Gunung Salak: Gunung berapi purba berstatus waspada, warga Sukabumi wajib tahu

- Redaksi

Sabtu, 8 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Salak - Istimewa

Gunung Salak - Istimewa

sukabumiheadline.com – Gunung Salak punya karakteristik ancaman pengumpulan gas beracun yang harus diwaspadai. Peringatan bencana dari badan seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ditujukan agar kita menjadi waspada.

Menurut PVMBG, Gunung Salak yang berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi dengan Bogor, Jawa Barat, ini berstatus “di atas normal” alias Waspada.

20 gunung di Indonesia naik status

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PVMBG merilis kabar bahwa ada sebanyak 20 gunung api di Indonesia yang aktivitasnya naik menjadi “di atas normal”. Dua di antara 20 gunung yang naik status tersebut, berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, yaitu Gunung Salak dan Gunung Gede.

Adapun, 20 gunung api di Indonesia yang aktivitasnya di atas normal, satu di berstatus Awas, dua Siaga, dan sisanya 17 gunung adalah Waspada. “Yang Awas itu Gunung Sinabung, dan Siaga itu Gunung Agung dan Gunung Soputan,” kata Kristianto ketika menjabat Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, pada 2018 lalu.

“Seperti Gunung Tangkubanparahu, Dieng, Papandayan, Gede, dan Bromo, kita sudah memberikan arahan untuk tetap berhati-hati dan berkoordinasi dengan kami di PVMBG atau di Pos Pengamatan Gunung Api yang stand-by memberikan informasi,”

Baca Juga :  Mengunjungi Kawah Ratu yang lagi hits di Sukabumi via jalur Curug Seribu

Salak dan Gede statusnya waspada

Gunung Gede dan Gunung Salak di Kabupaten Sukabumi termasuk yang berstatus waspada. Peringatan ini dikeluarkan agar meningkatkan kewasapdaan mengingat kedua gunung kerap menjadi tujuan wisata. Oleh karena itu, PVMBG mengaku telah berkoordinasi dengan pengelola daerah wisata di lokasi gunung api yang menjadi tujuan wisata, termasuk Salak dan Gede.

“Seperti Gunung Tangkubanparahu, Dieng, Papandayan, Gede, dan Bromo, kita sudah memberikan arahan untuk tetap berhati-hati dan berkoordinasi dengan kami di PVMBG atau di Pos Pengamatan Gunung Api yang stand-by memberikan informasi,” kata Kristianto.

Terjadi ribuan gempa di Gunung Salak dalam 1 tahun

Terlepas dari kondisi terkini Gunung Salak, PVMBG mengungkap bahwa pada 2018, di Gunung Salak telah terjadi ribuan kali gempa. Maka tidak berlebihan jika dikatakan Gunung Salak bisa ’’terbangun’’ dari tidur panjangnya kapan saja. “Ancaman (meletus) tetap saja ada. Makanya pemantauan terus kami lakukan,” ujar Kristianto.

Secara geologis, Gunung Salak merupakan gunung api purba yang terdiri dari beberapa puncak. Puncak tertinggi Gunung Salak atau yang sering disebut sebagai Puncak Salak I memiliki ketinggian puncak 2.211 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Aktivitas vulkanik di Gunung Salak termasuk dalam kategori Stratovolcano tipe A (gunung yang menunjukan aktivitasnya sejak tahun 1.600).

Baca Juga :  Mengenang Mei kelabu 2012, detik-detik Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, 45 tewas

Kini, tercatat ada beberapa kawah aktif di puncak Gunung Salak, yaitu kawah terbesar yang diberi nama Kawah Ratu, lalu Kawah Cikaluwung Putri dan Kawah Hirup yang menjadi bagian juga dari sistem vulkanis Kawah Ratu.

Gunung Salak tertidur pulas selama 319 tahun

Sebagai pengingat, abu hitam pernah menyembur setinggi 50 ribu kaki dari puncak Gunung Salak pada 5 Januari, 319 tahun silam, tepatnya tahun 1699. Letusan di akhir abad 16 itu pun membawa kerusakan masif di sepanjang Bogor hingga Batavia (sekarang Jakarta).

Letusan itu juga menutupi atmosfer di atas wilayah Bogor dan Sukabumi. Mengalirkan aliran lahar dan material vulkanik seperti batu-batuan melalui Sungai Cisadane dan Ciliwung hingga ke Teluk Jakarta. Peristiwan besar itu tercatat dalam data dasar Gunung Api Indonesia (Edisi Kedua).

Lalu ada letusan Gunung Salak berikutnya terjadi tak lebih dari seabad setelah letusan pertama, yaitu pada 1761 dan 1780. Namun, dua letusan di abad ke-17 itu tak memiliki skala letusan yang besar seperti letusan pertama. Dan terakhir, Gunung Salak meletupkan aktivitas vulkanisnya pada 1938 berupa erupsi freatik yang terjadi di kawah Cikuluwung Putri.

Kini, Gunung Salak masih menyandang status sebagai Gunung Api aktif. Selama ratusan tahun sejak letusan hebat 1699 Gunung Salak (319 tahun tepatnya) masih terlelap.

Tulisan ini disarikan dari sukabumixyz.com yang berjudul: Gunung Salak dan Gede berstatus waspada, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti aware

Berita Terkait

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD
Didominasi perempuan, ini jumlah TKI asal Sukabumi 5 tahun terakhir
Ketahui Visi, Misi dan 11 Proyek Prioritas yang keren dari Bupati/Wabup Sukabumi
Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:33 WIB

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 04:55 WIB

4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?

Kamis, 12 Juni 2025 - 00:01 WIB

Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA

Senin, 9 Juni 2025 - 02:44 WIB

Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Berita Terbaru

Internasional

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:00 WIB