22.8 C
Sukabumi
Jumat, April 19, 2024

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Dalam Keterbatasan, Komunitas GMD Sukabumi Bantu Bocah Dusun Cengkuk Gapai Mimpi

KomunitasDalam Keterbatasan, Komunitas GMD Sukabumi Bantu Bocah Dusun Cengkuk Gapai Mimpi

SUKABUMIHEADLINE.com l CIKAKAK – Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh anggota komunitas Gerakan Mengajar Desa (GMD) Sukabumi Batch 4.0, di Dusun Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, pada 16-23 Januari 2022.

Secara demografi, Desa Margalaksana terdiri dari empat dusun, yang memiliki keanekaragam kulturnya masing-masing, salah satunya adalah Dusun Cengkuk yang masih kental dengan adat istiadatnya.

Komunitas GMD menemukan fakta memprihatinkan ketika melakukan kegiatannya di dusun tersebut. Bukan hanya ihwal mimpi anak-anak dusun yang yang terhalang faktor ekonomi, tapi ternyata masih ada murid yang tidak bisa membaca dan menulis, bahkan pelajar SMP pun masih ada yang belum bisa membaca.

“Fakta tersebut kami dapatkan dari hasil tes literasi di sela-sela kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, jika dilihat dari lokasi geografisnya, banyak anak-anak yang jika ingin pergi ke sekolah harus melewati sungai terlebih dahulu, hal itu membuat mereka sulit untuk pergi ke sekolah ketika musim hujan akibat air sungai yang naik,” jelas Ketua GMD Sukabumi Farhan Fachrul Razi kepada sukabumiheadline.com, Sabtu (5/2/2022).

Tak hanya itu, di Dusun Cengkuk juga memiliki persoalan serius yang sudah menjadi stigma masyarakat setempat, di mana mayoritas orang tua lebih menginginkan anaknya bekerja ketimbang bersekolah. Sehingga, banyak anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Sebenernya saya ingin melanjutkan sekolah, tapi orang tua lebih nyuruh untuk bekerja saja, pergi merantau ke kota, soalnya biaya sekolahnya itu mahal, belum lagi tempatnya jauh banget” ucap salah seorang pelajar SMP yang dirahasiakan namanya.

Padahal, kata Farhan di Dusun Cengkuk sendiri terdapat sekolah dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Namun, para guru di Dusun Cengkuk berinisiatif menyelenggarakan pembelajaran untuk murid SMP Terbuka dengan sistem shift, di mana KBM SD dilakukan di pagi sampai siang hari, KBM SMP dimulai dari jam 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Selain permasalahan di atas, sarana dan prasarana pun menjadi permasalahan pendidikan di sana. Fasilitas yang ada bisa dikatakan belum layak karena hanya ada lima ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Di mana ada satu kelas yang disekat papan menjadi dua ruang.

Selain itu, batas antara kelas satu dan lainnya hanya dibatasi papan bolong, sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif karena suara antarkelas saling berbenturan satu sama lain.

“Hal itu membuat siswa menjadi tidak fokus menerima pembelajaran.
Kuantitas guru yang hanya berjumlah enam, merangkap guru SD dan SMP, membuat kegiatan belajar mengajar lebih sukit. Hal itu, membuat banyak guru yang tidak masuk kelas, bahkan hanya memberikan tugas saja. Sehingga bisa dipastikan hal itu membuat siswa mengalami keterlambatan dalam menerima materi pembelajaran, karena mereka tidak paham dengan materi yang diajarkan,” paparnya.

Inisiatif GMD

Menanggapi hal itu GMD berinisiatif melakukan berbagai kegiatan di Dusun Cengkuk. Kegiatan yang dilakukan terbilang singkat karena hanya berlangsung satu pekan. Namun, program yang dirancang bisa terlaksana dan tersalurkan, baik kepada anak sekolah yang menjadi sasaran utama, maupun masyarakat umum di Dusun Cengkuk.

“Program yang dilakukan mulai dari pengajaran SD dan SMP, penanaman bibit, pembuatan kain tiedye, pentas seni, fun learning keagamaan, bazar pakaian gratis, hingga lomba-lomba yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan bakat siswa, serta kegiatan dreaming conselling, di mana murid-murid menuliskan apa cita-cita mereka,” terang Farhan.

Dari temuan yang diperoleh, diketahui begitu banyak impian anak-anak Dusun Cengkuk, mulai dari bercita-cita menjadi guru, dokter, polisi, polwan, hingga atlet. Namun, banyak faktor yang membuat mereka ragu dan takut untuk menjalankan pilihannya itu, karena terhalang faktor ekonomi, geografis, serta lingkungan, baik keluarga maupun masyarakatnya.

Di sisi lain, begitu banyak potensi yang mereka miliki. Hal itu bisa dilihat ketika digelar pentas seni, tampak anak-anak Dusun Cengkuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menampilkan bakat-bakat mereka. Bahkan, siswa SMP di sana sangat menyukai olah raga bola voli.

“Hal tersebut membuat banyak anak ingin menjadi atlet voli, namun mereka kadang insecure bahwa mimpinya hanya cukup menjadi angan dan harapan,” tandas Farhan.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer