22.3 C
Sukabumi
Sabtu, Mei 4, 2024

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Dikepung Al-Qassam IDF Mundur, Semua Dubes Israel Diwajibkan Cegah Pengadilan Internasional

InternasionalDikepung Al-Qassam IDF Mundur, Semua Dubes Israel Diwajibkan Cegah Pengadilan Internasional

sukabumiheadline.com l Israel dilaporkan hampir sepenuhnya menyelesaikan penarikan pasukan dari posisi mereka di Gaza, khususnya di wilayah Kegubernuran Utara di Jalur Gaza utara.

Demikian laporan Al Mayadeen yang menyebut tentara pendudukan Israel hanya tinggal tersisa di dua wilayah, yakni al-Tawam dan Menara al-Makousi, yang membentang dari utara Jalur Gaza hingga Kota Gaza.

“Daerah tersebut merupakan jalur pasokan dan penarikan penting bagi pasukan pendudukan Israel,” kata sumber tersebut kepada Al Mayadeen.

Sumber tersebut juga mengungkapkan, pasukan IDF tidak mundur dari Jalan 10, yang memotong antara Kota Gaza dan Jalur Gaza tengah.

Adapun kelompok milisi pembebasan Palestina di Gaza dilaporkan secara teratur terus melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Israel di wilayah utara dan Gaza.

“Tekanan-tekanan ini menghalangi pasukan pendudukan Israel untuk membangun posisi aman, mendorong mereka untuk mundur menuju “Netzarim”,” tulis laporan yang sama.

Sumber tersebut menunjukkan wilayah al-Bureij, al-Nuseirat, al-Maghazi, al-Mughraqa, dan Juhr al-Dik di Jalur Gaza tengah menjadi lokasi pertempuran berhias penembakan artileri Israel yang intens.

Sementara, wilayah Khan Younis menjadi arena konfrontasi paling sengit, terutama di wilayah tengahnya, di mana gerak laju Israel masih sangat lambat.

“Di sebelah timur Khan Younis, dekat tembok pemisah dengan wilayah pendudukan, di kota Khuzaa, Aabsan, dan Bani Suhaila, pasukan pendudukan belum mampu mencapai kemajuan apa pun karena operasi militer dari milisi Perlawanan,” ungkap laporan tersebut.

Di wilayah paling selatan Rafah, “pemboman udara terjadi secara berkala tanpa serangan darat, dan serangan udara terus berlanjut di seluruh sektor namun dengan intensitas rendah.”

Sekembalinya dari garis depan, pasukan Brigade al-Qassam melaporkan sejumlah operasi sukses yang dilakukan melawan pasukan pendudukan Israel di Khan Younis, Khuzaa, dan Bani Suhaila.

Di sebelah timur kota Khan Younis di Bani Suhaila, pejuang al-Qassam melenyapkan pasukan infanteri Israel yang terdiri dari delapan tentara, dari jarak dekat.

Humvee dan Kendaraan tempur tentara Israel bergerak melewati jalan berdebu dari puing-puing Gaza, di Jalur Gaza, Kamis (4/1/2024). Pada Sabtu (6/1/2024) tentara Israel dilaporkan hampir sepenuhnya menyelesaikan penarikan pasukan dari Gaza Utara.

Di wilayah yang sama, unit lain Al Qassam mengklaim menembak mati seorang tentara Israel setelah ia memasuki sebuah gedung di wilayah tersebut, di mana seorang anggota al-Qassam ditempatkan.

Di Khuzaa, pejuang al-Qassam meledakkan alat peledak rakitan anti-personil ke arah pasukan Israel yang ditempatkan di dalam sebuah bangunan di Khuzaa.

Kelompok milisi juga melawan pasukan lapis baja Israel di Jalur Gaza tengah, di mana unit Al Qassam menargetkan tank Merkava Israel menggunakan penetrator berbentuk eksplosif (EFP) Showaz yang diproduksi secara lokal.

Terkonfirmasi, serangan Showaz membuat tank tersebut hancur total.

Kerahkan Semua Dubes

Kementerian luar negeri Israel dilaporkan telah mengeluarkan siaran Telegram kepada misi diplomatik luar negeri mereka di seluruh dunia untuk melobi negara-negara tempat mereka bertugas.

Siaran telegram itu berisi instruksi penggerakan misi diplomatik guna meyakinkan negara-negara di dunia agar menolak gugatan genosida di International Court of Justice (ICJ/Pengadilan Internasional) sebelum sidang 11 Januari.

“Entitas pendudukan Israel menerapkan mode siaga diplomatik penuh setelah Afrika Selatan mengajukan kasus genosida terhadap mereka di Mahkamah Internasional awal pekan ini,” tulis laporan Walla!, dikutip Sabtu (6/1/2024).

Gugatan Afrika Selatan atas dugaan aksi genosida oleh Israel ke pengadilan yang bermarkas di Den Haag tersebut menyatakan kalau operasi militer pasukan pendudukan Israel “bersifat genosida” di Jalur Gaza terhadap warga Palestina.

“Karena mereka (IDF) berkomitmen dengan maksud khusus untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza sebagai bagian dari kebangsaan, ras, dan kelompok etnis Palestina yang lebih luas,” demikian bunyi gugatan Afsel ke Israel di ICJ.

“Perilaku Israel… terhadap warga Palestina di Gaza, merupakan pelanggaran terhadap kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida,” tulis pernyataan tersebut.

Atas gugatan ini, menurut Walla!, kementerian luar negeri Israel kemudian mengeluarkan instruksi melalui Telegram kepada puluhan kedutaan besarnya di seluruh dunia untuk “meyakinkan banyak negara” agar secara terbuka mengumumkan penolakan terhadap gugatan ICJ di Afrika Selatan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel disebutkan juga melakukan kontak dengan beberapa negara untuk mendorong mereka mengeluarkan pernyataan yang bersifat pembelaan terhadap Israel.

“Mereka (negara-negara yang dilobi) diminta mengakui bahwa Israel berupaya mengurangi kerugian terhadap warga sipil di Gaza,” tambah media tersebut.

Sejumlah kedutaan besar Israel juga telah diberitahu kalau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diperkirakan akan mengirimkan surat dengan pesan serupa kepada rekan-rekannya di puluhan negara di dunia dalam beberapa hari mendatang.

Hal ini terjadi ketika jumlah martir di Gaza yang terbunuh akibat perang Israel yang sedang berlangsung telah melampaui 22.000 orang dan lebih dari 60.000 orang dilaporkan terluka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.

Selain itu, laporan baru-baru ini oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengungkapkan, Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang – setelah memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza sejak hari pertama perang – telah mengakibatkan kerugian besar.

Gaza menjadi pusat dari 80 persen populasi yang mengalami kelaparan di seluruh dunia, merujuk data yang menunjukkan sebanyak 577.000 dari 706.000 orang yang mengalami tingkat kelaparan berstatus “catastrophic” atau “famine” secara global adalah warga Palestina di Jalur Gaza.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer