22 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Ini Kata 5 Anak Muda Sukabumi, Ketika Selingkuh Jadi Gaya Hidup

Gaya hidupIni Kata 5 Anak Muda Sukabumi, Ketika Selingkuh Jadi Gaya Hidup

SUKABUMIHEADLINES.com – Perselingkuhan disertai perilaku kasar terhadap pasangan merupakan dua hal yang tidak bisa ditoleran.

Selingkuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti, yaitu (1) suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri, (2) suka menggelapkan uang, dan suka menyeleweng, dan (3) menjadi hal yang umum diketahui banyak orang.

Dengan banyaknya kasus dan alasan-alasan perselingkuhan yang terjadi di Sukabumi dan mengakibatkan tingginya tingkat perceraian. Data Pengadilan Agama Kota Sukabumi dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi mencatat, selain faktor ekonomi, perselingkuhan yang berawal dari media sosial menjadi salah satu penyebab terjadinya perceraian.

Karenanya, perlu dipertanyakan apakah perselingkuhan hanya sekadar kebetulan belaka atau candu atau mungkin sudah menjadi trend dan gaya hidup?

Berikut lima komentar anak muda Sukabumi tentang trend selingkuh, dirangkum sukabumiheadlines.com, Sabtu (14/08/2021)

1. Wiadi Witaraga (25)

Sebagai laki-laki tetap berusaha agar tidak selingkuh, jika selingkuh itu diartikan menyeleweng atau memalingkan diri dari pasangan, maka bisa dipastikan bahwa selingkuh itu dilakukan oleh setiap orang tanpa mengenal gender.

“Tapi terkadang perselingkuhan adalah sesuatu yang wajar namun tak bisa dimaafkan,” ujarnya.

2. Wahidah (22)

Dara manis ini menilai, jelas sekali ketika selingkuh menjadi gaya hidup tentu akan sangat merugikan. Bukan hanya pihak yang diselingkuhi, namun juga yang melakukan perselingkuhan itu sendiri.

“Karena ketika selingkuh itu dinikmati sebagai gaya hidup, akan berdampak besar pada tatanan kehidupannya. Peselingkuh tidak akan fokus dalam meningkatkan kualitas diri dan hidupnya karena dalam alam bawah sadarnya hanya tentang mengamankan perselingkuhan tersebut, kecuali memang tujuan hidupnya untuk menikmati hal semacam itu,” ungkapnya.

3. Faisal Amir Dafa (23)

Jika diambil kasus yang ada dalam salah satu film Surga Yang Tak Dirindukan, sehancur-hancurnya seorang Arini yang mengetahui bahwa dia telah diselingkuhi, tapi perselingkuhan yang dilakukan oleh Prasetya menjadi hal yang wajar karena dalam keadaan terdesak dan tetap berusaha untuk menjaga keutuhan cinta pertamanya.

4. Lalyta (20)

Ia berpendapat, perselingkuhan itu sesuatu hal yang fatal, apalagi ketika dijadikan gaya gidup karena tidak ada urgensi untuk terjadinya perselingkuhan.

“Selain hanya sekedar nafsu saja, persoalan yang muncul nantinya tidak akan selesai hanya karena sesuatu yang tidak tahu maksud dari yang dilakukannya” katanya.

5. Hasbi (25)

Perselingkuhan merupakan salah satu bentuk penindasan psikologis dan bentuk eksploitasi tubuh dengan hukuman sosial yang nantinya merugikan banyak pihak, terlebih menimbulkan perubahan paradigma yang berbahaya terhadap seorang pelaku dan korban perselingkuhan.

Manusia merdeka dalam memilih bukan berarti terbebas dari kemerdekaan individu orang lain. Selalu ada batasan sosial untuk menyehatkan hidup bersosial.

Perselingkuhan yang menjadi karakter pada akhirnya tidak akan memberikan kesejahteraan hidup individu tersebut sebab dibelenggu rasa bersalah.

“Maka dari itu, jangan sampai perbuatan yang hanya membuat kesenangan sesaat, itu menghancurkan hidup banyak orang dan membuat diri sendiri tak berdaya, makanya, jangan pernah berani untuk menjalin suatu hubungan ketika memang belum siap untuk berkomitmen dengan serius.”

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer