SUKABUMIHEADLINE.com l Dikisahkan di dalam AlQuran, Ratu Balqis adalah pemimpin perempuan di Negeri Saba’. Dia dikenal sebagai pemimpin yang demokratis.
Balqis putri Raja Syarahil, pemimpin Negeri Yaman, keturunan Ya’rib bin Qahthan, nenek moyang Penduduk Arabia. Dalam Tafsir Al-Kasyaf, az-Zamakhsyari menceritakan bahwa Syarahil merupakan keturunan raja Negeri Yaman. Ia putra terakhir dari 40 bersaudara sekaligus pewaris takhta kerajaan ayahnya.
Sedangkan, ibu Balqis bukanlah sebangsa manusia, melainkan jin, bernama Raihanah binti Sakan. Konon, karena keluhuran derajat Raja Syarahil membuatnya tidak pantas menikah dengan perempuan mana pun dari bangsa manusia, sehingga ia memutuskan untuk menikah dengan jin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya, Balqis merupakan anak tunggal dari Raja Syarahil dan Raihanah binti Sakan, sehingga otomatis mengantikan ayahnya sebagai pemimpin di Yaman.
Wilayah kepemimpinan Balqis di Yaman inilah yang disebut dengan Negeri Saba’. Di bawah kepemimpinan perempuan Saba’ jusru menjadi negeri yang damai dan sejahtera. Sementara satu kerajaan Yaman yang lain bernasib buruk, sebab rajanya lalim terhadap rakyatnya.
Istana dari Kaca
Raja dunia sekaligus utusan Allah SWT, Nabi Sulaiman As diceritakan berniat menikahi Ratu Balqis. Namun, tersiar gosip bahwa betis sang ratu berbulu hingga tumit kakinya disamakan dengan tumit kaki hewan.
Karenanya, Nabi Sulaiman merasa penasaran dan ingin membuktikan kebenarannya. Ia kemudian memerintahkan pasukan setan membangunkan istana besar dari kaca.
Warnanya putih bersih seperti air sangat jernih, lalu dialirkan air di bawah istana. Kemudian singgasananya diletakkan di dalamnya. Nabi yang dikenal kaya raya itu kemudian duduk di atasnya. Sedangkan burung-burung, jin, dan manusia berada di dalam istana itu mengelilinginya.
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menulis kisah bahwa para ulama berbeda pendapat tentang motivasi yang mendorong Nabi Sulaiman membuat istana kaca tersebut.
Menurut suatu pendapat, karena Nabi Sulaiman penasaran dengan betis Ratu Balqis. “Demikianlah menurut kisah yang dituturkan oleh Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi dan lain-lainnya,” tulis Ibnu Katsir.
Setelah Balqis memasuki istana itu dan menyingkapkan kainnya dari betisnya, maka Nabi Sulaiman melihat betis dan kakinya sangat indah. Belum pernah ia melihat wanita yang memiliki betis seindah itu, tetapi sayangnya betisnya berbulu karena Balqis adalah seorang ram lagi masih belum bersuami.
Nabi Sulaiman kemudian meminta agar bulu itu dilenyapkan dari kedua kakinya. Lalu ada yang mengatakan kepadanya bahwa cara melenyapkannya adalah dengan memakai pisau cukur, tetapi tukang cukur mengatakan tidak mampu melenyapkannya.
Nabi Sulaiman tidak suka dengan rambut tersebut, akhirnya ia mengatakan kepada jin. “Buatlah sesuatu selain pisau cukur untuk melenyapkan rambut itu.”
Jin pun kemudian membuatkan untuk Nabi Sulaiman obat pelenyap bulu bernama Nurah. Sejak saat itulah Nurah tersebut terkenal sebagai obat pelenyap rambut.
Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi, As-Saddi, Ibnu Juraij, dan lain-lainnya.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Ruman, bahwa lalu Nabi Sulaiman berkata kepada Balqis, “Masuklah ke dalam istana ini,” dengan maksud untuk memperlihatkan kepadanya istana yang lebih megah daripada istananya, dan kerajaan yang jauh lebih besar daripada kerajaannya.
Ketika Balqis memasukinya, ia menduga bahwa istana itu kolam air. Maka ia mengangkat kainnya sehingga kedua betisnya kelihatan, karena ia tidak ragu bahwa ia akan memasuki kolam air. Maka dikatakan kepadanya bahwa itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca.
Setelah Balqis berdiri di hadapan Sulaiman, maka Sulaiman mengajaknya untuk menyembah Allah SWT dan mengecam penyembahan dia terhadap matahari selain dari Allah.
Balqis menjawab dengan jawaban orang-orang kafir zindiq. Hal itu membuat Nabi Sulaiman jatuh menyungkur bersujud kepada Allah SWT karena merasa ngeri dengan apa yang dikatakan oleh Balqis, dan semua orang pun ikut sujud bersamanya.
Menyaksikan hal itu, Ratu Balqis menyesali perbuatannya, dan ketika Nabi Sulaiman mengangkat kepalanya dan mengulangi pertanyaannya, “Celakalah apa yang tadi kamu katakan?”
Balqis menjawab, “Saya lupa apa yang tadi saya katakan,” lalu Balqis berkata meralat ucapannya yang tadi, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS An-Naml: 44). Akhirnya Balqis masuk Islam dan berbuat baik dalam Islamnya.