Sosok Pemuda di Balik Kopi Sinagar Sukabumi Penembus Pasar Luar Negeri

- Redaksi

Senin, 12 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana di Kedai Kopi Sinagar Sukabumi. | Adinda Suryahadi

Suasana di Kedai Kopi Sinagar Sukabumi. | Adinda Suryahadi

sukabumiheadline.com l NAGRAK – Deris Mulya (28 tahun) menyulap halaman rumahnya menjadi kedai kopi sederhana. Tempat itu diberi nama Kedai Kopi Sinagar. Berlokasi di Kampung Sinagar, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kedai Kopi Sinagar dibuka sejak setahun yang lalu. Namun Deris sudah mulai berjualan kopi sejak tahun 2017, sambil ia menjalani bangku perkuliahan.

Ada cerita menarik di balik Kedai Kopi Sinagar. Ia semula hanya berjualan kopi yang sebelumnya dikumpulkan dari para petani lokal. Jenisnya robusta dan arabika. Selain itu, ia juga mengelola kebun sendiri peninggalan orang tuanya.

Kopi Sinagar yang ia kumpulkan dari para petani lokal itu ternyata sangat diminati pecinta kopi dari luar daerah, seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Bali.

“Kopi robusta dan arabika mulai dari green bean kisaran Rp 40.000-70.000 per kilogram. Tergantung kualitas dan permintaan konsumen. Sasaran marketnya untuk di kedai-kedai kopi dan dropshipper juga seller yang mencapai. Sebelum pandemi omset penjualan kopi green bean Rp 7 jutaan per bulan. Dekarang menurun sampai 40 persen,” kata Deris saat diwawancarai sukabumiheadline.com, Minggu, 11 Juli 2021.

KOPI SINAGAR
Deris Mulya sedang mengolah Kopi Sinagar di kedainya. | Foto: Adinda Suryahadi

Namun pandemi Covid-19 membuat pesanan semakin lesu hingga akhirnya ia lebih memilih membuka kedai sendiri. Ternyata kedainya itu cukup diminati pengunjung meski posisinya bukan berada di pusat kota atau pusat keramaian.

Baca Juga :  5 Potret Cantik Gadis Kampung Keturunan Inggris Berangkat ke Sekolah di Sukabumi

“Biasanya kedai buka pukul 16.00-23.00 WIB. Tapi karena PPKM Darurat sekarang dibatasi hanya sampai pukul 20.00 WIB. Dari kedai per hari paling cuma Rp 100.000-300.000 saja. Kecil memang, tapi lumayan untuk tambah uang saku,” jelasnya.

Ia pun mengaku sempat dibantu oleh pemerintah setempat hingga usahanya dilirik pemerintah pusat untuk pengadaan alat pengolahan kopi seperti grinder, huller, roaster dan lainnya. Sambil kuliah, Deris menjalani bisnis ini dan membiayai sekolah adik bungsunya.

“Sambil sekarang terus saya cari cara untuk lebih mengembangkan usaha meski di tengah pandemi. Semoga pandemi ini segera usai, karena market Kopi Sinagar ini juga tembus pasar Amerika,” pungkas Deris.

Berita Terkait

Daftar 14 profesi akan punah dalam 5 tahun
Menghitung produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu Sukabumi, capai ratusan Miliar Rupiah
Profil Glenn Sugita, bos Persib jadi Komisaris PT LIB, Dirut masih Ferry Paulus
Digempur impor, hanya 4 kecamatan ini di Kabupaten Sukabumi penghasil kacang kedelai
Dana Desa jadi jaminan jika galbay, semua Kopdes Merah Putih di Sukabumi bisa pinjam modal ke bank
PBB rilis daftar perusahaan berperan dalam ekonomi genosida di Gaza
Bank Syariah Muhammadiyah meluncur, diharapkan bertransformasi
Pemilik RS Hermina Sukabumi, dari perusahaan otomotif hingga orang terkaya di Indonesia

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 13:00 WIB

Daftar 14 profesi akan punah dalam 5 tahun

Jumat, 11 Juli 2025 - 01:10 WIB

Menghitung produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu Sukabumi, capai ratusan Miliar Rupiah

Rabu, 9 Juli 2025 - 03:16 WIB

Profil Glenn Sugita, bos Persib jadi Komisaris PT LIB, Dirut masih Ferry Paulus

Senin, 7 Juli 2025 - 10:38 WIB

Digempur impor, hanya 4 kecamatan ini di Kabupaten Sukabumi penghasil kacang kedelai

Jumat, 4 Juli 2025 - 02:51 WIB

Dana Desa jadi jaminan jika galbay, semua Kopdes Merah Putih di Sukabumi bisa pinjam modal ke bank

Berita Terbaru