sukabumiheadline.com – Dalam pandangan Islam, bencana alam yang menimpa, terutama umat Muslim, bukanlah semata-mata azab (hukuman), melainkan memiliki berbagai hikmah dan tujuan, seperti ujian keimanan, peringatan, dan penebus dosa. Hal ini dijelaskan dalam beberapa dalil AlQuran dan hadits Rasulullah SAW.
Sejatinya, Allah SWT telah memperingatkan melalui ayat-ayat tentang bencana alam, yakni sebagai ujian keimanan dan kesabaran seseorang saat menghadapi kesulitan.
Hal itu tersurat dalam QS. Ali ‘Imran (3): 142 yang berbunyi: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar?”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, bencana alam juga sebagai peringatan, karena banyak bencana terjadi akibat kerusakan oleh tangan manusia, baik secara langsung (perusakan lingkungan) maupun tidak langsung (kemaksiatan).
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” QS. Ar-Rum (30): 41.
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” QS. An-Nisa (4): 79. Baca selengkapnya: Bukan azab, 4 alasan Allah SWT turunkan bencana alam kepada manusia
Namun, meskipun Allah SWT sudah memberikan peringatan berulangkali dalam AlQuran, kerusakan alam terus terjadi hingga berulangkali menelan korban jiwa dan kerugian materi dalam jumlah besar.
Untuk wilayah Kota Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sepanjang 2025, mengalami rentetan bencana hidrometeorologi (banjir dan tanah longsor), pergerakan tanah, hingga gempa bumi, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit. Baca selengkapnya: Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi
Berdasarkan catatan sukabumiheadline.com, berikut adalah rekapitulasi kejadian bencana alam dengan korban jiwa di Sukabumi selama 2025:
Kabupaten Sukabumi

1. Januari-Februari 2025
- Jenis Bencana: Tercatat 70 kejadian bencana di 27 kecamatan, didominasi oleh angin puting beliung.
- Dampak Bencana: Ratusan unit rumah terdampak disebabkan 61 kejadian bencana, dengan rincian sekitar 150 rusak ringan, 110 rusak sedang, dan 95 rusak berat di berbagai titik sepanjang tahun.
- Akses Transportasi: Terjadi kerusakan pada setidaknya 6 jembatan dan puluhan titik jalan yang sempat tidak dapat dilalui akibat pergerakan tanah atau longsor.
- Kerugian Materi: Pada Februari 2025 saja, kerugian ditaksir mencapai Rp1,4 miliar.
2. Banjir dan Tanah Longsor, Maret 2025
Ini merupakan kejadian paling mematikan di tahun 2025 yang dipicu oleh cuaca ekstrem pada awal Maret. Banjir bandang dan tanah longsor pada awal Maret di Cisolok, Cikembar, dan 7 kecamatan lainnya menyebabkan kerusakan infrastruktur yang masif, termasuk ratusan rumah rusak (ringan hingga berat) dan jembatan putus.
- Jumlah Korban Jiwa: Tercatat sedikitnya 5 orang meninggal dunia dan 4 orang lainnya dinyatakan hilang berdasarkan data BNPB.
- Identitas Korban Meninggal: Eneng Sabiti (40), Siti Nurul Awlia (8), Nendi Saputra (7), Ooy (69), dan Yayar (70).
- Wilayah Terdampak: Bencana ini meluas hingga ke 18 titik, termasuk Kecamatan Simpenan, Lengkong, dan Palabuhanratu.
3. Angin Kencang, Mei 2025
- Intensitas: Tercatat 81 kejadian di 26 kecamatan, dengan angin kencang sebagai jenis bencana paling dominan.
4. Cuaca Ekstrem, Juni 2025
- Intensitas: Cuaca ekstrem memicu 31 bencana
- Dampak: Terjadi di 13 kecamatan yang merusak lahan pertanian dan sarana umum.
2. Banjir Bandang dan Longsor, Oktober 2025

Hujan deras pada 27 Oktober 2025 kembali memicu banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Sukabumi.
- Wilayah Terdampak: Kecamatan Cisolok dan Cikakak menjadi area yang paling parah terkena dampak.
- Dampak: Sebanyak 3.115 jiwa dari 1.042 KK terdampak, dengan ratusan rumah terendam atau rusak. Meski dampaknya luas, laporan hingga akhir Oktober tidak merinci jumlah kematian baru secara spesifik selain dari penanganan darurat kaji cepat oleh Tim Reaksi Cepat BNPB.
3. Cuaca Ekstrem, Banjir dan Longsor, Desember 2025
- Tenggelam di Laut: Sebagai informasi tambahan, pada 27 Desember 2025, dilaporkan pula adanya satu korban jiwa akibat kecelakaan laut di Pantai Karanghawu, Kecamatan Cisolok. Korban tewas setelah terseret ombak besar, meskipun kejadian ini masuk dalam kategori kecelakaan wisata namun diduga terjadi dipicu cuaca ekstrem.
- Banjir Bandang: Banjir bandang di Simpenan yang menghanyutkan rumah warga.
- Banjir dan Longsor: Pada awal hingga akhir bulan, rangkaian bencana akibat hujan deras terus berlanjut, termasuk pada Ahad (28/12/2025), banjir dan longsor mengakibatkan jembatan putus di jalur Nyalindung-Purabaya. Selain itu, rumah terendam hingga hewan ternak terseret arus banjir.
Berita Terkait: Bencana alam di Purabaya Sukabumi, rumah hingga kambing terbawa banjir
Hingga penghujung 2025, Kabupaten Sukabumi mengalami kerugian materi yang signifikan akibat ratusan kejadian bencana alam, terutama yang dipicu cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.
Meskipun data final untuk seluruh tahun 2025 masih dalam tahap rekapitulasi akhir oleh BPBD Kabupaten Sukabumi, laporan berkala menunjukkan dampak yang besar.
Baca Juga:
- Islam ajarkan pentingnya menanam pohon, hemat air, hingga kawasan dilindungi
- Prakiraan cuaca dan 15 ayat AlQuran tentang kekuasaan Allah SWT turunkan hujan
Kota Sukabumi

Untuk wilayah Kota Sukabumi, berikut statistik bencana sepanjang 2025:
- Lokasi: Kota Sukabumi mengalami 175 kejadian bencana.
- Kerugian Materi: Kerugian materi akibat bencana di Kota Sukabumi mencapai Rp2,1 miliar.
- Jenis Bencana Dominan: Cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, dan angin kencang menjadi jenis bencana yang paling sering terjadi sepanjang tahun.









