Jampang Creative Camp, kemah edutainment dan kegelisahan generasi muda Sukabumi selatan

- Redaksi

Sabtu, 3 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jampang Creative Camp dari Pakidoelan Lab - Pakidoelan Lab

Jampang Creative Camp dari Pakidoelan Lab - Pakidoelan Lab

sukabumiheadline.com – Pakidoelan Eco Art and Cultural Laboratory, atau disingkat Pakidoelan Lab menginisiasi Jampang Creative Camp, yakni sebuah program yang digagas sebagai ruang belajar dan berkarya. Program ini dirancang dalam bentuk pelatihan dan lokakarya seni, budaya, serta bisnis kreatif yang berpijak pada kesadaran lingkungan.

Jampang Creative Camp dihelat Sabtu-Ahad, 17-18 Mei 2025, pukul 10.00 WIB hingga selesai, bertempat di Pantai Cibuaya, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut Ketua Pelaksana Jampang Creative Camp, Shofa Sophiyah Kosasih, program ini merupakan inisiatif dari generasi muda Pajampangan, yang berupaya mengembangkan kreativitas berbasis pengetahuan lokal agar tetap relevan dengan dinamika sosial masa kini, sekaligus membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Generasi muda di Pajampangan telah menyadari potensi dan nilai
keotentikan daerah mereka,” kata Sophiyah kepada sukabumiheadline.com, Sabtu (3/5/2025).

Namun, lanjut Sophiyah mereka membutuhkan ruang yang kritis
dan tansformatif —tempat praktik dan pertemuan ide yang mampu saling
menginspirasi dan memperkuat jejaring antar komunitas serta ruang hidup di
kawasan Pajampangan.

“Keragaman geologi dan biodiversitas di Pajampangan (Sukabumi Selatan)
adalah sumber daya kreatif dan memantik inovasi. Dari situlah lahir konsep belajar dengan berkemah di alam terbuka —menyatu dengan lanskap, bercengkrama dengan bumi,” paparnya.

“Adapun Mularasa Buana, merupakan sebuah semangat untuk menyalakan kembali nilai-nilai lokal sebagai pijakan menjawab tantangan global,” kata Sophiyah.

Baca Juga: Nganteuran, diplomasi rantang yang semakin dilupakan warga Sukabumi

Rangkaian kegiatan Jampang Creative Camp

Program ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti Edukasi alam dan budaya Pajampangan dari budayawan dan ahli geologi Jampang, praktik bisnis kreatif dalam perspektif ketahanan pangan.

Selain itu, kegiatan juga diisi dengan praktik pembuatan pertunjukan dan film dan panggung presentasi ide kreatif dari peserta pendaftar Jampang Creative Camp. Selanjutnya, pemutaran film karya filmmaker Pajampangan, panggung pertunjukan, dan games interaktif.

Dampak kegiatan Jampang Creative Camp

Sophiyah memaparkan, dengan mengangkat narasi sejarah dari kekayaan hayati dan geologi wilayah Pajampangan (Sukabumi Selatan), program ini membuka ruang untuk menggali kembali keotentikan daerah sebagai sumber daya kreatif yang berharga.

“Pajampangan memiliki lanskap budaya dan alam yang unik, potensi ini perlu dihidupkan kembali sebagai fondasi
identitas dan daya saing daerah.
Jampang Creative Camp lahir dari kegelisahan akan rendahnya kesadaran generasi muda terhadap warisan budaya serta kurangnya ruang untuk mengembangkan kreativitas yang berakar dari kearifan lokal,” beber Sophiyah.

“Melalui pendekatan lintas disiplin
dan jejaring komunitas, program ini mendorong terciptanya peluang ekonomi kreatif dari desa untuk dunia—dengan semangat kolaborasi, keberlanjutan, dan relevansi terhadap dinamika sosial masa kini,” lanjut dia.

Sophiyah menambahkan, Jampang Creative Camp merupakan program edutainment pertama yang ada di Pajampangan dengan konsep kemah sebagai bentuk cinta lingkungan dengan menghadirkan narasumber dari kalangan profesional.

“Program ini diharapkan mampu mendorong pariwisata lokal dengan mengedepankan landskap alam sebagai panggung. Selain itu, sertifikasi peserta yang dapat difungsikan untuk portofolio,” kata Sophiyah.

“Target peserta program ini sebanyak 200 orang muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa,” pungkasnya.

Profil penyelenggara Jampang Creative Camp

Pakidoelan Eco Art and Cultural Laboratory, atau disingkat Pakidoelan Lab, adalah ruang bagi generasi muda untuk merancang konsep, melakukan riset, dan merealisasikan ide-ide yang berpijak pada seni, budaya, serta ekologi khas Pajampangan (Sukabumi Selatan).

Wadah ini hadir untuk menjembatani interkoneksi antara komunitas, instansi, dan berbagai ruang hidup dalam upaya mengembangkan ekosistem kebudayaan yang beragam.

Lahir dari keprihatinan atas minimnya peristiwa budaya di Jampang yang berangkat dari kekhasan narasi lokal dan memaksimalkan potensi alam secara berkelanjutan, Pakidoelan Lab menempatkan edukasi rekreatif sebagai pendekatan utama agar setiap program selalu kontekstual dengan keseharian masyarakat Pajampangan.

Cikal bakal Pakidoelan Lab bermula dari program Nganteuran: Performative Culinary Art, sebuah penelitian artistik yang diinisiasi oleh Yayasan Teater Tilik Sarira dari Solo, Jawa Tengah, pada tahun 2023. Baca selengkapnya: Nganteuran: Resep Perempuan Jampang, Kemesraan Wanita Sukabumi dan Lingkungannya di Masa Silam

Kini, secara resmi Pakidoelan Lab berada di bawah naungan Yayasan Sri Manggala Nusantara, yang telah berdiri sejak 2021.

Untuk informasi lebih lengkap Jampang Creative Camp bisa menghubungi nomor WhatsApp 0858-7155-0743

Berita Terkait

Ribuan warga antusias saksikan wayang golek di Lapang Merdeka Sukabumi
Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa
Nganteuran, diplomasi rantang yang semakin dilupakan warga Sukabumi
Mengenal asal-usul, populasi dan agama Suku Sunda
Lamping, karees, pasir, babakan dan 15 istilah geografis dalam basa Sunda dan artinya
38 nama desa unik di Sukabumi, ada yang mirip majelis taklim
Mengunjungi Kampung Gelar Alam hadirkan suasana Sukabumi era 50-an
Nazwa Maulidia dan Juara Qori Internasional meriahkan puncak Hari Jadi Sundawenang Sukabumi

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:02 WIB

Jampang Creative Camp, kemah edutainment dan kegelisahan generasi muda Sukabumi selatan

Minggu, 27 April 2025 - 02:44 WIB

Ribuan warga antusias saksikan wayang golek di Lapang Merdeka Sukabumi

Kamis, 17 April 2025 - 10:09 WIB

Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa

Minggu, 23 Maret 2025 - 01:00 WIB

Nganteuran, diplomasi rantang yang semakin dilupakan warga Sukabumi

Minggu, 17 November 2024 - 18:53 WIB

Mengenal asal-usul, populasi dan agama Suku Sunda

Berita Terbaru