27 C
Sukabumi
Kamis, Mei 2, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Calon Jemaah Umrah Sukabumi Gagal Berangkat, Ini 5 Faktanya

LIPSUSCalon Jemaah Umrah Sukabumi Gagal Berangkat, Ini 5 Faktanya

sukabumiheadline.com l Kabar miris diterima ratusan calon jemaah umroh asal Sukabumi, Jawa Barat. Mereka batal berangkat ke Tanah Suci karena perusahaan yang memberangkatkan mereka, ditipu oleh perusahaan jasa pengurusan tiket dan visa.

Namun, mereka akhirnya bisa menunaikan umrah, meskipun dengan cara bertahap dan menggunakan dana talangan.

Berikut adalah lima faktanya.

1. Diturunkan dari Bis Tujuan Bandara

Selasa (31/10/2023) lalu sebanyak 120 calon jemaah umrah dari Sukabumi batal berangkat. Mirisnya, mereka bahkan diturunkan dari bus saat dalam perjalanan ke bandara.

Adapun, ke-120 orang calon jamaah umrah tersebut berasal dari travel PT Tanur Mutmainnah Tour (TMT) yang berkantor di Jalan RA Kosasih, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Mereka batal berangkat ke tanah suci. Padahal, mereka sudah dalam perjalanan ke bandara.

Kasusnya berawal ketika pada Senin (30/10/2023) PT TMT melepas sebanyak 120 calon jemaah umrah. Namun, dalam perjalanan, sebanyak tiga bus rombongan jamaah umroh tersebut berhenti di masjid tepatnya di pertigaan Cibolang, Kabupaten Sukabumi dan diminta untuk beristirahat.

Nahasnya, ada informasi calon jemaah umrah dibatalkan berangkat ke Tanah Suci secara mendadak. Kondisi tersebut menyebabkan kekecewaan dan ramai-ramai mendatangi kantor travel.

”Kami dalam perjalanan, tiba-tiba panitia menyuruh berhenti untuk istirahat di masjid Jalur Lingsel dan akhirnya dinyatakan gagal berangkat,” kata salah seorang calon jemaah umrah asal Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, Siti Aisyah (43) kepada wartawan, Selasa (31/10/2023) lalu.

Diketahui, dari 120 jemaah ada sebanyak 40 orang belum melunasi pembayaran dan belum mendapatkan visa.  “Informasinya belum ada visa, kalau paspor udah ada,” jelasnya.

Namun demikian, Siti mengaku ia sudah melunasi semua biaya umrah untuk 12 anggota keluarganya. Total ada 80 orang sudah lunas, sedangkan 40 orang lainnya belum melunasi biaya umrah, sehingga belum memiliki visa.

Siti dan 11 anggota keluarganya mengaku sudah membayar uang sebesar Rp350 juta dan sudah dilunasi dua pekan sebelum keberangkatan. Mirisnya, ia menyebut uang sebesar itu ia kumpulkan bertahun-tahun dari hasilnya bertani di kampungnya.

”Kami kecewa dengan gagalnya keberangkatan ini, apalagi uang yang kami gunakan untuk umrah itu hasil dari tani,” katanya.

2. Korban Penipuan oleh Perusahaan Jasa Pengurusan Tiket dan Visa 

Informasi dihimpun, batalnya ratusan jemaah berangkat umrah tersebut dipicu oleh ulah sebuah perusahaan (pihak ketiga) yang mengurus pemesanan tiket dan visa yang berkantor di Jakarta.

Hal itu diketahui dari sejumlah bukti transferan ke perusahaan jasa pengurusan tiket dan visa tersebut. Sayangnya, ternyata perusahaan tersebut bukan provider, sehingga tidak memiliki izin.

Anehnya lagi, perusaan tersebut sudah melakukan entry tiket ke maskapai AirAsia. Hal itu juga dibuktikan dengan adanya transfer uang sekira Rp500 jutaan ke pihak AirAsia.

Hal tersebut tidak lazim karena entry tiket dilakukan setelah pengurusan visa calon jemaah haji selesai. Selain itu, uang yang disetor oleh pihak ketiga tersebut hanya separuh dari total yang telah disetorkan, yakni sebesar Rp1,3 miliar.

Dia juga menepis dugaan keuntungan dari pembayaran umrah dipakai oleh PT Citra Anugrah Karunia (CAKA).

Peliknya, ternyata nama PT TMT merasa nama perusahaannya dicatut oleh di PT CAKA, sehingga kemudian TMT melakukan pencopotan papan nama perusahaannya di jalan, RA Kosasih, pada Selasa (31/10/2023) malam.

Pencopotan tersebut didasari PT Tanur Mutmainnah Tour yang tidak terlibat peristiwa gagalnya 120 jemaah umrah berangkat ke Tanah Suci.

Direktur Humas PT TMT, Salmin Abdulah Nahdi, mengungkapkan bahwa pihak PT Tanur sempat kerjasama dengan seseorang bernama Aang untuk membuka cabang di Sukabumi dan telah putus kerjasamanya pada tahun 2022.

“Sangat-sangat besar kecewanya kami dari kantor pusat Tanur, di mana kegiatan yang masih dilakukan oleh pihak cabang yang sudah tidak lagi jadi cabang (putus kerjasama) masih juga mencatut nama Tanur untuk di publik,” ujar akrab disapa Don Abi.

3. Berangkat Bertahap

Akibat kasus yang dialami oleh perusahaannya, Direktur PT CAKA, Cecep Hermansyah telah melaporkan kasus yang dialami perusahaan kepada pihak kepolisian.

Sementara terkait nasib jemaah, Cecep menggandeng PT Mekah Tur Indonesia (MTI) untuk memberangkatkan calon jemaah umrah secara bertahap.

“Hasil koordinasi dibantu sama PT Mekah Tur juga secara keseluruhan secara bertahap dan sedang diatur jadwalnya,” kata Cecep.

Selanjutnya, pada Kamis (23/11/2023) sebanyak 36 jemaah umrah diberangkatkan ke tanah suci oleh perusahaan travel PT MTI.

Hal nutup dibenarkan Komisaris PT MTI, Habib Mulki, pihaknya hanya membantu perusahaan travel yang terlibat masalah gagal berangkat umrah.

Alhamdulillah sejak Kamis (23/11/2023) sebanyak 36 jemaah yang gagal berangkat sudah diberangkatkan,” katanya.

Sementara sisanya, dari total 120 jemaah, akan diberangkatkan secara bertahap. “Secara bertahap kita coba carikan solusi, Kamis lalu kita berangkatkan sekitar 36 orang,” kata Habib Mulki.

Dia mengatakan, secara administrasi para calon jemaah umrah itu tetap berada di bawah perusahaan travel sebelumnya. Hanya saja, pihak MTI membantu dalam segi pemberangkatan, pengurusan visa dan lain sebagainya.

“Jadi bukan pindah, mungkin PT Caka dalam keadaan terkena musibah, ketika ada musibah orang kan butuh pemulihan. Kita sebagai travel yang sudah lengkap badan hukumnya, kita sudah provider, kita bantu mereka. Kita bantu jemaahnya juga,” jelasnya.

4. Diberangkatkan dengan Dana Talangan 

Diketahui, ke 36 jemaah umrah itu diberangkatkan dengan menggunakan dana talangan dari Amitra dan penanggungjawab perusahaan travel, sehingga calon jemaah tidak lagi dibebani biaya tambahan.

“Jemaah kan ibaratnya hanya korban, lalu kita mencoba bekerjasama dengan CAKA mencari solusi. Pihak CAKA juga enggak lepas tanggung jawab. Hanya memang MTI visa punya sendiri,” papar dia.

5. Trauma Calon Jemaah Umrah 

Informasi diperoleh, sejumlah jemaah yang mengalami gagal berangkat mengalami trauma. Banyak di antaranya yang mengaku tidak percaya, hingga membatalkan rencana umrah.

Sebagian dari mereka mengaku sudah terlanjur kecewa, sehingga memilih membatalkan berangkat ke Tanah Suci. Sementara, bagi yang memutuskan tetap berangkat, pada awalnya sempat tidak percaya, sehingga diliputi kekhawatiran akan kembali gagal berangkat umrah.

Kondisi tersebut dibenarkan Habib Mukti. Bahkan, kata dia, ada calon jemaah hingga jatuh sakit akibat trauma psikologis.

“Kita lihat kondisi psikologis karena sampai ada yang tidak percaya kalau jadi berangkat. Bahkan, sampai ada yang sakit,” pungkasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer