Ban tanpa angin ancaman serius tukang tambal di Sukabumi

- Redaksi

Minggu, 8 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ban tanpa angin Michelin Uptis. l Michelin

Ban tanpa angin Michelin Uptis. l Michelin

sukabumiheadline.com – Kehadiran ban tanpa udara dipahami sebagai komponen baru pada industri otomotif yang sedang dikembangkan produsen ban dunia seperti Michelin.

Menurut informasi, ban jenis ini memiliki struktur unik pada bagian dinding yang berfungsi sebagai penyangga antara bagian tapak ban dengan pelek.

Selain itu, desain ban seperti itu tak akan menggunakan tekanan udara. Ban diklaim didesain mampu meredam guncangan ketika menghantam lubang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ban tanpa udara juga didesain antibocor sehingga pengguna tidak perlu repot ke tukang tambal ban jika bocor atau, sekadar tambah angin.

Baca Juga :  Wisatawan Bukit Panenjoan Ciemas Sukabumi Ditemukan Tewas di Jurang

Saat ini, para insinyur otomotif baru merancang ban tanpa udara untuk kebutuhan mobil penumpang. Namun, bukan tidak mungkin akan terus diperluas untuk sepeda motor.

Seorang penyedia jasa tambal di Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Damri Abdin Gultom merespons pasrah terkait kabar tersebut.

Menurutnya, kehadiran ban tanpa udara atau Unique Puncture-proof Tire System (Uptis) akan mengancam usaha tambal bannya. Karenanya, ia merasa ditantang terus berinovasi agar bisa terus bertahan dengan usaha yang sudah bertahun-tahun dijalaninya.

Baca Juga :  Mengenal Ana Mulyana, Seniman Lukis Multitalenta asal Cikembar Sukabumi

“Ya harus berinovasi. Tapi saya yakin masyarakat masih akan melihat perkembangannya, jadi gak akan serta merta ganti ban,” yakin dia kepada sukabumiheadline.com, Ahad (8/1/2023) malam.

Dijelaskan Damri, ban tanpa udara bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan, meski kehadirannya memiliki potensi mengancam pendapatannya dari usaha jasa tambal ban.

“Pengaruh ke pendapatan pasti ada, apalagi ini ban yang tanpa angin, tapi usaha tambal ban saya juga bukan yang utama. Selama ini pendapatan saya lebih banyak dari reparasi sepeda motor,” kata dia.

“Ya bisa dibilang ancaman kalau usahanya hanya mengandalkan dari tambal ban saja,” pungkas pria berusia 29 tahun itu.

Berita Terkait

Macan Tutul Jawa terekam camera trap di STPN Sukabumi
Kades Cikujang Sukabumi jadi tersangka korupsi Dana Desa Rp500 juta
Truk tak kuat nanjak di jalan rusak Nyalindung Sukabumi, warga: Ganti bupati sama aja
Poin penting Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi, siapkan dana Pilbup 2029
Ular berbisa masuki rumah Kasek SMAN 5 Sukabumi, butuh bantuan Damkar? Hubungi nomor ini
Musda XVI Pemuda/KNPI 2025, Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi ingatkan soal ini
Setelah Disdagin, kini giliran dugaan korupsi truk sampah DLH Kabupaten Sukabumi
Tersisa 5 pemuda dan asal OKP berebut Ketua DPD KNPI Kabupaten Sukabumi

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 01:36 WIB

Macan Tutul Jawa terekam camera trap di STPN Sukabumi

Jumat, 16 Mei 2025 - 00:59 WIB

Kades Cikujang Sukabumi jadi tersangka korupsi Dana Desa Rp500 juta

Kamis, 15 Mei 2025 - 17:29 WIB

Truk tak kuat nanjak di jalan rusak Nyalindung Sukabumi, warga: Ganti bupati sama aja

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:31 WIB

Ular berbisa masuki rumah Kasek SMAN 5 Sukabumi, butuh bantuan Damkar? Hubungi nomor ini

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:00 WIB

Musda XVI Pemuda/KNPI 2025, Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi ingatkan soal ini

Berita Terbaru

Macan Tutul Jawa - @btn_gn_halimunsalak

Sukabumi

Macan Tutul Jawa terekam camera trap di STPN Sukabumi

Jumat, 16 Mei 2025 - 01:36 WIB