24.9 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Di utara Sukabumi macet, pantai selatan gelombang tinggi

sukabumiheadline.com - Arus kendaraan pada musim libur...

Smartphone dengan Peforma Mewah, Spesifikasi Xiaomi 13T Dilengkapi Kamera Leica

sukabumiheadline.com - Xiaomi selalu menjadi incaran bagi...

5 Drama Hibah Fiktif Rp 2 T Akidi Tio, Aktivis 1998: Polisi Harus Usut Desi dan Buzzer

Hukum5 Drama Hibah Fiktif Rp 2 T Akidi Tio, Aktivis 1998: Polisi Harus Usut Desi dan Buzzer

SUKABUMIHEADLINE.com l Publik dihebohkan setelah keluarga almarhum Akidi Tio, pengusaha asal Langsa, Kabupaten Aceh Timur, menyumbangkan uang Rp 2 triliun untuk warga Sumatera Selatan (Sumsel) yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi Covid-19.

Bantuan secara simbolis diserahkan langsung oleh Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, dan Prof dr Hardi Darmawan yang merupakan dokter keluarga almarhum Akidi di Mapolda Sumsel pada Senin 26 Juli 2021.

Polda Sumsel mengundang Forkompimda, termasuk Gubernur Sumsel Herman Deru dalam penyerahan tersebut. Dana sebesar Rp 2 triliun tersebut direncanakan cair pada Senin (2/8/2021) pukul 14.00 WIB, dengan menggunakan bilyet giro bank Mandiri.

Namun, tidak berhenti sampai di situ, kehebohan publik kembali terjadi setelah polisi mengamankan Heriyanti karena diduga melakukan penipuan berkedok hibah Rp 2 Triliun tersebut.

Berikut 5 drama hibah hoaks keluarga Akidi Tio.

1. Pengakuan Dokter Keluarga

Prof dr Hardi Darmawan mengatakan, dia mendapat telepon dari salah satu anak Akidi agar Hardi memberikan bantuan sebesar Rp 2 triliun ke warga Sumsel. Keluarga Akidi meminta dana itu diamanahkan ke Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri yang sudah mengenal keluarga almarhum saat sedang bertugas di Aceh.

“Awalnya saya mengira telepon itu panggilan saya sebagai dokter, karena sudah 48 tahun saya dokter keluarga almarhum bapak Akidi. Ternyata diminta untuk menyerahkan bantuan Rp 2 triliun ke Kapolda Sumsel untuk warga Sumsel yang terdampak PPKM,” kata Hardi saat penyerahan simbolis.

Hardi menjelaskan, selama pandemi, keluarga Akidi memang sering memberikan bantuan ke panti jompo serta warga terdampak Covid-19 di Sumsel. Adanya kepedulian itu, lantaran almarhum Akidi pernah tinggal dan dimakamkan di Palembang.

“Semasa hidupnya almarhum Akidi selalu berpesan kepada anak dan cicitnya untuk memberikan kepedulian kepada sesama. Semua anak almarhum menjadi pengusaha,  amanah inilah yang diteruskan oleh anak-anaknya,” ujarnya.

2. Kapolda Sumsel Membentuk Tim Cek Kebutuhan Warga

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan amanah untuk menyampaikan bantuan Rp 2 triliun kepada warga. Agar bantuan ini sampai tepat sasaran, mereka akan membentuk tim untuk mengkaji kebutuhan warga Sumsel saat ini.

Bantuan ini diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, obat-obatan, insentif bagi tenaga kesehatan, termasuk juga tempat isolasi bagi masyarakat.

3. Polisi “Tangkap” Anak Akidi Tio

Sayangnya, uang Rp 2 triliun yang direncanakan cair pada Senin (2/8/2021), sampai waktu yang ditentukan uang tersebut belum juga cair karena mengalami beberapa kendala.

