sukabumiheadline.com – Kisah Ketum GRIB Jaya Rosario de Marshall alias Hercules yang mualaf sejak 1990 lalu. Kini, ia mengaku semakin rajin beribadah.
“Alhamdulillah, saya sekarang ini makin rajin beribadah. Saat ini juga aktif berbagi dan banyak mengurus kegiatan sosial terutama di pesantren,” kata Hercules di Pondok Pesantren (Pontren) As’adiyah Sengkang, Sulawesi Selatan.
Hercules menghadiri halal bihalal bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar di Ponpes As’adiyah Sengkang. Ia pun memberikan sumbangan uang senilai Rp50 juta kepada pengelola ponpes tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya baru saja pulang umrah. Tapi, begitu mendapat undangan dari Wajo, saya langsung ke sini (Pontren As’adiyah). Meskipun banyak undangan lain, tapi saya memilih ke Wajo,” ujarnya.
Kedatangannya ke ponpes tersebut bersama istri dan sahabat-sahabatnya diantaranya Ustad Salahuddin Ayub, dr. Wachyudi Muchsin beserta pengurus organisasi GRIB wilayah Sulsel.
Kepada para santri, Hercules menceritakan secara singkat jalan hidupnya dari dunia jalanan yang sangat keras hingga diberikan hidayah menuju kehidupannya lebih religius dari kehidupan lamanya. Ia pun memutuskan menjadi mualaf pada 1990.
Meski belum sepenuhnya mendalami ajaran Islam, namun dalam perjalanan kehidupannya berubah setelah menjadi seorang Muslim. Apalagi setelah dikaruniai dua anak.
Sementara itu rekan Hercules, dr Wachyudi Muchsin berharap generasi muda menjadikan sosok Hercules sebagai inspirasi bahwa semua orang bisa berubah dan menjadi lebih baik.
Menurutnya, masa lalu bukanlah penghalang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.
Selain itu, kata Wachyudin, Hercules rutin melaksanakan pengajian serta memberi santunan kepada anak yatim setiap Jumat di kediamannya di Jakarta.
“Bahkan kini aktif sebagai pembina pada beberapa pesantren yang berada di Provinsi Banten maupun berbagai daerah di Pulau Jawa,” ujarnya.