Sempat Mau Bangkrut, Omzet Dapur Bambu Cicantayan Sukabumi Puluhan Juta per Bulan

- Redaksi

Rabu, 29 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menparekraf, Sandiaga Uno mengunjungi Dapur Bambu di Kampung Cibiru. l Istimewa

Menparekraf, Sandiaga Uno mengunjungi Dapur Bambu di Kampung Cibiru. l Istimewa

sukabumiheadline.com I Tumbuhan bambu banyak ditemui di kampung-kampung di Sukabumi, ada banyak pohon bambu tumbuh tersebar dengan subur, seperti di Kampung Cibiru, Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, yang dikenal memiliki jenis pohon bambu berkualitas baik.

Di Cibiru, tumbuhan bambu tidak sekadar menjadi penahan tanah agar tidak longsor, tapi sudah menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama bagi warganya, sekaligus merawat tradisi turun temurun dalam memproduksi aneka kerajinan. Meskipun hanya berbahan baku bambu, tetapi membuat aneka kerajinan diperlukan keahlian khusus agar memiliki nilai jual tinggi.

Dapur Bambu, adalah sentra industri tempat berkumpul dan berkreasi para perajin anyaman bambu, dengan spesialisasi memproduksi bilik bambu hitam. Seperti usaha berbahan baku bambu lainnya, para perajin bilik ini juga mewarisi keahliannya dalam menganyam bilik dari orang tua mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jadi ini usaha milik orang tua saya dulu, mereka memang perajin bilik bambu sejak puluhan tahun silam dan keahlian mereka diturunkan ke anak-anaknya, termasuk saya. Pada tahun 2006 saya meneruskan usaha ini, dengan merangkul tetangga dan saudara di sini untuk membantu memproduksi bilik bambu,” ungkap Nurdin, pemilik Dapur Bambu, kepada sukabumiheadline.com. Rabu (29/12/2021).

Baca Juga :  Sikah, Lansia Sebatang Kara Hidup dari Mungut Biji Pala di Parakansalak Sukabumi
Screenshot 2023 11 15 04 49 59 10 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Bilik bambu karya perajin Dapur Bambu, Kampung Cibiru. l Istimewa

Diakuinya, secara perlahan tapi pasti usaha turun temurun ini diberi nama Dapur Bambu. Berkat kesungguhannya, usahanya tersebut terus berkembang, sehingga hasil produknya sudah merambah ke pelbagai kota besar di Indonesia.

1 15
Para perajin bilik bambu di Cicantayan. l Istimewa

Alhamdulillah konsumennya dari beberapa kota di Indonesia, seperti Kediri, Medan, Bali, NTT, Pati, Bandung, dan Jakarta. Itu kota-kota yang paling sering pesan, hampir seluruh Indonesia pokoknya,” papar pria berusia 35 tahun itu.

Nurdin menambahkan, bahan dasar bambu hitam dipilih karena memang kualitasnya yang bagus dan tahan lama, serta untuk memberikan sentuhan motif berbeda. “Kualitasnya bagus, kuat, tahan lama juga. Selain itu, untuk memberikan motif warna agar tidak monoton,” katanya.

Untuk pemasaran kreasi biliknya, Dapur Bambu sudah dipasarkan melalui media sosial yang dikelola dengan serius. Selain itu, Dapur Bambu juga melakukan direct selling kepada para konsumen, dan memasoknya ke toko bahan bangunan.

Baca Juga :  Dari Cikunten Sukabumi Menikmati Suasana Pagi dan Senja Kaki Gunung Wayang

Kendala yang Dihadapi

Meskipun sudah berjalan bertahun-tahun, bukan berarti usaha ini tanpa kendala. Nurdin memaparkan, kendala yang dihadapi Dapur Bambu, adalah berkurangnya peminat bilik bambu, seiring trend penggunaan material bangunan yang terus berkembang baik jenis maupun modelnya.

“Waktu itu sempat punya pikiran usaha ini akan gulung tikar, tapi keyakinan dan dorongan dari keluarga, saudara dan para perajin disini, alhamdulillah sampai sekarang masih bisa berjalan usahanya. Sempat berpikir, saat ini banyak jenis bahan bangunan yang lebih praktis saat digunakan, tapi kan memang kembali lagi ke selera masing-masing. Jadi intinya harus yakin,” tegasnya.

Berbicara modal, Nurdin mengaku mengeluarkan modal Rp3 juta setiap kali memproduksi bilik bambu. Modal sebesar itu hanya untuk pembelian bahan baku bambu saja. Dari modal tersebut, yang ia putarkan terus, saat ini omsetnya sekira Rp20 juta setiap bulan.

“Modalnya untuk beli bambu Rp3 juta, tapi kadang lebih. Sekarang alhamdulillah, untuk pendapatan perbulannya sekira Rp20 juta. Berkat keyakinan dan dorongan orang-orang di sini meyakinkan saya agar tidak menutup usaha ini,” pungkasnya.

Berita Terkait

KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru
Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi
Resensi buku-buku karya motivator bisnis asal Sukabumi dan profil Dewa Eka Prayoga
Sukabumi ke berapa? Adu besar UMK 2025 se-Jawa Barat
Rencana jalur KRL Commuter Line hingga ke Sukabumi, ini penjelasan KAI
Menkeu Purbaya mau alihkan anggaran Makan Bergizi Gratis ke Bansos Beras 10 kg
Mengenal dua raksasa EPCIC bangun PLTP Salak Unit 7 Sukabumi
Cukai rokok ternyata sampai 57%, Menkeu Purbaya: Fir’aun lu!

Berita Terkait

Jumat, 3 Oktober 2025 - 16:53 WIB

KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:23 WIB

Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi

Sabtu, 27 September 2025 - 01:08 WIB

Resensi buku-buku karya motivator bisnis asal Sukabumi dan profil Dewa Eka Prayoga

Jumat, 26 September 2025 - 23:37 WIB

Sukabumi ke berapa? Adu besar UMK 2025 se-Jawa Barat

Jumat, 26 September 2025 - 07:04 WIB

Rencana jalur KRL Commuter Line hingga ke Sukabumi, ini penjelasan KAI

Berita Terbaru

Terduga pelaku pembunuhan di Kadudampit, Kabupaten Sukabumi - Pratama II

Vonis

Pria Sukabumi yang bunuh kakak divonis 10 tahun penjara

Jumat, 3 Okt 2025 - 21:24 WIB