Warga Sukabumi wajib tahu, ini ciri-ciri kopi berbahaya untuk dibeli, nomor 1 favorit karyawan

- Redaksi

Sabtu, 30 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kopi bubuk halus. - Istimewa

Ilustrasi kopi bubuk halus. - Istimewa

sukabumiheadline.com – Meminum kopi bagi warga Sukabumi, Jawa Barat, bukan lagi sekadar minuman biasa, tapi sudah menjadi gaya hidup. Beragam macam kedai kopi bertumbuh setiap harinya.

Hal itu karena minuman ini memang sering jadi pilihan disaat mata sudah mulai lelah atau mengantuk. Varian sajian kopi juga tidak cuma dengan rasa pahit yang kita kenal, tapi sudah dikombinasikan dengan beragam macam rasa.

Warga Sukabumi juga kini tidak sungkan bertanya kepada pemilik atau barista soal biji kopi yang digunakan. Tetapi tak sedikit juga masyarakat yang cuma mau tahu minum saja, tanpa menyadari kenakalan pedagang. Salah satunya dengan memperhatikan dua hal ini sebelum membeli kopi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

ADV: Sukakopi Kedai 24 Jam

Kedai Sukakopi l 24 Jam, 100 meter dari exit toll Bocimi Seksi 2. l Istimewa
Kedai Sukakopi l 24 Jam, 100 meter dari exit toll Bocimi Seksi 2. l Advertorial

Ciri-ciri berbahaya untuk dibeli

Bicara soal kopi, tak sedikit penjual yang mencampurkan bahan-bahan lainnya ke dalam bubuk kopi agar mendapatkan lebih banyak laba. Warga Sukabumi menyebut kopi jenis ini sebagai “kopi oplosan” atau kopi campuran.

Dari segi rasa, sudah tentu kopi oplosan memiliki cita rasa yang jauh lebih hambar dibanding kopi asli. Untuk membedakan mana kopi asli dan kopi oplosan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.

Baca Juga :  Premium Xperience at House of Mason, Manual Brew Competition di Sukabumi

“Dari aroma sebenarnya bisa dibedakan. Antara bubuk kopi yang murni dan sudah dicampur sebenarnya berbeda,” kata pengajar dari Indonesia Coffee Academy, Aris Kadarisman.

Menurut Aris, kopi oplosan memiliki aroma yang lebih kuat ketimbang kopi asli. “Kopi murni itu aromanya jauh lebih lembut. Kalau yang dicampur dengan jagung dan esens (biang), sekali dihirup ada aroma kimiawi dan lebih tajam,” katanya.

Aris menambahkan, cara selanjutnya untuk membedakan kopi oplosan, adalah rasa kopi itu sendiri. “Kopi murni rasanya tidak terlalu lama di tenggorokan, tetapi yang dicampur itu long aftertaste di tenggorokan,” kata dia.

Jika ingin membedakan dari segi penampakan, hal itu tergolong sulit. Sebab dari segi bentuk, kopi oplosan dan kopi asli cenderung mirip. “Hanya bisa dibedakan setelah diseduh atau dihirup saja,” kata Aris.

Baca Juga :  Antara Akronim dan Cita-cita Mulia di Balik Bisnis Kopi Kabandungan Sukabumi

Ia mengatakan sebenarnya ada pelatihan untuk mengetahui mana kopi asli dan kopi oplosan menggunakan Flavor Wheel Coffee (panduan rasa kopi dari hasil penelitian profesional di bidang kopi).

Meski begitu, tetap ada cara awal untuk mengantisipasi kopi oplosan. Saran Aris, mulailah membeli biji kopi untuk kemudian digiling dan dikonsumsi sendiri.

Kopi bentuk bubuk memiliki kemungkinan lebih besar dijadikan oplosan. Selain itu, kita harus menyadari kalau ada orang yang dilarang mengonsumsi kopi secara berlebihan.

Orang yang dilarang minum kopi

Adapun, warga Sukabumi yang dilarang mengonsumsi kopi, adalah pemilik golongan darah O.

Mengutip dari Livestrong, pemilik golongan darah O rentan terhadap penyakit maag dan sering terjadi kenaikan asam lambung. Untuk itu, kopi adalah salah satu minuman yang paling dihindari orang dengan penyakit maag dan asam lambung.

Karena, kafein yang ada pada kopi bisa merusak dinding lambung dan menyebabkan infeksi. Jika dibiarkan terus menerus, tentunya ini akan membahayakan kesehatan warga Sukabumi dengan golongan darah O.

Jadi, karena alasan golongan darah O rentan terhadap penyakit lambung makanya tidak boleh mengonsumsi kopi agar tubuh tetap sehat dan tak akan jadi penghuni rumah sakit.

Berita Terkait

Manfaat daun pepaya: Tingkatkan trombosit, antimalaria hingga antikanker
Daftar 30 film dibintangi Fedi Nuril, ungkap pengalaman syuting di Sukabumi
Beauty Influencer berdarah Sukabumi ini mengaku lega resmi jadi janda
Tren busana Muslim 2026, koko slim-fit perpaduan kenyamanan dan gaya
Sejumlah kemungkinan dialami Syakira, gadis belia asal Sukabumi derita penyakit langka
Tren baju Gen Z 2026: Personalisasi DIY dan genderless uniforms si paling sadar lingkungan
Sahara asal Parakasalak Sukabumi, mahasiswi IPB University termuda baru berusia 15 tahun
7 perawatan kulit ala Wanita Sukabumi zaman dulu: Dari kunyit madu hingga lidah buaya

Berita Terkait

Sabtu, 6 Desember 2025 - 17:12 WIB

Manfaat daun pepaya: Tingkatkan trombosit, antimalaria hingga antikanker

Sabtu, 6 Desember 2025 - 03:17 WIB

Daftar 30 film dibintangi Fedi Nuril, ungkap pengalaman syuting di Sukabumi

Sabtu, 6 Desember 2025 - 02:27 WIB

Beauty Influencer berdarah Sukabumi ini mengaku lega resmi jadi janda

Sabtu, 6 Desember 2025 - 00:46 WIB

Tren busana Muslim 2026, koko slim-fit perpaduan kenyamanan dan gaya

Kamis, 4 Desember 2025 - 14:21 WIB

Sejumlah kemungkinan dialami Syakira, gadis belia asal Sukabumi derita penyakit langka

Berita Terbaru

Ilustrasi anak jalanan dan lansia - sukabumiheadline.com

Nasional

Anak jalanan dan lansia bakal dapat makan bergizi gratis

Minggu, 7 Des 2025 - 00:01 WIB