Keracunan MBG: Pemilik SPPG di Sukabumi ungkap dugaan mengejutkan, sabotase?

- Redaksi

Minggu, 26 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sukabumiheadline.com – Kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya sekali di terjadi Sukabumi Jawa Barat. Tercatat sepanjang Agustus hingga September 2025 terjadi sedikitnya empat kasus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus keracunan makanan di Kecamatan Cidolog terjadi pada Kamis (7/8/2025) dengan korban sebanyak 32 pelajar sekolah dasar serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Kasus berikutnya gerjadi di Kecamatan Parakansalak pada Jumat (22/8/2025) menimpa 24 pelajar. Lalu di Kecamatan Cibadak pada September 2025 terdapat 69 pelajar yang keracunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selanjutnya, sebanyak 32 siswa SMK Doa Bangsa Palabuhanratu, mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG. Beberapa di antara siswa menjalani perawatan intensif.

Para siswa ini mulai mengalami gejala keracunan pada Rabu (24/9/2025). Dari jumlah itu, lima orang harus dirujuk ke RSUD Palabuhanratu untuk mendapatkan perawatan intensif, sementara 27 lainnya ditangani di lokasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi menjelaskan peristiwa itu pertama kali diketahui sekitar pukul 13.10 WIB. Saat itu pihak sekolah melaporkan enam siswa mengeluh mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan MBG.

“Adapun jumlah total siswa yang mengonsumsi MBG sebanyak 324 orang. Awalnya siswa makan pada pukul 09.00 WIB, keluhan mulai dirasakan sekitar pukul 11.00 WIB,” kata Agus, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga :  Tutup PLTU Palabuhanratu, 5.400 warga Sukabumi selamat dari kematian

Agus Sanusi memaparkan hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi jamur dan bakteri pada menu MBG di Kecamatan Cidolog dan Parakansalak.

“SPPG Cidolog jenis sampel yang diperiksa laboratorium berupa nasi uduk, tempe orek, acar bumbu kuning, telur dadar, semangka,” kata Agus Sanusi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/9/2025).

“Hasil pemeriksaan mikrobiologi di Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Barat ditemukan Jamur (Coccodiodesimmitis) pada semangka, bakteri (enterobacter cloacae) pada tempe orek, dan Macrococcus caseolyticus pada telur dadar,” tambahnya.

Agus melanjutkan, kasus keracunan MBG di Parakansalak menunjukkan adanya Bacillus Cereus pada telur.

“(Untuk) SPPG Cibadak hasil pemeriksaan belum ada,” tutur Agus.

Namun, Agus tidak merinci nama dapur atau SPPG yang makanannya mengandung bakteri hingga jamur tersebut.

Lantas, kenapa keracunan MBG?

Dugaan mengejutkan penyebab keracunan

Menu Makan Bergizi Gratis
Menu Makan Bergizi Gratis di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bogor – sukabumiheadline.com

Dua pemilik SPPG di Sukabumi yang diwawancara sukabumiheadline.com mengungkap dugaan mengejutkan, yakni adanya sabotase terhadap makanan sebelum disantap oleh para pelajar.

IM, pemilik SPPG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, sebuah dapur umum yang menjadi bagian dari Program MBG yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) itu, mengungkapkan pengakuan mengejutkan.

Menurutnya, salah satu SPPG yang berkasus mengungkap adanya persoalan di internal mereka.

“Jadi berawal dari adanya ketersinggungan karyawan SPPG terhadap pemilik. Jadi ini semacam sabotase,” jelas dia, Sabtu (25/10/2025) di Kedai Sukakopi, Parungkuda.

Baca Juga :  Menghitung luas dan jumlah penduduk Kota Sukabumi jika ditambah 7 kecamatan terdekat

“Awalnya tersinggung dari perkataan pemilik SPPG. Ya manusiawi, tapi harusnya tidak boleh mengorbankan pelajar. Jadi saran saya sih semua harus menjaga komunikasi dan berkomitmen penuh untuk menyukseskan program ini,” imbuhnya.

Ditambahkan IM, rata-rata SPPG membuat 3.000 porsi per hari. Namun, dalam kasus keracunan yang pernah terjadi di Sukabumi hanya terjadi kepada puluhan pelajar SD saja atau SMA saja.

“Sekarang pakai logika aja, rata-rata SPPG membuat tiga ribu porsi. Itu untuk semua tingkatan sekolah ya. Dari mulai SD sampai SMA,” kata dia.

“Harusnya kan keracunan semua, dong? Kalau memang masalahnya di SPPG, kenapa hanya puluhan?” pungkas IM.

Sementara itu pemilik SPPG lainnya, UA, mengungkap dugaan berbeda. Ia menyebut ada pihak tertentu yang ingin masuk dan terlibat dalam program MBG, yang selama ini tidak dilibatkan.

“Ada yang kepengen masuk di program ini. Dugaan saya sih begitu. Sehingga, dicitrakan program ini seolah bermasalah karena tidak ada keterlibatan mereka,” kata UA, Ahad (26/10/2025).

Menguatkan dugaannya, pria 40 tahun ini menyebut bahwa kini setelah ada pihak baru yang terlibat, nyaris tidak ada lagi kasus keracunan.

“Coba perhatikan sekarang, udah lumayan lama kan gak ada keracunan lagi?” yakin dia tanpa menyebutkan pihak mana yang baru terlibat.

“Ya, silakan aja cek sendiri,” pungkasnya.

Berita Terkait

Bocah 6 tahun di Kabandungan Sukabumi dianiaya kakek temannya
Polisi selidiki motif dan identitas pria asal Sukabumi ditemukan tewas di Garut
Ini dia Ali Saepudin, pria 33 tahun pemotor ugal-ugalan di Cicurug Sukabumi
Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025
Pelaku bacok pelajar SMK Teknika Cisaat Sukabumi dibekuk di Cicantayan
Nasib tragis Eem Suhaemi, wanita asal Sukabumi ditemukan tewas dalam sumur
Letak geografis kecamatan terendah di Kota Sukabumi dan terdekat ke ibu kota
Siswa SMK Teknika Cisaat dibacok OTK di Sukabumi

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 23:26 WIB

Keracunan MBG: Pemilik SPPG di Sukabumi ungkap dugaan mengejutkan, sabotase?

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 02:07 WIB

Bocah 6 tahun di Kabandungan Sukabumi dianiaya kakek temannya

Jumat, 24 Oktober 2025 - 16:27 WIB

Polisi selidiki motif dan identitas pria asal Sukabumi ditemukan tewas di Garut

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:35 WIB

Ini dia Ali Saepudin, pria 33 tahun pemotor ugal-ugalan di Cicurug Sukabumi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 17:57 WIB

Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025

Berita Terbaru