Ternyata ada ribuan jiwa, ini asal dan lokasi penempatan transmigran asal Sukabumi

- Redaksi

Senin, 17 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah transmigran - Istimewa

Rumah transmigran - Istimewa

sukabumiheadline.com – Transmigrasi adalah berpindahnya warga secara sukarela ke Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau lokasi permukiman.

Pada umumnya, warga yang ikut transmigrasi itu yang keadaan sosial ekonominya lemah. Tapi mereka punya tekad dan semangat untuk meningkat kesejahteraannya. Keikutsertaan transmigrasi juga didasari atas kesukarelaan, namun harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang berpenduduk lebih dari 2,8 juta jiwa ini, ternyata juga menjalankan program transmigrasi. Bahkan, ada ribuan jiwa transmigran yang tersebar di 5 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di tiga dari 47 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari ribuan transmigran tersebut, terdiri dari transmigrasi penduduk setempat (TPS) dan eksodan atau warga dari lokasi berbeda. Dari jumlah transmigran yang ada, kurang dari 100 jiwa di antaranya merupakan warga Sukabumi yang memilih menjadi transmigran di luar Pulau Jawa.

Umumnya, mereka yang mengikuti program transmigrasi asal Sukabumi ini merupakan korban bencana seperti longsor dan pergerakan tanah.

Baca Juga: Sagaranten Sukabumi paling banyak dihuni transmigran, ini tujuan dan jenis transmigrasi

Lantas, di mana saja kah penempatan para transmigran tersebut? Simak ulasan berikut dikutip sukabumiheadline.com dari data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi 2024, dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2025.

Transmigrasi ke luar Pulau Jawa

Berikut adalah UPT dan jumlah jiwa warga Sukabumi yang menjadi transmigran ke luar jawa.

  1. UPT Tanjung Cina, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat: 5 KK (21 jiwa)
  2. UPT Sigulai, Kabupaten Simeuleu, Aceh: 1 KK (4 jiwa)
  3. UPT Eumatopa, Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah: 2 KK
    (9 jiwa)

Total warga Sukabumi yang memilih transmigrasi ke luar Jawa, adalah 8 KK yang terdiri dari 34 jiwa.

Transmigrasi lokal

Adapun, jumlah jiwa dan lokasi penempatan transmigran lokal adalah sebagai berikut:

  1. UPT Gunung Gendongan dan Puncak Gembor, Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten: 43 KK (145 jiwa) TPS, dan 10 (42 KK) eksodan.
  2. UPT Cikopeng, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten: 0 TPS, dan 20 KK (95 jiwa) eksodan.
  3. UPT Cimanggu II, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong: 50 KK
    (189 jiwa) TPS, dan 20 KK (90 jiwa).
  4. UPT Balewer, Desa Giri Mukti, Kecamatan Ciemas: 186 KK (764 jiwa) TPS, dan 14 KK (51 jiwa) eksodan.
  5. UPT Puncak Gembor, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten: 19 KK (65 jiwa) TPS
Baca Juga :  Hari ini, 111 tahun silam Kota Sukabumi didirikan untuk tempat tinggal warga Belanda

Total jumlah transmigran di yang ditempatkan di Kabupaten Sukabumi, adalah 298 KK terdiri dari 1.163 jiwa TPS, dan 64 KK dengan 278 jiwa eksodan.

Tujuan transmigrasi

Untuk informasi, program transmigrasi ini punya tujuan mengurangi kemiskinan dan kepadatan pendudukan. Selain itu untuk pemerataan dan persebaran penduduk. Biasanya, program ini diikuti mereka yang tinggal di Pulau Jawa untuk pindah ke luar pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi.

Perpindahan memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah atau mengembangkan sumber daya alam.

Dalam program ini, warga akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Selain itu ada pemberian motivasi untuk meningkatkan pengertian, pemahaman dan perubahan sikap.

Tidak hanya itu, pemerintah juga memberi bantuan sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalani. Lalu tempat tinggal transmigrasi beserta fasilitas permukiman.

Rekomendasi Redaksi: Kualitas hidup warga kota dan kabupaten di Jawa Barat, Sukabumi ranking ke-4 dari bawah, Cianjur jeblok

Jenis transmigrasi

Pada program transmigrasi ini ada beberapa jenis dan tujuan yang berbeda:

1. Transmigrasi lokal: Dilakukan oleh orang-orang yang masih dalam satu wilayah dan lingkup provinsi.

2. Transmigrasi swakarya: Transmigrasi ini bertujuan untuk memberikan pekerjaan kepada transmigran. Karenanya, pemerintah memberikan jaminan hidup selama beberapa bulan.

Rekomendasi Redaksi: Musim gugur pabrik di Sukabumi, terbaru ada 4 bangkrut, satu di Parungkuda

3. Transmigrasi sektoral: Jenis transmigrasi yang dibedakan dari pembiayaan. Untuk biaya ditanggung bersama-sama para transmigran.

Baca Juga :  5 fakta Kecamatan Kabandungan, daerah kaya yang jadi lumbung kemiskinan di Sukabumi

4. Transmigrasi umum: Dilakukan adanya dorongan yang berasal dari daerah asal, seperti sumber daya alam terlalu sempit atau jarang ditemukan lapangan pekerjaan. Transmigrasi ini dicanangkan dan biaya ditanggung oleh pemerintah.

Rekomendasi Redaksi: Bukan Cicurug, Cibadak atau Cisaat, ini kecamatan dengan minimarket terbanyak di Kabupaten Sukabumi

5. Transmigrasi keluarga: Transmigrasi mandiri yang biaya ditanggung pihak keluarga bukan pemerintah.

6. Transmigrasi swakarsa: Dilaksanakan atas kemauan atau kehendak dan biaya sendiri, namun berdasarkan bimbingan dan fasilitas dari pemerintah.

7. Transmigrasi bedol desa: Transmigrasi yang dilakukan secara massal. Karena yang ikut transmigrasi ini dalam jumlah besar dari satu desa. Transmigrasi ini dengan biaya dan fasilitas dari pemerintah.

Rekomendasi Redaksi: Cisaat juara, 5 kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi dan terendah di Sukabumi

Jumlah, asal dan tujuan transmigrasi di Sukabumi

Mengutip data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi 2024, ada ribuan transmigran di Kabupaten Sukabumi. Namun, semuanya merupakan transmigran lokal.

Ada berbagai alasan warga Sukabumi memilih pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya. Salah satunya, adalah relokasi korban bencana alam yang disebabkan daerah tempat mereka tinggal sebelumnya dilanda bencana.

Rekomendasi Redaksi: Ada 221 ribu balita dan 51 ribu lansia, ini jumlah penduduk Sukabumi menurut kelompok usia

Adapun, jenis bencana yang bisa menyebabkan sekelompok warga direlokasi ke lokasi permukiman yang baru, adalah pergerakan tanah. Hal itu karena tempat mereka tinggal sebelumnya, tidak memungkinkan untuk tetap ditinggali.

Sagaranten merupakan kecamatan yang paling banyak ditinggali transmigran. Padahal, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Cidolog merupakan kecamatan paling sepi penduduk. Sedangkan dua kecamatan lainnya yang menjadi tujuan transmigran, adalah Lengkong dan Ciemas. Baca selengkapnya: Daftar 5 kecamatan paling ramai dan sepi penduduk di Kabupaten Sukabumi

Adapun, total transmigran ditempatkan di empat kecamatan tersebut adalah 881 KK yang terdiri dari 3.195 jiwa. Berikut adalah jumlah dan lokasi tujuan transmigran lokal di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.


Dilarang republikasi artikel kategori Headline dan Rubrik Headline tanpa seizin Redaksi sukabumiheadline.com

Berita Terkait

Dikeluhkan warga Sukabumi, ternyata segini tarif listrik PLN per KWh setelah program diskon 50%
Warga Sukabumi ngeluh tarif listrik jadi lebih mahal dibanding sebelum program diskon 50%
Siap-siap warga Sukabumi, Menteri ESDM akan ganti LPG dengan DME dan jargas rumah tangga
Daya beli masyarakat anjlok dipicu precautionary saving, warga Sukabumi melakukannya?
Mendirikan Koperasi Desa Merah Putih di Sukabumi? Begini mekanisme, skema dan usahanya
Klaim program Makan Bergizi Gratis luar biasa bagi ekonomi, Luhut: Kita semua terperangah
Pemprov Jawa Barat dapat uang fantastis setelah bebaskan utang pajak kendaraan
Kelas 1, 2, 3 dihapus, warga Sukabumi wajib tahh besaran iuran BPJS Kesehatan terbaru

Berita Terkait

Rabu, 2 April 2025 - 14:00 WIB

Dikeluhkan warga Sukabumi, ternyata segini tarif listrik PLN per KWh setelah program diskon 50%

Rabu, 2 April 2025 - 01:24 WIB

Warga Sukabumi ngeluh tarif listrik jadi lebih mahal dibanding sebelum program diskon 50%

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:00 WIB

Siap-siap warga Sukabumi, Menteri ESDM akan ganti LPG dengan DME dan jargas rumah tangga

Jumat, 28 Maret 2025 - 13:00 WIB

Daya beli masyarakat anjlok dipicu precautionary saving, warga Sukabumi melakukannya?

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:00 WIB

Mendirikan Koperasi Desa Merah Putih di Sukabumi? Begini mekanisme, skema dan usahanya

Berita Terbaru