sukabumiheadline.com – Film terbaru dari Shen Entertainment dan RA Pictures bersama Legacy Pictures, Marni: The Story of Wewe Gombel menyodorkan cerita mistis dibalut dengan cerita drama dan aksi di film yang dirilis tahun 2024 itu.
Amanda Rigby, Hannah Al Rashid, dan Frislly Herlinda menceritakan pengalaman menyeramkan mereka saat di lokasi syuting Marni: The Story of Wewe Gombel.

Hannah Al Rashid yang memerankan tokoh Rahayu menceritakan keadaan salah satu lokasi syuting yang berupa rumah tua di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diungkapkan Hannah, rumah tersebut letaknya di pinggir jalan raya, sehingga suasananya cukup ramai lalu lalang manusia dan kendaraan. Bahkan, lokasi rumah tersebut berada tidak jauh dari sebuah bioskop.
“Memang rumah tua, tapi rumah itu berada di pinggir jalan raya di depan bioskop di Sukabumi. Suasananya ramai banget di sekitar itu, tapi kru art telah membuat rumah tua itu jadi lebih menawarkan sensasi yang lebih tua lagi,” ungkap Hannah, pada Mei 2024 lalu.

Selanjutnya, diungkap Frislly, sutradara Marni: The Story of Wewe Gombel, Billy Christian memilih sebuah lokasi syuting yang terdapat pohon besar masih di kawasan Sukabumi. Hal itu, membuat suasana syuting menjadi lebih menyeramkan.
“Sengaja pohon yang paling seram di Sukabumi itu di mana. Dicari ada beberapa kandidat pohon sampai akhirnya Kak Billy memilih pohon yang di trailer itu. Pohon di Sukabumi yang jauh dan di pinggir,” ungkap Frislly.
Frislly yang dikenal memiliki kemampuan indera keenam, melihat adanya penampakan hantu perempuan di pohon besar tersebut.
“Pohonnya memang seram dan ada Wewe (Gombel) asli. Aku tahunya pas dikasih tahu lokasinya di mana. Aku melihatnya di foto sebelum syuting,” ungkapnya.
Frislly melihat wewe gombel di pohon besar

Selain di Sukabumi, film ini juga syuting di sebuah desa terpencil di Lembang, Kabupaten Bandung. Diungkapkan Amanda Rigby yang memerankan Anisa mengungkapkan suasana desa tersebut yang jauh dari pusat kota.
“Di Lembang itu, kayak desa tapi harus melewati hutan selama satu jam. Dan gak ada sinyal di sana. Kalau kita pulang syuting kita jalannya tuh gelap dan nyasar. Desanya memang berpenghuni tapi cuma ada sedikit penerangan jarang,” papar Amanda.
Kejadiaan nahas di rumah tua Sukabumi
Lebih jauh, Frislly Herlinda yang berperan sebagai Popi, itu menceritakan saat pengambilan gambar di rumah tua di Sukabumi yang memiliki kejadian mengerikan.
Diketahui, jauh sebelum digunakan syuting film Marni: The Story of Wewe Gombel, penghuni rumah tersebut meninggal karena dibunuh.
“Rumah itu sendiri punya kejadian nahas sebelumnya, di mana penghuni yang pernah tinggal di situ meninggal dunia karena dibunuh. Lokasi kejadiannya di kamar ibu Rahayu (Hannah Al Rasyid),” ungkap Frislly.
“Di kamar karakter Annisa juga ada sosok makhluk halus, tapi tidak terlalu menganggu. Kalau di kamar Popi ada hantu anak kecil,” imbuhnya.

Bahkan, mantan Jordi Onsu ini sempat melihat masa lalu di lokasi syuting rumah tua tersebut. Frislly mengaku melihat pembantaian yang dilakukan oleh penjajahan Jepang terhadap para pejuang di masa perang mempertahankan kemerdekaan.
“Kru mengalami gangguan, pas tidur di sana mereka lihat cewek bolak-balik. Mereka dengar suara langkah ramai-ramai. Pas aku lihat ternyata itu pembantaian orang-orang di penjajahan Jepang,” kata Frislly.
“Jadi saat itu, tentara Jepang ngebantai pejuang, ketika kita sudah dinyatakan merdeka itu di sana. Dan pas aku cari tahu ke masyarakat ternyata memang benar,” ucapnya.
Cerita lainnya datang dari Amanda Rigby yang sempat izin syuting karena ada urusan di Jepang. Namun, sutradara dan beberapa kru justru mendengar suaranya di lokasi syuting Marni: The Story of Wewe Gombel.
“Ada hari di mana aku izin satu hari ada kerjaan di Jakarta. Di grup ada yang bilang di lokasi dengar suara aku, padahal aku di Jakarta. Ada yang dengar juga suara aku lagi nyanyi pas aku kebetulan izin,” tambah Amanda.
Lokasi syuting film Marni: The Story of Wewe Gombel memang tak seram, ya. Mereka kompak menyebut scene di desa jadi yang paling seram.