Asiyah binti Muzahim, Wanita Sukabumi Bisa Gapai Surga dengan Meneladani Istri Fir’aun

- Redaksi

Selasa, 12 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi wanita Muslimah. l Istimewa

Ilustrasi wanita Muslimah. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Asiyah binti Muzahim adalah istri Fir’aun, sosok Raja Mesir pada zaman Nabi Musa AS. Sosok Fir’aun diabadikan sebagai manusia paling durhaka.

Seperti diketahui, Fir’aun bukan sekadar mengajak orang untuk menyekutukan Allah SWT, ia bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya.

Namun, perilaku durhaka Fir’aun ini berbanding terbalik dengan akhlak Aisyah yang menjadi salah satu dari empat perempuan mulia dalam sejarah Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karenanya dari Aisyah, Wanita Sukabumi bisa meneladani akhlak dan ketaatannya kepada suami yang menjadi jalan baginya menggapai surga-Nya.

Menurut Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dikatakan, jika Asiyah adalah seorang Bani Israil. Ia merupakan wanita beriman dan tidak menyembah Fir’aun.

Kemuliaan Aisyah bahkan diabadikan Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang menyebut perempuan saliha itu sebagai salah seorang dari keempat wanita  surga yang paling utama, sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a mengatakan:

Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.”

Dinikahi Fir’aun

Dikisahkan, Fir’aun adalah sosok Raja Mesir yang kejam dan angkuh. Saat menjabat raja, Fir’aun membedakan dua suku yang ada pada zaman itu, yakni Qibthi dan Bani Israil.

Baca Juga :  Miris, Terungkap Sebab Neneng Loncat ke Sungai Cicatih Cibadak Sukabumi

Suku Qibthi adalah pembela raja, maka mereka memiliki kebebasan dan memiliki apapun yang dikehendaki karena mereka membela raja. Sedangkan Bani Israil, para lelaki dijadikan budak dan perempuan sebagai pemuas nafsunya.

Mengutip buku Siti Asiyah karya Syukur Yanuardi, kecantikan Asiyah dan kelebihan lainnya sampai ke telinga Fir’aun.

Kemudian, Raka lalim itupun mengutus seorang menteri untuk melamar Aisyah. Namun, ternyata lamaran itu ditolak oleh Asiyah dan keluarganya.

Alhasil, Fir’aun sangat murka kemudian menyuruh tentaranya untuk menangkap kedua orang tua Asiyah dan mengancam akan membakar mereka berdua jika Asiyah tidak mau menerima lamarannya.

Karena tidak mau melihat orang tuanya disiksa, Asiyah pun akhirnya menerima lamaran Fir’aun tapi dengan beberapa syarat, di mana salah satunya adalah Asiyah akan menghadiri acara-acara Fir’aun tetapi tidak tidur bersama Fir’aun.

Fir’aun pun setuju dan mereka berdua akhirnya menikah.

Disiksa Manusia Durhaka

Namun, ketika mendengar mukjizat kenabian Nabi Musa, Asiyah langsung beriman kepada ajaran Nabi Musa dan Asiyah menjadi perempuan pertama yang beriman dan mengikuti ajarannya.

Betapa murkanya Fir’aun ketika mengetahui istrinya beriman kepada Allah SWT, maka Fir’aun pun menyiksa istrinya itu agar mau meninggalkan keyakinannya itu.

Baca Juga :  Mau Pegang Ular Tapi Takut? Gadis Selabintana Sukabumi Ini Berikan Tips

Kedua tangan Asiyah diikat oleh suaminya sendiri di bawah terik matahari. Namun, siksaan dari Fir’aun justru kian meneguhkan keyakinannya.

Tatkala Fir’aun dan para pengawalnya meninggalkan Asiyah sendiri di bawah terik matahari, malaikat datang memberikan naungan karena doa yang telah ia panjatkan. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surat At-Tahrim ayat 11:

Artinya: Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim,”

Fir’aun kemudian meminta pengawalnya untuk mengawasi Asiyah. Namun, saat para pengawal Fir’aun datang ke padang pasir, tempat Asiyah diikat di bawah terik matahari, mereka melihatnya tengah memandang langit.

Saat itu Asiyah tengah memandang rumah yang telah dibangun untuknya di dalam surga. Dan dia tetap teguh pada ucapan serta keyakinannya hingga ajal menjemputnya.

Dari kisah ini, kita bisa mengetahui bahwa Asiyah adalah sosok wanita teguh memegang keyakinannya kepada Allah SWT, meskipun ia harus menerima siksaan dari suaminya sendiri.

Meneladani keteguhan Aisyah, Wanita Sukabumi bisa belajar arti kesabaran, ikhlas dan kukuh memegang prinsip yang diridhai oleh Allah SWT.

Berita Terkait

Foto-foto Ruben Onsu shalat di Sukabumi untuk pertama kali usai mualaf
Hukum menikah bulan Syawal, awalnya dinilai sial sebab unta mengangkat ekornya
Reinwardt pendaki pertama Gunung Gede, sekarang ditutup karena aktivitas vulkanik meningkat
Fatimah Al-Fihri, pendiri universitas tertua di dunia dan pengaruhnya di bidang pendidikan
Alasan Ruben Onsu mualaf, Shalat Ied bareng Igun dan bangun mushala di Sukabumi
Muslim Sukabumi mau puasa Syawal? Ini tanggal, fadhilah dan panduan lengkapnya
Mengenang Gatot Taroenamihardja, Jaksa Agung RI pertama tokoh antikorupsi dari Sukabumi
Hasil rukyatul hilal di Sukabumi, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin 31 Maret 2025

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 01:15 WIB

Foto-foto Ruben Onsu shalat di Sukabumi untuk pertama kali usai mualaf

Sabtu, 5 April 2025 - 14:00 WIB

Hukum menikah bulan Syawal, awalnya dinilai sial sebab unta mengangkat ekornya

Kamis, 3 April 2025 - 00:01 WIB

Reinwardt pendaki pertama Gunung Gede, sekarang ditutup karena aktivitas vulkanik meningkat

Selasa, 1 April 2025 - 20:44 WIB

Fatimah Al-Fihri, pendiri universitas tertua di dunia dan pengaruhnya di bidang pendidikan

Senin, 31 Maret 2025 - 21:56 WIB

Alasan Ruben Onsu mualaf, Shalat Ied bareng Igun dan bangun mushala di Sukabumi

Berita Terbaru