23.4 C
Sukabumi
Rabu, April 24, 2024

Tebing Palagan Bojongkokosan Sukabumi longsor timpa jalan

sukabumiheadline.com - Musibah longsor terjadi di kawasan...

Kepedulian Balai Residen Galih Pakuan terhadap Komunitas Punk di Sukabumi

KomunitasKepedulian Balai Residen Galih Pakuan terhadap Komunitas Punk di Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com l Komunitas Punk di Kabupaten Sukabumi mendapatkan perhatian dari Balai Residen Galih Pakuan (BRGP). Dari hasil penjangkauan, tim BRGP berhasil mengumpulkan enam orang anak punk.

Tim kemudian melakukan pertemuan yang diisi dengan sharing pengalaman dan harapan antara mereka. Ini dilakukan sebagai bentuk identifikasi terhadap permasalahan komunitas punk.

Salah seorang anggota tim yang juga pekerja sosial BRGP Erni Novianti memberikan penguatan motivasi kepada anak Punk untuk mulai memikirkan masa depan yang lebih baik dan tidak kembali ke jalanan.

“Saya yakin kalian punya potensi, hanya saja belum tergali, kalau ada kemauan serius, pasti bisa” kata Erni, dikutip sukabumiheadline.com dari laman resmi Kementerian Sosial RI, Ahad (29/5/2022) dinihari.

Dari hasil pertemuan tersebut, dua orang anak yaitu SAP dan MFM diketahui memiliki ketertarikan untuk mengikuti pelatihan steam di Sheltered Workshop Baraya.

Setelah melalui koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, SAP dan MFM pun diantar oleh tim ke Sheltered Workshop Baraya di Kota Cimahi.

Sebelum berangkat Tim mencoba melakukan konfirmasi terhadap data keduanya terkait penerimaan bantuan pemerintah, dan setelah dilakukan penelurusan data ternyata keduanya tidak terkonfirmasi.

“Selama satu pekan berada Sheltered Workshop , SAP dan MFM menjalani proses skrining, asesmen awal dan intervensi pelatihan steam,” kata Erni.

Hasil skrining menunjukan bahwa SAP dan MFM sama sama pengguna alkohol dan zat benzodiazephine untuk jenis obat obatan Tramadol dan Heximer.

“Keduanya memiliki keinginan untuk hidup lebih baik, mempunyai pekerjaan sehingga tidak turun ke jalanan. Pelatihan vokasional dan fasilitasi tempat usaha dapat menjadi salah satu alternatif solusi bagi mereka,” jelas Erni.

Selama berada di Sheltered Workshop, MFM mengaku teringat dengan istrinya yang kini tengah mengandung.

“Saya ingat istri saya, saya di sini untuk cari pengalaman, mudah mudahan ini jadi awal yang baik supaya saya dan istri bisa hidup lebih baik lagi” ujar MFM melalui Khodijah, petugas pendamping di Sheltered Workshop.

Selanjutnya Khodijah melaporkan kepada tim dari Balai tentang perkembangan kondisi SAP dan MFM.

“Di hari pertama mereka masih tampak semangat dan mampu beraktivitas fisik seperti biasanya. Namun, di hari kedua mereka mulai mengeluh sakit demam dan flu, ini kemungkinan terjadi sebagai respon tubuh saat mereka memutus konsumsi obat Tramadol yang selama ini mereka sering konsumsi setiap harinya,” ungkap Khodijah.

Khodijah pun menilai bahwa SAP dan MFM memiliki keinginan kuat untuk belajar pelatihan vokasional steam.

“Semoga selanjutnya ada fasilitas bagi mereka untuk belajar lebih serius untuk mengembangkan keinginannya berwirausaha,” ujar Khodijah.

Setelah selesai mengikuti pelatihan vokasional steam selama satu minggu, SAP dsn MFM pun diantar oleh tim untuk pulang ke Sukabumi.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer