Lie Ek Tong pemilik pertama bangunan Balai Kota Sukabumi, semula tak berniat menjualnya

- Redaksi

Rabu, 12 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Balai Kota Sukabumi - Istimewa

Balai Kota Sukabumi - Istimewa

sukabumiheadline.com – Anda mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa Lie Ek Tong adalah pemilik pertama bangunan yang saat ini menjadi Balai Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Pada awalnya, balai kota ini disebut dengan istilah gemeentehuis atau kadang juga disebut raadhuis. Tetapi, sebagian para orang tua biasanya menyebut hemeente.

Mengutip dari sukabumixyz.com, ternyata ada cerita seru dibalik pembangunan gedung pusat pemerintahan Kota Sukabumi ini. Menurut catatan sejarah, terdapat cerita mistis di balik keberadaan bangunan cagar budaya ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hampir dua puluh tahun Sukabumi tak punya Balaikota

Pada masa awal perubahan status Sukabumi menjadi gemeente pada 1 April 1914, pemerintah kota praja belum memiliki wali kota dan kantor sendiri yang representatif.

Namun, ketiadaan anggaran untuk sekretariat kota dan layanan teknis dari pemerintah pusat, membuat penyelenggara pemerintahan lokal harus mencari tumpangan bangunan yang ada di Kota Sukabumi.

Pada saat itu Dewan Kota menumpang di salah satu ruang di Afdelingsbank yang lokasinya sekarang di sekitar kantor Bank Mandiri, dan melakukan rapat pertamanya pada 29 April 1914.

Penggunaan ruangan ini berlangsung selama sekira empat tahun hingga akhirnya Dewan Kota berkantor di sebuah gedung bekas sekolah di sebelah timur alun-alun (Mapolres Sukabumi Kota sekarang), sambil menunggu bangunan sendiri.

Ketiadaan balai kota ini hampir berakibat dicabutnya status Gemeente Soekaboemi pada tahun 1924, walaupun usulan tersebut pada akhirnya dibatalkan setelah adanya penentangan.

Hikmah adanya usulan pencabutan status tersebut adalah kemudian diseleksi calon Wali Kota Sukabumi pertama pada Juli 1925, dan terpilih Burgemeester pertama G.F Rambonnet.

Baca Juga :  Pendakian Gunung Salak dan Objek Wisata Cidahu-Cimalati Sukabumi Ditutup

Semenjak itu, pemerintahan lokal ini mulai memikirkan pentingnya Dewan Kota memiliki kantor sendiri. Lebih lengkapnya baca: Sempat akan dibatalkan, Gemeente Soekaboemi berawal dari ketidakpuasan orang Eropa

Menyewa bangunan tua milik pengusaha Tionghoa

Oktober 1925, pemerintah menyewa sebuah bangunan besar di Tjikoleweg No. 23 milik seorang pengusaha Tionghoa bernama Lie Ek Tong untuk kegiatan operasional staf gemeente sementara.

Ek Tong sendiri merupakan pengusaha sekaligus pemilik ruko di Grote Postweg (sekarang Jl. Jenderal A. Yani) yang di kemudian hari menjadi Toko Bogor, Toko Aloha, Toko Meubel Bandung, dan tiga kavling di sebelahnya.

Karena cukup dikenal di wilayah ini, namanya sempat diabadikan sebagai nama gang, yaitu Gang Ek Tong (sekarang Jalan PGRI). Bangunan tersebut berkonstruksi bilik dengan plesteran (gepleisterd billiken gebouw), yang kemudian digunakan oleh Kotapraja Sukabumi sebagai Balai Kota (door de Gemeente Soekaboemi Gebruikt als Gemeentehuis).

Gemeentehuis ini digunakan ketika ada pertemuan dewan kota, bahkan kadang digunakan untuk tempat peribadatan Jemaat Gereja Reformasi, mengingat jemaat gereja kesulitan melakukan ibadah dan harus menumpang di sekolah taman kanak-kanak di Selabatu. Rambonnet akhirnya memberi solusi dengan menjadikan kantor sementara gemeente tersebut sebagai gereja.

Sementara itu, selama status sewa, burgemeester yang merangkap sekretaris kota tidak berkantor di gemeentehuis, tetapi di salah satu rumah di jalan yang sama, yaitu Cikoleweg No. 15.

Pembelian bangunan dan rencana pembangunan gedung baru

Baca Juga :  Soal Nasib Guru PAI, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi: Lakukan Diskresi

Pemerintah kota praja sebenarnya membutuhkan bangunan milik Lie Ek Tong tersebut karena lokasinya yang strategis sehingga bisa meninjau keadaan kota dari kejauhan. Namun, karena Lie Ek Tong tidak menjualnya, terpaksa dewan kota terus menyewanya selama tujuh tahun.

Pada 1932, terjadi resesi ekonomi yang mengakibatkan Lie Ek Tong mengalami kebangkrutan. Karena kebutuhan yang mendesak akhirnya ia harus rela melelang bangunan tersebut dan menjualnya kepada pemerintah senilai 12.600 Gulden (NLG).

Karena terkendala dana dan persiapan, sementara gedung baru belum bisa dibangun. Hingga pada 29 November 1926, Eugene Knaud diangkat oleh Dewan Kota Sukabumi sebagai Direktur Pekerjaan Umum.

Diketahui, pengangkatan Knaud bertujuan untuk mempercepat proses perencanaan mengingat ia adalah arsitek Soerabajasche en Oudbow yang track record-nya cukup mengagumkan. Baca lebih lengkap: Catatan dari balik sejarah Balai Kota Sukabumi, dari Lie Ek Tong, resesi ekonomi, hingga sosok hitam

Diajukan jadi Cagar Budaya

Belum lama ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi mengajukan tiga bangunan di Kota Sukabumi, Jawa Barat, menjadi bangunan cagar budaya untuk diteliti oleh Tim Ahli Cagar Budaya serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar.

“Ada tiga bangunan yang kami ajukan atau diusulkan menjadi bangunan cagar budaya yakni Balai Kota Sukabumi, Gereja Sidang Kristus dan rumah pengasingan Bung Hatta,” kata Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji.

Menurut Kusmana, tiga bangunan tersebut tentunya memiliki berbagai sejarah yang berkaitan erat tentang perjuangan dan terbentuknya Kota Sukabumi serta telah lolos dari syarat utama yakni usia bangunan telah di atas 50 tahun.


Dilarang republikasi artikel kategori Headline dan Rubrik Headline tanpa seizin Redaksi sukabumiheadline.com

Berita Terkait

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD
Didominasi perempuan, ini jumlah TKI asal Sukabumi 5 tahun terakhir
Ketahui Visi, Misi dan 11 Proyek Prioritas yang keren dari Bupati/Wabup Sukabumi
Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:33 WIB

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 04:55 WIB

4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?

Kamis, 12 Juni 2025 - 00:01 WIB

Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA

Senin, 9 Juni 2025 - 02:44 WIB

Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Berita Terbaru