21.7 C
Sukabumi
Selasa, Mei 7, 2024

Vivo X100 meluncur, hp flagship dengan chipset Dimensity 9300, ini bocoran harganya

sukabumiheadline.com - Vivo resmi memperkenalkan smartphone flagship...

Sudah direstui keluarga, Sule pastikan Mahalini mualaf sebelum dinikahi Rizky Febian

sukabumiheadline.com - Kepastian siapa yang berpindah keyakinan...

Resmi, laga Timnas Indonesia U-23 vs Guinea disiarkan TV nasional

sukabumiheadline.com - Laga play-off Olimpiade 2024 antara...

[:id]Calon PM Belanda Keturunan Sukabumi Dikenal anti-Islam, Biodata dan Agama Geert Wilders[:en]Dutch PM candidate of Sukabumi descent known to be anti-Islam, Biography and Religion of Geert Wilders[:]

InternasionalCalon PM Belanda Keturunan Sukabumi Dikenal anti-Islam, Biodata dan Agama Geert WildersDutch PM candidate of Sukabumi descent known to be anti-Islam, Biography and Religion of Geert Wilders

[:id]sukabumiheadline.com l Nama Geert Wilders sedang ramai diperbincangkan. Nama Politisi Belanda itu kembali mencuat setelah partai pimpinannya, PVV, memenangkan pemilu pada Rabu (22/11/2023).

Namun meskipun menjadi pemenang, Wilders belum dapat mengamankan kursi mayoritas agar dapat menjadi Perdana Menteri (PM) Belanda. Hal itu karena Wilders memiliki sikap yang dinilai menghambat, yakni sikapnya yang anti-Islam.

Wilders sendiri merupakan tokoh yang anti dengan Islam dan imigrasi yang dilakukan warga Timur Tengah ke Belanda. Ia kerap kali membuat aksi-aksi yang kontroversial seperti ingin mengusir Umat Islam yang tidak menerima prinsip Belanda untuk hengkang dari Negeri Kincir Angin.

Terbaru, ia memberikan peringatan terhadap kebijakan imigrasi yang diteken pendahulu dan rivalnya, Mark Rutte, yang akan ia kurangi saat menjabat sebagai PM.

“Kita harus menemukan cara untuk memenuhi harapan para pemilih kita, untuk mengembalikan Belanda sebagai nomor satu. Belanda akan dikembalikan ke Belanda, tsunami suaka dan migrasi akan dibatasi,” kata Wilders.

Ia juga pernah tersandung kasus rasisme terhadap etnis Maroko. Pada tahun 2016, Wilders dihukum karena melakukan diskriminasi setelah ia menyebut warga Maroko sebagai “sampah” pada kampanyenya.

Karena sikapnya itu, ia yang berada di bawah perlindungan polisi sejak tahun 2004. Ia juga telah mendapatkan pertentangan keras dengan fatwa dari ulama Pakistan.

Keturunan Sukabumi

Sikap Geert yang anti-Islam dan imigran Timur Tengah nyatanya juga mendapatkan perlawanan dari keluarganya. Salah satunya adalah saudara laki-lakinya, Paul Wilders, yang menyebut mereka sebenarnya memiliki latar belakang imigran.

“Akar keluarga dan nama belakang kami berasal dari Jerman. Nenek kami adalah orang Indonesia dan istri Geert adalah orang Hongaria keturunan Turki. Kami semua adalah migran,” tegas Paul pada tiga tahun lalu.

Dalam laporan media Belanda, Groene, kakek dari Geert Wilders disebutkan sebagai Johan Ording, yang pernah menjadi wakil inspektur keuangan publik di Jawa Timur.

Johan kemudian menikah dengan seorang gadis bernama Anie Meijer. Namun kemudian ia dipulangkan dari Indonesia setelah diketahui terlibat dalam penipuan dan korupsi yang meluas di lembaga tersebut.

Namun, setahun sebelum pemecatan resmi diturunkan, Ording pindah menetap di Nice, Prancis, di mana ia berhasil memperoleh uang muka dalam jumlah besar dari konsulat Belanda.

Ia kemudian menerima keputusan pemecatan melalui telegram saat ia tinggal di wilayah miskin dan terisolasi di Provinsi Limburg Utara, Belanda.

Sementara itu, unsur Indonesia dalam diri Geert juga juga didapatkan dari neneknya yang juga istri Johan, Annie Meijer.

Dalam situasi penelusuran Geneanet, Annie yang bernama lengkap Johanna Magdalena Meijer lahir di Jakarta, 21 April 1902.

Sementara, ibu Geert Wilders yang bernama Maria Anne Ourding, lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 23 Mei 1933.

Biodata Geert Wilder

Geert Wilders adalah politikus sayap kanan Belanda dan pendiri dan pemimpin Partai untuk Kebebasan, partai politik terbesar keempat di Belanda.

Sebagai politikus, Geert Wilders tergolong mapan, hal itu bisa dilihat dari posisinya yang terbilang aman menduduki kursi adalah anggota Parlemen Belanda sejak 1998 silam.

Informasi dihimpun, Geert lahir pada 6 September 1963 di Kota Venlo dari ibu bernama Maria Anne Ording. Diketahui, Maria yang lahir di Sukabumi itu merupakan anak dari pasangan Johanna Magdalena Meijer dan Johannes Henricus Ording.

Geert Wilders yang memeluk Katholik Roma ini memiliki saudara kandung yang bernama Paul Wilders.

Ia menikah dengan Krisztina Wilders pada tahun 1992 lalu.

Perjalanan Hidup Geert Wilders

Geert Wilders adalah seorang politikus Belanda yang memimpin partai yang didirikannya pada 2006 lalu, Partai untuk Kebebasan (PVV) sejak ia mendirikannya pada tahun 2006.

Ia juga merupakan pemimpin partai di Dewan Perwakilan Rakyat , yang telah menduduki kursi parlemen sejak tahun 1998.

Wilders secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi, sehingga menghasilkan “perjanjian toleransi”.

Geert Wilders terkenal karena populis, anti-imigrasi dan kritiknya terhadap Islam dan Euroscepticism (UE), dan karena hubungannya dengan Kremlin.

Pandangannya itu menjadikannya tokoh kontroversial di Belanda dan luar negeri. Karenanya, sejak 2004, ia selalu dilindungi oleh polisi bersenjata ke manapun ia pergi.

Dibesarkan sebagai seorang Katolik Roma, Wilders meninggalkan gereja pada usia dewasanya. Perjalanannya ke Israel dan Timur Tengah saat remaja membantu membentuk pandangan politiknya.

Ia sempat bekerja sebagai penulis pidato untuk VVD konservatif-liberal, kemudian menjabat sebagai asisten parlemen untuk pemimpin partai Frits Bolkestein dari tahun 1990 hingga 1998.

Dia masuk dewan kota Utrecht pada 1997. Tahun berikutnya dia masuk Dewan Perwakilan Rakyat.

Wilders telah berkampanye untuk menghentikan apa yang dia pandang sebagai “Islamisasi Belanda”. Dia membandingkan AlQuran dengan Mein Kampf karya Adolf Hitler dan berkampanye agar buku tersebut dilarang di Belanda.

Dia juga menganjurkan diakhirinya imigrasi dari negara-negara Muslim, dan melarang pembangunan masjid baru.

Wilders adalah pembicara pada Konferensi Menghadapi Jihad yang diadakan di Israel pada tahun 2008, yang membahas bahaya jihad, dan menyerukan tindakan keras terhadap apa yang disebutnya “teror jalanan” yang dilakukan oleh kelompok minoritas di kota-kota di Belanda.

Film kontroversialnya pada tahun 2008 yang menampilkan pandangannya tentang Islam, Fitna, mendapat perhatian internasional dan kritik ekstrem. Hal itu karena Wilders juga digugat karena konten dalam filmnya digunakan tanpa izin.

Namun demikian, Wilders menolak dicap sebagai sayap kanan dan memandang dirinya sebagai seorang liberal sayap kanan, sambil mengatakan dia tidak ingin “dikaitkan dengan kelompok fasis kanan yang salah”.

Namun baru-baru ini, Wilders terciduk bekerja sama dengan Marine Le Pen dari Front Nasional Prancis, serta Partai Kebebasan Austria, Lega Nord Italia , dan Vlaams Belang dari Belgia yang semuanya dikenal sebagai anti-Islam.

Tak hanya itu, Wilders juga diketahui telah beberapa kali didakwa terkait penghasutan.

Ia pertama kali dituduh melakukan tindakan kriminal yang menghina kelompok agama dan etnis serta menghasut kebencian dan diskriminasi. Dia dinyatakan tidak bersalah pada tahun 2011.

Pada 2016, dia diadili lagi dan dinyatakan bersalah melakukan penghasutan dan mendorong diskriminasi terhadap imigran Maroko ke Belanda, tetapi tidak menghadapi hukuman. Vonis tersebut kemudian dibatalkan.[:en]sukabumiheadline.com – The name Geert Wilders is being widely discussed. The Dutch politician’s name has emerged again after the party he leads, PVV, won the election on Wednesday (22/11/2023).

However, despite being the winner, Wilders has not been able to secure a majority of seats so he can become Prime Minister (PM) of the Netherlands. This is because Wilders has an attitude that is considered obstructive, namely his anti-Islam attitude.

Wilders himself is a figure who is anti-Islam and immigration by Middle Easterners to the Netherlands. He often took controversial actions, such as wanting to expel Muslims who did not accept Dutch principles to leave the Land of Windmills.

Most recently, he issued a warning against the immigration policy signed by his predecessor and rival, Mark Rutte, which he will reduce when he serves as PM.

“We must find a way to meet the expectations of our voters, to restore the Netherlands as number one. The Netherlands will be returned to the Netherlands, the tsunami of asylum and migration will be limited,” Wilders said.

He has also been involved in cases of racism against ethnic Moroccans. In 2016, Wilders was convicted of discrimination after he called Moroccans “trash” at his campaign rally.

Because of his attitude, he has been under police protection since 2004. He has also faced strong opposition to fatwas from Pakistani clerics.

Descendants of Sukabumi

In fact, Geert’s anti-Islam and Middle Eastern immigrant stance also met resistance from his family. One of them is his brother, Paul Wilders, who said they actually have an immigrant background.

“Our family roots and surname come from Germany. Our grandmother is Indonesian and Geert’s wife is Hungarian of Turkish descent. We are all migrants,” Paul emphasized three years ago.

In Dutch media reports, Groene, Geert Wilders’ grandfather, was mentioned as Johan Ording, who was once a deputy public finance inspector in East Java.

Johan then married a girl named Anie Meijer. However, he was later sent home from Indonesia after he was found to be involved in widespread fraud and corruption in the institution.

However, a year before the official dismissal was handed down, Ording moved to settle in Nice, France, where he managed to obtain a large down payment from the Dutch consulate.

He then received the decision to be fired via telegram while he was living in a poor and isolated area in North Limburg Province, the Netherlands.

Meanwhile, Geert also got elements of Indonesia from his grandmother, who is also Johan’s wife, Annie Meijer.

In the circumstances of Geneanet’s search, Annie, whose full name is Johanna Magdalena Meijer, was born in Jakarta, April 21 1902.

Meanwhile, Geert Wilders’ mother, Maria Anne Ourding, was born in Sukabumi, West Java, on May 23 1933.

Geert Wilder Biography

Geert Wilders is a right-wing Dutch politician and the founder and leader of the Party for Freedom, the fourth largest political party in the Netherlands.

As a politician, Geert Wilders is relatively well-established, this can be seen from his relatively safe position in holding a seat as a member of the Dutch Parliament since 1998.

According to information gathered, Geert was born on September 6 1963 in Venlo City to a mother named Maria Anne Ording. It is known that Maria, who was born in Sukabumi, was the daughter of Johanna Magdalena Meijer and Johannes Henricus Ording.

Geert Wilders, who is Roman Catholic, has a sibling named Paul Wilders.

He married Krisztina Wilders in 1992.

Geert Wilders’ Life Journey

Geert Wilders is a Dutch politician who has led the party he founded in 2006, the Party for Freedom (PVV) since he founded it in 2006.

He is also the party leader in the House of Representatives, having held a parliamentary seat since 1998.

Wilders actively participated in the negotiations, resulting in a “tolerance agreement”.

Geert Wilders is known for his populist, anti-immigration and criticism of Islam and Euroscepticism (EU), and for his ties to the Kremlin.

His views made him a controversial figure in the Netherlands and abroad. Therefore, since 2004, he has always been protected by armed police wherever he goes.

Raised as a Roman Catholic, Wilders left the church in his adulthood. His travels to Israel and the Middle East as a teenager helped shape his political views.

He briefly worked as a speechwriter for the conservative-liberal VVD, then served as parliamentary assistant to party leader Frits Bolkestein from 1990 to 1998.

He entered the Utrecht city council in 1997. The following year he entered the House of Representatives.

Wilders has campaigned to stop what he views as the “Islamization of the Netherlands”. He compared the Koran to Adolf Hitler’s Mein Kampf and campaigned for the book to be banned in the Netherlands.

He also advocated an end to immigration from Muslim countries, and banned the construction of new mosques.

Wilders was a speaker at the Confronting Jihad Conference held in Israel in 2008, which discussed the dangers of jihad, and called for tough action against what he called “street terror” carried out by minority groups in Dutch cities.

His controversial 2008 film presenting his views on Islam, Fitna, received international attention and extreme criticism. This is because Wilders was also sued because the content in his film was used without permission.

However, Wilders refuses to be labeled a right-winger and sees himself as a right-wing liberal, saying he does not want to be “associated with the wrong fascist right”.

But recently, Wilders was caught collaborating with Marine Le Pen from France’s National Front, as well as Austria’s Freedom Party, Italy’s Lega Nord, and Belgium’s Vlaams Belang, all of whom are known to be anti-Islam.

Not only that, Wilders is also known to have been charged several times with sedition.

He was first accused of criminal acts of insulting religious and ethnic groups and inciting hatred and discrimination. He was found not guilty in 2011.

In 2016, he was tried again and found guilty of incitement and encouraging discrimination against Moroccan immigrants to the Netherlands, but faced no punishment. The verdict was later overturned.[:]

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer