sukabumiheadline.com – Pondok Tahfizh Imtiaz merupakan salah satu pondok pesantren (ponpes) yang berada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya JI. Manggis, Kampung Baru, Desa Tenjoayu.
Imtiaz adalah lembaga pendidikan non formal, merupakan cabang khusus Islamic Center Wadi Mubarak jenjang SMA dengan rancangan konsep kurikulum berkualitas dan sistematis. Sehingga, membentuk para penghafal AlQuran yang Mutqin, Menguasai Bahasa Arab dan Ilmu Agama disertai memiliki pondasi keimanan serta karakter baik dan kuat.
Imtiaz hadir sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkomitmen mencetak generasi Qur’ani yang unggul, berilmu, dan berakhlak mulia. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan lingkungan pesantren yang kondusif, bimbingan intensif dari para asatidz yang berkompeten, serta pendekatan pengasuhan yang hangat dan edukatif, Pondok Tahfizh Imtiaz menjadi tempat tumbuhnya para pemimpin masa depan yang Qurani, mandiri, dan siap berkontribusi untuk umat.
Salam visinya, Imtiaz bertekad menjadi lembaga pendidikan berbasis AlQuran dan Sunnah yang unggul dan berdaya saing global.
Karenanya, melalui program Tahfidzul Qur’an, ponpes ini menargetkan santri-santrinya dalam 2 tahun wajib hafal AlQuran dan Mutqin Al-Qur’an. Selain itu, ponpes juga mewajibkan santrinya mampu berbahasa Arab aktif lisan dan tulisan dalam 3 tahun.
Kemudian melalui program Ilmu Syar’i, santri juga mengikuti program memperdalam Ilmu Agama secara menyeluruh di kelas 3. Selanjutnya, program Sanad Al-Qur’an, dengan target santri mendapatkan sanad Al-Qur’an dalam satu tahun.
Ponpes level internasional
Dikutip sukabumiheadline.com dari laman resminya, Imtiaz adalah lembaga pendidikan non formal, merupakan cabang khusus pilihan Islamic Center Wadi Mubarak jenjang SMA dengan
rancangan konsep kurikulum berkualitas dan sistematis, sehingga membentuk para penghafal AlQuran yang Mutqin, Menguasai Bahasa Arab dan Ilmu Agama disertai memiliki pondasi keimanan, serta karakter baik dan kuat.
Pengelola bersyukur dakwah Imtiaz menyebar hingga tingkat internasional, dibuktikan dengan adanya santri kami yang berasal dari Afrika, Mali dan juga Thailand.
Upaya mewujudkan visinya tersebut, Imtiaz memiliki Program Thafizh Terarah, yakni 30 Juz dalam 2 Tahun, di mana target hafalan sesuai jenjang dengan metode yang terstruktur dan evaluasi berkala.
Didukung lingkungan Islami dan asri, membuat suasana belajar yang menenangkan, dengan budaya pesantren yang membentuk kepribadian santri.
“Pembelajaran intensif dan praktik
harian untuk membangun kefasihan
santri dalam berbahasa Arab. Pembinaan karakter Islami melalui penekanan pada akhlak, kedisiplinan, dan adab sebagai ruh pendidikan
pesantren,” katanya, Jumat (19/12/225).
“Imtiaz juga mengajarkan ilmu agama mendalam, sesuai kurikulum klasik & modern, menanamkan nilai dan pemahaman Islam yang menyeluruh. Mari bersama-sama membina generasi Islam dengan menawarkan Pendidikan yang sangat terjangkau, dengan program kurikulum terbaik untuk menunjang standar lulusan yang berkompeten dalam bidang AlQuran dan juga ilmu agama.”
Program disusun karena lembaga memandang adanya fenomena menyedihkan di era ini, di mana munculnya segelintir penghafal AlQuran yang hafal ayat demi ayat, namun perilaku dan pemikirannya justru melenceng dari hidayah AlQuran.
“Mereka menjadikan hafalan sebagai simbol kehormatan, bukan sebagai petunjuk kehidupan. Padahal, kemuliaan seorang hafizh sejati bukan terletak pada banyaknya ayat yang dihafal, tetapi pada sejauh mana ia menjadikan AlQuran sebagai cahaya akidah, akhlak, dan amal,” katanya.
“Kami meyakini bahwa AlQuran bukan sekadar untuk dihafal, tetapi juga untuk dipahami, diamalkan, dan dijadikan sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu, santri tidak hanya ditargetkan untuk menghafal AlQuran secara mutqin, namun juga dibekali dengan penguasaan
Bahasa Arab sebagai kunci memahami warisan keilmuan Islam yang asli.”
“Dengan demikian, santri mampu membaca, memahami, dan
mengkaji langsung sumber-sumber Islam dari literatur klasik (turats),
serta memiliki kemampuan komunikasi aktif dalam bahasa AlQuran,” paparnya.