“Bilyet giro ini tidak bisa dicairkan karena ada teknis yang diselesaikan. Kita tunggu sampai pukul  14. 00 WIB ternyata belum ada informasi, sehingga kita undang ke Polda Sumsel. Bukan ditangkap,” kata Supriadi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Siallagan pun meminta masyarakat untuk bersabar terkait kasus tersebut.

“Apakah dana pada 26 Juli kemarin (Rp 2 triliun) ada atau tidak. Kami mohon sabar, pemeriksaan baru satu jam. Tentu akan kami lakukan terus sampai kami dapat gambaran jelas, motif maupun dananya seperti itu,” ujar Hisar.

4. Polisi Pun Beda Pernyataan

Direktur Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro menyebut, Heriyanti telah menjadi tersangka dan dikenakan Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana terkait penyebaran berita bohong.

Namun, pernyataan Ratno itu dibantah Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi. Ia membantah jika Heriyanti telah menjadi tersangka atas kasus dugaan penipuan sumbangan Rp 2 triliun tersebut.

Supriadi mengatakan, Heriyanti hanya diundang penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel untuk diminta keterangan. Supriadi menegaskan, penetapan status tersangka merupakan kewenangan Ditkrimum Polda Sumsel.

“Yang memberikan keterangan siapa? Yang punya kewenangan penyampaian (kasus) Kapolda dan Kabid Humas. Kalau penyidikan Dir Krimum, statusnya masih dalam proses pemeriksaan, Yang menetapkan tersangka adalah Dir Krimum  yang punya kewenangan,” ujar Supriadi.

Supriadi juga membantah jika Kapolda mengenal Heriyanti. Supriadi menyebut Kapolda hanya mengenal sosok almarhum Akidi Tio dan Ahong, anak pertama Akidi.

“Pak Eko tidak mengenal ibu Heriyanti. Dalam komunikasi ini adalah antara Prof Hardi Darmawan yang beliau kenal adalah Pak Akidi dengan Ahong (alm) yang ada di Langsa. Dengan Heriyanti beliau tidak mengenal,” jelas Supriadi.

5. Tokoh-tokoh Kena Getah Akidi Tio Lewat Buzzer

Hoax sumbangan senilai Rp 2 triliun, yang dilakukan keluarga Akidi Tio telah digunakan oleh para buzzer untuk menyerang sosok tertentu, yang sebelumnya menggalang dana untuk Palestina.

Bahkan, ada buzzer yang memberi narasi keluarga Akidi Tio akan menyumbang Rp 100 triliun, dengan bertemu Presiden Jokowi. Adapun sasaran yang dikritik buzzer, di antaranya Ustaz Adi Hidayat (UAH), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga pendakwah Taqy Malik, yang pernah menggalang donasi untuk Palestina.

Dalam berbagai kanal medsos, buzzer yang terafiliasi sebagai pendukung pemerintah mengejek mereka yang menyumbang untuk Palestina, ketika ada berita tentang Akidi Tio yang dilaporkan menyumbang Rp 2 triliun ke Polda Sumsel dianggap lebih nasionalis.

Pada cuitannya di akun Twitter, Andi Arief meminta Polda Sumsel memeriksa buzzer yang ikut menyebarkan sumbangan Akidi Tio. Terlebih, sumbangan dari pengusaha tersebut digunakan menjadi konten menyerang orang lain.

“Datang ke Polda Sumsel seolah-olah mau sumbang Rp 2 T, diliput media. Buzzerp Deny Siregar (Desi) dkk sebarkan opini. Putri Akidi Tio punya alasan pinjam/tipu sana sini dengan alasan biaya pencairan. Hasilnya nol,” cuit Politikus Partai Demokrat, itu di akun @Andiarief__.

Korban penculikan 1998 ini meminta polisi memeriksa kaitan sumbangan hoax yang dilakukan keluarga Akidi Tio dengan buzzer. “Polisi harus mencari hubungan keterlibatan Deny Siregar dkk dengan putri Akidi Tio,” ujar Andi.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer