sukabumiheadline.com – Sikap politik Projo, organisasi relawan pendukung Joko Widodo atau Jokowi dan sang ketua umumnya, Budi Arie, tiba-tiba balik badan. Padahal, selama dua periode Jokowi jadi Presiden RI (2014-2024), Projo menjadi garda terdepan pembela.
Namun, di saat Jokowi sudah lengser dan kekuatan politiknya melemah, Budi Arie bersama Projo mulai menarik dukungan. Tanpa malu-malu, Budi Arie menyatakan bahwa logo Projo yang bergambar siluet wajah Jokowi akan segera diganti.
Selain mengeklaim akan menjadi pendukung terdepan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hingga 2029, dan Prabowo Subianto pada 2029, Budi Arie juga menolak untuk gabung PSI, meski ada figur Kaesang Pangarep dan sosok mister J yang diasosiasikan pada Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pernyataan terbarunya, eks Menteri Koperasi tersebut justru memilih bergabung dengan Partai Gerindra.
“Saya meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk saya bergabung ke Partai Gerindra, kan saya baru minta izin. Diizinin nggak sama yang bergabung ke Partai Gerindra? Kan kita belum bergabung,” kata Budi Arie dalam Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025) lalu.
Merespons sikap politik Projo, politikus PDIP Ferdinand Hutahaean mengatakan Projo dan Budi Arie sepertinya ingin mencari perlindungan politik dan hukum.
Baca juga: Gibran Pastikan Sudah Unfollow Akun Judi Online, Setwapres: Sudah Dilaporkan ke Komdigi
“Karena bagaimananpun Budi Arie saat ini statusnya di kepolisian terkait dugaan judi online dan masih panas-panasnya seperti kopi panas di pagi hari,” ujar Ferdinand dikutip dari video Kompas.TV, Selasa (4/11/2025).
“Saya yakin kalau Budi Arie tidak mencari perlindungan politik dan perlidungan hukum, maka dia akan dijadikan tersangka,” ujar Ferdinand.
Ferdinand mengatakan satu-satunya tempat perlindungan yang aman bagi Budi Arie adalah bergabung ke Partai Gerindra.
“Namun saya tidak melihat Gerindra butuh Budi Arie. Saya khawatir ini justru merugikan Gerindra dengan status Budi Arie saat ini,” katanya.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai manuver Ketua Umum Projo Budi Arie merapat ke Gerindra sebagai langkah realistis dan rasional.
“Sepertinya Budi Arie sudah mulai realistis bahwa untuk menjadi aktor kunci, termasuk juga untuk mengakses jabatan-jabatan politik strategis di negara kita, memang harus melalui partai politik suka atau tidak,” kata Adi kepada Kompas.TV, Minggu (2/11/2025).
Ia juga menilai banyak juga publik yang kemudian menafsirkan bahwa ini bisa disebut sebagai upaya dari Budi Arie perlahan-lahan meninggalkan politiknya Jokowi.

					





						
						
						
						
						

