Bebatuan di Situs Gunung Padang dari Sukabumi, Begini Analisa Ahli

- Redaksi

Sabtu, 23 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Situs megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur. l Istimewa

Situs megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Situs Gunung Padang telah lama menjadi perbincangan para ahli arkeologi hingga para pejabat dan politikus.

Situs megalitikum ini merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Situs ini menjadi perbincangan karena ditemukannya struktur batu yang diyakini sebagai piramida buatan manusia.

Situs ini juga dianggap sebagai situs tertua di dunia, awalnya disebut sebagai gundukan atau piramida yang mirip dengan kuil kuno Machu Picchu di Peru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejumlah hasil penelitian menyebut jika Gunung Padang merupakan situs megalitikum tertua di dunia. Bahkan, usianya disebut lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.

Sejauh ini, perbincangan memang lebih banyak soal usia Situs Gunung Padang berikut sejumlah benda peninggalan yang ditemukan di sekitar lokasi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi akan rekonstruksi Situs Gunung Padang, Menbud undang ahli luar negeri

Belakangan muncul pertanyaan, dari mana sebenarnya asal-usul bebatuan di Situs Gunung Padang?

Pertanyaan itu pun hingga kini belum terpecahkan. Beberapa teori menyebut batu-batu itu berasal dari zaman prasejarah atau bahkan zaman purba.

Baca Juga :  PMI Kabupaten Sukabumi gelar simulasi TDB di wilayah bentangan Sesar Cimandiri

Selain itu, terdapat juga spekulasi bahwa batu-batu tersebut telah dipahat sebelum ditempatkan di Situs Gunung Padang seperti saat ini.

Namun, penelitian geologi menunjukkan bahwa batu-batu tersebut merupakan bebatuan vulkanik dari gunung berapi purba yang terbentuk akibat aktivitas geologis yang juga melibatkan Sesar Cimandiri.

Seperti diketahui, Sesar Cimandiri memanjang mulai dari muara Sungai Cimandiri di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke Selatan melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Fakta lain juga menunjukkan bahwa asal mula muasal blok batu di Situs Gunung Padang mirip dengan situs purba di Irlandia, yaitu Situs Tangga Segi Enam.

Maka situs Gunung Padang dianggap sebagai situs megalitikum dari era megalitikum, dan sisa-sisa tempat ibadah batu yang ada merupakan bukti dari hal ini.

Batu-batu di situs ini adalah batuan kolom yang terbentuk di dalam gunung berapi, namun kemudian dimanfaatkan oleh manusia.

Untuk diketahui, upaya untuk mengungkap misteri asal usul batu di situs Gunung Padang terus dilakukan.

Baca Juga :  Menelisik Jejak Lokasi Longsor Purba di Sukabumi

Beberapa penelitian telah dilakukan, seperti pengukuran menggunakan teknologi georadar dan pengeboran untuk mengambil sampel batu. Namun, hasil penelitian tersebut masih memerlukan analisis lebih lanjut.

Untuk informasi, adapun Sungai Cimandiri mengalir dari timur ke barat sepanjang sekitar 100 km. Hulu Sungai Cimandiri berada di Gunung Pasir Caringin, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi dan bermuara ke Samudra Hindia dekat Pelabuhan Ratu.

Selain itu anak sungai Cimandiri juga berhulu dari Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Salak dan Gunung Halimun. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri memiliki luas 201.431 hektare, terbentang sekitar Padalarang dan kawasan konservasi gunung Halimun pada bagian hulunya membentang ke barat daya hingga bermuara di Teluk Pelabuhan Ratu.

DAS Cimandiri mempunyai anak-anak sungai yaitu Cicatih, Cipelang, Citarik, Cibodas, dan Cidadap yang semuanya bermuara di Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

DAS Cimandiri menurut klasifikasi Ditjen RLPS (2000) merupakan DAS lokal, artinya DAS yang secara geografis terletak secara utuh berada di satu kabupaten/kota, dan/atau DAS yang secara potensial hanya dimanfaatkan oleh satu daerah kabupaten/kota. Wilayah DAS Cimandiri secara administrative masuk Kabupaten Sukabumi dan sebagian masuk dalam Kabupaten Cianjur.

Berita Terkait

Gempa megathrust tunggu waktu, Jawa Barat dan 11 wilayah RI terancam
Sesar Citarik: Lempeng tektonik di wilayah padat penduduk, dari Sukabumi hingga Bekasi
La Nina berakhir, warga Sukabumi waspada musim kemarau panjang
Soal Minyakita tekor, cek 1 Liter berapa kg? Berat air berbeda dengan minyak
Waspada, ini bulan curah hujan dan jumlah hari hujan rata-rata satu tahun di Sukabumi
Awan topan di wilayah selatan seukuran Pulau Jawa, BMKG: Bibit Siklon Tropis, ini dampaknya
Waspada 2025, suhu panas akan panggang Pulau Jawa
Gerhana Matahari Cincin awal Oktober 2024 dan 4 fenomena luar angkasa, Saturnus muncul

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 10:00 WIB

Gempa megathrust tunggu waktu, Jawa Barat dan 11 wilayah RI terancam

Jumat, 11 April 2025 - 23:03 WIB

Sesar Citarik: Lempeng tektonik di wilayah padat penduduk, dari Sukabumi hingga Bekasi

Jumat, 28 Maret 2025 - 18:24 WIB

La Nina berakhir, warga Sukabumi waspada musim kemarau panjang

Senin, 10 Maret 2025 - 19:44 WIB

Soal Minyakita tekor, cek 1 Liter berapa kg? Berat air berbeda dengan minyak

Minggu, 9 Maret 2025 - 20:32 WIB

Waspada, ini bulan curah hujan dan jumlah hari hujan rata-rata satu tahun di Sukabumi

Berita Terbaru

Internasional

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:00 WIB