29.4 C
Sukabumi
Senin, Mei 6, 2024

Sudah direstui keluarga, Sule pastikan Mahalini mualaf sebelum dinikahi Rizky Febian

sukabumiheadline.com - Kepastian siapa yang berpindah keyakinan...

Suzuki SUI 125 Meluncur, Spesifikasi Vespa Banget Harga Terjangkau

sukabumiheadline.com l Skutik modern Suzuki Vespa SUI...

Mencari Tahu Seputar Wacana Sukabumi Memisahkan Diri dari Jawa Barat

SUKABUMIHEADLINE.com l Jawa Barat merupakan salah satu...

Benjamin Netanyahu di Ujung Tanduk, Survei Kepercayaan Rakyat Israel Hanya 27 Persen

InternasionalBenjamin Netanyahu di Ujung Tanduk, Survei Kepercayaan Rakyat Israel Hanya 27 Persen

sukabumiheadline.com l Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah kehilangan kepercayaan masyarakat Israel.

“Kita sudah dua bulan memasuki perang dan Negara Israel masih belum memiliki rencana untuk hari setelah perang,” kata Lapid dalam pertemuan Partai Yesh Atid, Senin (11/12/2023).

Lapid menyebut tak ada upaya diplomasi yang terorganisir selama perang, antaran Israel dan Hamas tersebut.

Dan juga menurutnya tidak ada sistem diplomasi publik yang terpadu, tidak ada rencana ekonomi yang terorganisir untuk mengatasi kerusakan perekonomian.

“Tidak ada orang yang berurusan dengan tentara cadangan,” kata Lapid, mengutip Anadolu Agency.

“Kami memiliki perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan dari lembaga keamanan, sistem ekonomi dan mayoritas rakyat, dan dunia,” tambahnya.

Diketahui Netanyahu menghadapi kritik yang semakin besar atas kegagalannya mengatasi serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan bahwa hanya 27 persen warga Israel yang percaya bahwa Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan.

Survei tersebut menemukan bahwa 49 persen warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.

Seorang pakar militer, bernama Yoav Zitun mengatakan bahwa tentara Israel terkejut dengan kekuatan militer Hamas.

Di mana sebelumnya menggaung di media, bahwa Israel ‘gembar-gembor’ akan menggulingkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza sejak musim panas 2007.

“Di lapangan, tentara setiap hari terkejut dengan betapa kuatnya Hamas,” tulis Yoav Zitun.

Tentara Israel menyadari bahwa melenyapkan Hamas di Jalur Gaza akan memakan waktu berbulan-bulan, lanjut Zitun.

Tentara Israel berkumpul di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 5 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.

“Ini (Hamas) adalah militer yang dibentuk di wilayah yang hanya 50 menit dari Tel Aviv selama beberapa tahun terakhir,” tulis Zitun dalam artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, Minggu (10/12/2023), mengutip Anadolu Agency.

Dan kemampuan militer gerakan Hamas menegaskan bagaimana mereka telah melawan pendudukan Israel di Palestina selama beberapa dekade, lanjutnya.

Zitun menyebutkan dalam artikelnya bahwa Amerika Serikat (AS) telah memberikan tenggat waktu kepada Israel untuk mengakhiri perang di Gaza pada akhir Desember atau Januari, namun Washington membantahnya pada hari Jumat (8/12/2023).

Zitun juga menjelaskan kemampuan Hamas dalam menghadapi tentara Israel.

“Mereka memiliki ratusan ribu senjata, termasuk berbagai jenis peluru RPG, yang dianggap sebagai senjata utama mereka.”

“Mereka juga memiliki peluncur roket canggih, drone peledak, dan drone serang yang diproduksi sebagai salinan drone Sky Rider milik tentara Israel yang jatuh di Jalur Gaza dalam dekade terakhir,” kata Zitun dalam artikelnya.

Menurut Zitun, para pejuang Hamas juga memiliki senapan mesin, senapan Kalashnikov, senapan sniper Dragunov, perangkat komunikasi canggih, alat peledak dengan standar dan ukuran berbeda dan senjata serta kemampuan militer yang tak terhitung jumlahnya.

Mengenai serangan Israel ke Jalur Gaza bagian utara, Zitun menyatakan, pertempuran sengit di Beit Hanoun itu dapat mengindikasikan bahwa membersihkan Gaza dari Hamas akan memakan waktu berbulan-bulan.

“Meskipun Hanoun bukanlah benteng terkuat Hamas,” kata Zitun.

Mengenai lingkungan Shujaiya di Kota Gaza, Zitun mengutip seorang perwira senior di Brigade Israel elit Golani yang mengatakan, Hamas telah menempatkan batalion terkuatnya di sana.

“Para militan Hamas di lingkungan itu lahir dan besar di sana, mereka terkait dengan tempat tersebut dan tidak akan melarikan diri,” kata petugas tersebut.

Diketahui Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan Hamas.

Setidaknya 17.700 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 48.780 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober setelah serangan lintas batas oleh Hamas.

Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer