26.7 C
Sukabumi
Sabtu, Mei 11, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Jadwal, Rute dan Tarif DAMRI Sagaranten, Tegalbuleud, Surade dan Palabuhanratu

sukabumiheadline.com l DAMRI terus memperkuat konektivitas dengan...

Kisah perjalanan spiritual Philippe Troussier, eks pelatih Timnas Vietnam Mualaf

sukabumiheadline.com - Philippe Troussier, mantan pelatih Tim...

Dramatis, Cerita Detik-detik Tubuh Warga Cikakak Sukabumi Ditelan Arus Sungai Cimaja

LIPSUSDramatis, Cerita Detik-detik Tubuh Warga Cikakak Sukabumi Ditelan Arus Sungai Cimaja

SUKABUMIHEADLINE.com l CIKAKAK – Mardi (58), warga Kampung Gombong Panjang, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, hilang terseret derasnya arus aliran Sungai Cimaja.

Diketahui, Mardi terseret arus Sungai Cimaja saat tengah memancing ikan sidat bersama tiga temannya, Odih (55), Mamat Rohit (40) dan Sarkoni (35) pada Senin (15/5/2022) malam pukul 21.00 WIB.

Tim SAR Gabungan pun langsung melakukan pencarian. Namun, hingga Senin malam jasad Mardi urung ditemukan.

Dramatis, Detik-detik Mardi Terseret Arus Sungai Cimaja

Cerita tentang detik-detik hanyutnya tubuh Mardi diungkap teman memancing sekaligus saksi mata, Odih (55).

Menurut Odih, tubuh Mardi tiba tiba hilang terbawa derasnya arus aliran air Sungai Cimaja. Sebelum peristiwa terjadi, korban sedang bersama dirinya memancing ikan sidat di sebuah lubuk (leuwi).

“Itu kan ada leuwi. Pas saya beresin pancingan, pak Mardi saat itu pas dapat sidat, lalu dimasukan ke dalam karung,” ungkapnya kepada sukabumiheadline.com.

Pada saat bersamaan, temannya yang lain, Mamat, berteriak memberitahu bahwa terjadi luapan air Sungai Cimaja.

“Tiba tiba Mamat teriak, sambil loncat, A aya caah (air besar). Nah di situ langsung beresin pancingan, terus berdiri di atas batu. Tapi air itu langsung meluap besar menerpa saya. Saya diam saja, sambil membaca syahadat dan doa doa apalah. Banyak yang dibaca,” sambungnya.

Saat itu, lanjut Odih, posisi Mardi berada di dekatnya karena sejak awal air sungai mulai besar memang sudah mengikutinya, sambil berpegangan pada pakaian milik Odih.

“Dia ada di dekat saya. Saya bilang, jangan pegang baju, sambil berdiri kuda kuda. Lalu saya loncat, pindah ke batu yang lain. Kalau Mardi masih diam di batu yang sebelumnya saya diami itu,” kenang Odih.

Saat itulah, tiba-tiba batu yang didiami Mardi diterjang air yang cukup deras. Odih berusaha membantu dengan cara memegang tangan Mardi.

“Saya coba bantu. Saya pegang tangannya, tapi karena air sangat besar, lepas pegangan saya,” kenang Odih.

Sejurus kemudian, Odih pun fokus kepada dirinya. Ia berusaha sekuat tenaga memeluk batu karena luapan air semakin membesar menerjang tubuhnya.

“Sambil berdoa sebisa saya, istighfar juga sampai beberapa kali. Badan saya diterjang air cukup deras, tapi saya terus berusaha pegangan yang kuat,” imbuhnya.

Hingga sekira empat jam kemudian, luapan air sungai mulai surut, mulai dari pukul 21.00 WIB hingga 02.00 WIB. Selama itu pula ia berpegangan pada batu yang cukup besar sambil berdoa agar air cepat surut.

Setelah air surut, Odih kembali bisa melompat ke batu semula, yang didiami Mardi. Namun, ia sudah tidak melihat Mardi di batu tersebut.

“Nangis saya. Pas balik lagi ke batu semula, kang Mardi sudah tidak ada, saat air makin surut, baru saya bisa pindah ke tempat aman. Alhamdulillah kemudian bisa pulang dan langsung laporan ke RT dan pak Kades,” terangnya.

Sempat Berpikir Terjadi Tsunami

Diungkapkan Odih, saat terjadi luapan air Sungai Cimaja itu, ia sempat berpikir telah terjadi tsunami.

“Saat kejadian air tiba tiba besar, saya pikir itu tsunami, gemuruhnya air itu besar saya liat, banyak ranting ranting dan dahan pohon juga ikut terseret arus. Padahal, di tempat kejadian, saat itu gak ada hujan,” bebernya.

Menurut Odih, musibah tersebut diluar prediksi dirinya karena mereka biasa memancing sidat saat cuaca sedang cerah.

“Biasanya kan gak apa apa karena pas mancing itu cuaca cerah. Gak tahu bakal terjadi seperti itu, air sungai tiba tiba besar seperti tsunami gitu,” tutur Odih.

Dituturkan Odi lebih jauh, alasan dirinya bersama Mardi dan dua rekannya yang lain memancing di lokasi tersebut karena memang dikenal banyak terdapat sidat.

“Di lokasi kejadian itu banyak ikan sidat dan itu bukan pertama kali memancing di lokasi tersebut karena sebelumnya juga biasa mancing bareng sama kang Mardi,” ungkap Odih.

Odih mengenang, air tiba tiba meluap, dirinya belum mendapatkan ikan sidat satu ekor pun. Sebaliknya, justru Mardi yang berhasil memancing sidat berukuran besar.

“Saya belum dapat ikannya waktu itu teh, malah kang Mardi yang sudah dapat mah. Lumayan besar,” pungkas Odih.

Penjelasan Tim SAR Gabungan

Pencarian pun dilanjutkan pada keesokan harinya. Namun, tetap nihil. Bahkan, hingga Kamis (19/5/2022), Tim SAR Gabungan masih belum berhasil menemukan jasad Mardi.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cikakak Agus Mahardika mengungkapkan, Tim SAR Gabungan telah melalukan upaya pencarian menyisir dengan pemantauan mulai dari lokasi kejadian hingga muara sejauh kurang lebih 6 kilometer.

“Proses pencarian dimulai tadi pagi (Kamis) sekita pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, tapi masih nihil. Namun, untuk joran pancing milik pak Mardi sudah ditemukan,” ungkapnya pada Kamis petang.

Dijelaskan Agus, upaya Tim SAR Gabungan akan kembali melakukan pencarian pada Jumat (20/5/2022) pagi, dengan melibatkan puluhan personel, dibantu masyarakat serta keluarga korban.

“Mudah-mudahan pak Mardi segera diketemukan. Mohon doanya,” pinta Agus.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer