaan yang didapat bukan untuk dinikmatinya sendiri, melainkan dibagi-bagikan hingga akhirnya ia jatuh miskin.

Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi memulai sebagai pengusaha muda dengan membangun bisnis baru di kawasan Teluk Arab. Pada awal mulanya, pendiri Al Rajhi Bank ini bukan seorang yang berpendidikan atau memiliki hidup berkecukupan.

Namun, berkat kegigihannya, selangkah demi selangkah, Al Rajhi tumbuh menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada tahun 2011, Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD7 miliar, atau setara Rp100,5 triliun, sebelum dia memutuskan untuk melakukan tindakan murah hati dengan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan amal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia mentransfer saham banknya, peternakan unggasnya, dan aset lainnya ke yayasan sumbangan amal yang menyandang namanya. Semua itu untuk mendanai upaya anti-kelaparan dan pendidikan di Kerajaan Arab Saudi.

Mulai Sebagai Karyawan

Sulaiman Al Rajhi mulai bekerja ketika berusia sembilan tahun sebagai porter, membawa barang belanjaan untuk pembeli di pasar Al Khadra Riyadh.

Baca Juga :  Usai Pandemi Covid-19, 5 Bisnis Ini Diprediksi Menjanjikan

Pada usia 12 tahun, dia mulai mengumpulkan kurma dan untuk pekerjaan ini Ia mendapat bayaran tidak lebih dari enam Riyal Saudi per bulan.

Karenanya, ia biasa tidur di atas kerikil di tempat yang sama dengan ia kerja dengan mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia pakai selama bekerja.

Ia juga pernah bekerja sebagai juru masak di salah satu hotel di Riyadh. Namun, di antara berbagai pekerjaan yang sempat Ia lakoni saat masih remaja, dia pernah bekerja sebagai penjual grosir minyak.

Tak hanya itu, ia juga pernah bekerja sebagai pelayan di salah satu perusahaan kontraktor Saudi dengan gaji hanya 60 Riyal Saudi per bulan, sebelum memulai toko kelontongnya sendiri.

Saat usianya menginjak 15 tahun, Al Rajhi harus menjual tokonya untuk membayar biaya pernikahan. Dia bahkan menghabiskan semua tabungannya untuk upacara pernikahan.

Akibatnya, ia kemudian harus bekerja untuk saudaranya, Saleh Al Rajhi di perusahaan pertukaran mata uang.

Terobosan dilakukan olehnya pada tahun 1970, ketika ia memisahkan bisnisnya dari saudaranya dan membuka perusahaan pertukaran mata uangnya sendiri. Berkat kegigihannya, usahanya tersebut berkembang pesat dengan lebih dari 30 cabang di seluruh Arab Saudi.

Baca Juga :  Siti Hodijah, Kondisi Terkini Wanita Cicurug Sukabumi Hamil Etopik di Arab Saudi

Dia membawa bisnisnya ke sejumlah negara di dunia Arab, termasuk Mesir dan Lebanon, di mana dia mendapatkan keuntungan besar dengan memperluas pekerjaannya.

Ketika ditanya tentang kunci sukses, Sulaiman Al Rajhi sering mengulangi bahwa itu semua tentang “menempatkan satu sen di atas yang lain”. “Saya biasa menyimpan setiap sen yang saya hasilkan untuk hari berikutnya. Inilah yang memungkinkan saya untuk memiliki titik awal yang saya bangun untuk masa depan saya,” katanya.

Yang membuat takjub, tidak seperti miliarder lainnya, yang menghabiskan kekayaan mereka dan menjalani gaya hidup mewah, Al Rajhi dikenal karena pendekatannya yang rendah hati dan agak asketis.

Bahkan, dalam sebuah wawancara, ia mengakui bahwa ia menjadi orang miskin lagi. Sulaiman menyalurkan kekayaannya menjadi dua jalur yakni sebagian besar warisannya untuk anak-anaknya, dan mentransfer sebagian ke wakaf.

“Ya. Sekarang saya hanya memiliki pakaian. Saya membagikan kekayaan saya di antara anak-anak dan menyisihkan sebagian untuk dana abadi untuk menjalankan proyek amal. Sejauh yang saya ketahui, situasi ini tidak aneh,” katanya.

Berita Terkait

Guru Besar UGM ingin sistem perceraian dimodifikasi, tak harus berdasarkan kesalahan
Minibiografi RAA Soerianatabrata: Bupati Sukabumi ke-1 keturunan Raja Sunda, berdarah Tionghoa
Menziarahi dua makam ulama Serambi Gunung Salak di Cicurug Sukabumi
Wanita Sukabumi wajib tahu, begini urutan wali nikah bagi pengantin perempuan
Aristide William, orang Indonesia asal Sukabumi pertama lulus Iowa State University AS
Satu wanita, dua tokoh asal Sukabumi diusulkan jadi Pahlawan Nasional
Seperti Firdan asal Sukabumi, kini bisa umrah mandiri tanpa biro dan legal
Kisah mualaf Nio Cwan Chung asal Sukabumi, kini Komisaris Independen Bank BUMN

Berita Terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 22:57 WIB

Guru Besar UGM ingin sistem perceraian dimodifikasi, tak harus berdasarkan kesalahan

Sabtu, 1 November 2025 - 04:04 WIB

Minibiografi RAA Soerianatabrata: Bupati Sukabumi ke-1 keturunan Raja Sunda, berdarah Tionghoa

Jumat, 31 Oktober 2025 - 00:01 WIB

Menziarahi dua makam ulama Serambi Gunung Salak di Cicurug Sukabumi

Kamis, 30 Oktober 2025 - 17:10 WIB

Wanita Sukabumi wajib tahu, begini urutan wali nikah bagi pengantin perempuan

Kamis, 30 Oktober 2025 - 03:45 WIB

Aristide William, orang Indonesia asal Sukabumi pertama lulus Iowa State University AS

Berita Terbaru