sukabumiheadline.com – Kedudukan ibu dalam Islam sangat tinggi dan mulia, ditegaskan dalam AlQuran maupun hadis. Beberapa dalil spesifik yang menegaskan hal ini antara lain, Allah SWT berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan…” (QS. Al-Ahqaf, 46: 15).
Kemudian, dalam Surah Luqman (31): Ayat 14: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”
Ayat-ayat ini secara khusus menyoroti perjuangan dan pengorbanan ibu, mulai dari mengandung, melahirkan, hingga menyusui dan membesarkan anak, menjadikannya alasan utama bagi keharusan anak untuk berbakti dan berbuat baik kepadanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, hadits paling masyhur yang menunjukkan kedudukan ibu dalam Islam adalah riwayat dari Abu Hurairah RA.
Diriwayatkan, seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik?” Nabi SAW menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi SAW menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi SAW menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya (lagi) untuk keempat kalinya, “Kemudian siapa?” Nabi SAW menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Hadits ini secara eksplisit menyebutkan ibu tiga kali lebih utama daripada ayah dalam hal perlakuan baik dan bakti, menekankan keagungan posisinya.
Hadits tentang surga di bawah telapak kaki ibu (HR. An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad), diriwayatkan dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, bahwa ia datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin berperang dan aku datang untuk meminta petunjukmu.” Nabi SAW bertanya, “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi SAW bersabda, “Tetaplah bersamanya, karena surga itu berada di bawah telapak kakinya.” (HR. An-Nasa’i no. 3104, Ibnu Majah no. 2781, Ahmad no. 15410. Hadis ini sahih).
Dalil-dalil di atas mengartikan bahwa jalan menuju surga dan ridha Allah SWT sangat bergantung pada perlakuan baik dan bakti seorang anak terhadap ibunya.
Secara keseluruhan, dalil-dalil ini menunjukkan bahwa Islam menempatkan ibu pada posisi yang sangat terhormat, sebagai figur sentral dalam keluarga dan masyarakat yang wajib dihormati, disayangi, dan ditaati (dalam hal kebaikan), karena pengorbanannya yang tiada tara.
Fakta dan unik Hari Ibu

Keunikan Hari Ibu, khususnya di Indonesia, terletak pada sejarah perjuangannya yang berbeda dengan perayaan internasional serta tradisi-tradisi khusus di berbagai negara.
Berikut 5 fakta sejarah dan keunikan Hari Ibu di berbagai negara:
1. Sejarah pergerakan, bukan sekadar kasih sayang
Berbeda dengan Mother’s Day di banyak negara yang fokus pada peran domestik ibu, Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember.
Tanggal ini lahir dari semangat perjuangan politik dan emansipasi yang bermuara pada Kongres Perempuan Pertama. Sehingga, tanggal ini dipilih untuk memperingati Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta tahun 1928, yang menjadi tonggak persatuan perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
2. Ditetapkan presiden
22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu secara resmi ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 sebagai hari nasional bukan hari libur.
3. Tema Hari Ibu 2025
Peringatan ke-97 di tahun 2025 mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Tema ini diklaim fokusnya bukan hanya pada peran sebagai ibu rumah tangga, tetapi sebagai penggerak ekonomi dan pembangunan bangsa.
3. Simbol bunga yang berbeda
Meskipun bunga identik dengan Hari Ibu, jenisnya berbeda di tiap wilayah:
Internasional: Bunga Anyelir (Carnation) adalah simbol global yang dicetuskan oleh Anna Jarvis.
Australia: Sering menggunakan bunga Krisan (Chrysanthemums) karena namanya mengandung kata “mums”.
4. Tradisi unik di berbagai negara
Setiap negara merayakan sosok ibu dengan cara yang khas:
Indonesia: Identik dengan penggunaan baju Kebaya sebagai simbol identitas bangsa serta penyelenggaraan upacara dan lomba-lomba kewanitaan.
Meksiko: Merayakan setiap 10 Mei dengan tradisi Serenade, di mana anak-anak menyanyikan lagu “Las Mañanitas” di depan rumah ibu mereka.
Nepal: Memperingati “Mata Tirtha Aausi”, di mana orang-orang yang sudah kehilangan ibu akan mandi di kolam suci Mata Tirtha untuk memberi penghormatan.
Inggris: Dirayakan pada Minggu keempat Prapaskah dengan tradisi membuat Kue Simnel (kue buah dengan lapisan marzipan).









