28.4 C
Sukabumi
Rabu, April 24, 2024

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Tebing Palagan Bojongkokosan Sukabumi longsor timpa jalan

sukabumiheadline.com - Musibah longsor terjadi di kawasan...

Suzuki SUI 125 Meluncur, Spesifikasi Vespa Banget Harga Terjangkau

sukabumiheadline.com l Skutik modern Suzuki Vespa SUI...

Inspirasi Nora Amath, Muslimah Australia Melawan Diskriminasi

InternasionalInspirasi Nora Amath, Muslimah Australia Melawan Diskriminasi

SUKABUMIHEADLINE.com – Dr. Nora Amath sejak 23 tahun yang lalu sudah tinggal di Australia. Ia berasal dari keluarga kelompok minoritas di Asia Tenggara. Namun, gelar akademiknya terbilang mentereng, ia memiliki dua gelar pendidikan S3.

Ia mengajarkan tentang kewenangan pada anak perempuannya seperti yang dilakukan sang Ibu kepadanya. Namun, ada juga yang menganggap Nora tidak mampu bekerja atau selalu diperintah oleh suaminya.

Tudingan yang cukup beralasan, mengingat Halim Rane, suami Dr. Nora Amath adalah seorang profesor studi Islam di Griffith University, mempelajari pemikiran Islam kontemporer dan komunitas muslim di daerah Barat.

Dr Nora pernah mengalami situasi menantang ketika menjabat sebagai staf senior di IWAA atau komunitas dalam negeri dan organisasi pendukung pengungsi yang dipimpin perempuan muslim.

Ia pernah diberhentikan pengunjuk rasa saat berbicara di acara lintas agama disoraki kata-kata kasar dan diberhentikan ketika sedang memberi pelatihan kepada pengungsi yang baru pindah ke daerah kepercayaan dan kebiasaan Islam.

“Mereka menghambat pergerakan saya untuk mengajar karena saya terus dihina dan di kata-katai. Sampai harus didampingi polisi,” tutur dia dikutip dari republika.co.id.

Dalam survei Australia Talks Nasional oleh ABC 80 persen dari 60.000 warga Australia mengatakan diskriminasi merupakan masalah umum di Australia. Sedangkan warga yang lain mengatakan diskriminasi masalah yang pernah dialami oleh mereka.

“Sedikit menjengkelkan ketika orang-orang hanya berasumsi tentang kita karena stereotip tertentu yang sering digemborkan dipolitik ataupun media,” katanya.

Sunni dan Syiah memiliki kebiasaan dan tradisi berbeda. Keberagaman ini hadir dalam dua cabang pengajaran Islam.

Pada tahun 1800-an penunggang unta dari Afghanistan menjadi kelompok muslim pertama yang menetap secara permanen di Australia.

Salah satu dari mereka adalah kakek Shahnaz Rind wanita Yamatji Aborigin (23) lahir sebagai muslim, sang kakek membantu membangun salah satu masjid di Kota Perth.

Lanjut Shahnaz, ketika pertama kali memberitahu pada teman kerjanya bahwa ia seorang muslim, teman-temannya terkejut.

“Kadang tidak mudah jadi muslim Aborigin masih suka didiskriminasi. Orang Aborigin yang beragama Islam jarang terdengar eksistensinya. Sama halnya dengan kristen, sama halnya dengan keturunan Yahudi. Aborigin mengalir dalam darah dan adalah siapa kita sebenarnya,” ujarnya.

Masjid Pertama di Australia

Sejak tahun 1800-an masjid yang dibangun oleh imigran Afghanistan dan Pakistan di Australia sempat tutup sewaktu perang dunia II dan dibangun kembali pada tahun 1993.

Menurut Imam Hamdullah Bin Ataullah terdapat banyak jemaat dengan etnis berbeda seperti Pakistan, India, Sudan, Mesir, Tanzania, Indonesia, Malaysia termasuk Aborigin.

“Jemaat berdoa dengan caranya masing-masing, Doa dipanjatkan menurut Fikih tertentu. Jika seorang mengikuti Yurisprudensi Islam dalam doanya pria dan perempuan dipersilakan beribadah di sini,” imbuhnya.

Jessica Swann (47 Tahun) warga Australia sekaligus seorang mualaf sejak 17 tahun yang lalu setelah pindah ke Bahrain untuk urusan pekerjaan.

Lanjut Jessica, ia meninggalkan kehidupannya di Australia bahkan berpisah dengan tunangannya dan memulai mencari Tuhan.

Ia mulai tertarik mendalami ajaran Islam setelah ramai pemberitaan yang memojokkan Islam dan Muslim usai peristiwa 11 September di Amerika Serikat.

“Saya tidak lari dari apapun, tidak mualaf ataupun kembali. Saya berkembang dalam sebuah perjalanan kerohanian yang menuntun pada Islam,” tutur dia.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer