Mengenal Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang tewas dalam kecelakaan helikopter

- Redaksi

Selasa, 21 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Iran Ebrahim Raisi mencium AlQuran di SU PBB. l UN Assembly

Presiden Iran Ebrahim Raisi mencium AlQuran di SU PBB. l UN Assembly

sukabumiheadline.com – Presiden Iran, Ebrahim Raisi tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter, Ahad (19/5/2024). Helikopter yang dinaikinya itu jatuh ketika Raisi dan Menteri Luar Negeri Amir Abdollahian dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke daerah perbatasan dengan provinsi Azerbaijan Timur.

Mengutip laporan Reuters, Selasa (21/5/2024), pemerintah Iran menjelaskan helikopter menabrak puncak gunung, tetapi belum ada keterangan resmi mengenai penyebab utama mengapa helikopter tersebut bisa jatuh.

Sejumlah analisa menyebutkan bahwa cuaca buruk berperan besar dari kecelakaan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Profil Ebrahim Raisi 

Ebrahim Raisi atau Ebrāhīm Raʾīs al-Sādātī, adalah Presiden Iran kedelapan yang menjabat sejak 2021 lalu. Sebelum terpilih sebagai presiden, Raisi terkenal sebagai seorang ulama, jaksa, dan politikus Iran, yang juga pernah menjabat sebagai Hakim Agung Iran pada 2019-2021.

Mengutip laman Al Jazeera, Raisi lahir pada 14 Desember 1960 dan di Kota Masyhad, sebuah kota besar yang terkenal sebagai pusat keagamaan Muslim Syiah.

Raisi lahir di keluarga ulama sehingga menerima pendidikan agama yang kuat. Saat berusia 15 tahun, Raisi menghadiri seminar di Qom sebuah pusat intelektual Islam Syiah terkemuka di negara para Mullah tersebut. Ia juga mendapatkan pendidikan keagamaan dari tokoh terkemuka Iran, termasuk Ruhollah Khomeini.

Beberapa tahun usai Raisi belajar di Qom, terjadi revolusi besar di Iran yang melahirkan Republik Islam pada 1979. Alasannya karena banyak warga Iran tidak puas dengan pemerintahan raja monarki Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi yang akhirnya digulingkan.

Berhembus kabar bahwa Raisi berperan aktif dalam beberapa peristiwa yang memaksa Reza Shah mengasingkan diri hingga terbentuknya lembaga ulama baru di bawah Pimpinan Tertinggi (di atas presiden) Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Baca Juga :  Bersejarah, Demi Palestina untuk Pertama Kali Presiden Iran Kunjungi Saudi

Setelah revolusi, Raisi bergabung dengan kantor kejaksaan di Masjed Soleyman barat daya Iran. Dengan waktu 6 tahun, ia menambah pengalaman dan menjadi jaksa untuk beberapa wilayah yuridiksi lain.

Pada 1985, ia Raisi menjadi wakil jaksa di ibu kota negara Iran, Tehran. Kariernya terus naik dengan jabatan-jabatan prestisius seperti kepala Organisasi Inspeksi Umum (199-2004) dan jaksa agung Pengadilan Khusus (2012-2021).

Jaksa agung ini bertugas mengawasi integritas badan dan pejabat pemerintah Iran. Di luar bidang peradilan, ia juga seorang anggota Majelis Ahli (2007-2024) yang merupakan sebuah badan musyawarah dengan tugas mengganti rahbar (pemimpin Iran) jika jabatan tersebut kosong.

Dalam posisi tersebut, Raisi menguasai aset bernilai miliaran dolar dan menjalin hubungan dengan kelompok elit agama dan bisnis di Masyhad, kota terbesar kedua di Iran.

Raisi, yang memiliki dua anak perempuan, juga merupakan menantu Ahmad Alamolhodaei, pemimpin salat Jumat garis keras di Masyhad, yang dikenal karena pidato-pidato ultrakonservatifnya yang berapi-api serta pernyataan dan gagasannya yang sangat kontroversial.

Sempat Kalah Dalam Pemilu

Dengan jabatan baik di dunia peradilan, Raisi terkenal sebagai kritikus pemerintah yang keras terhadap korupsi. Pada 2017, ia mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya yang melawan petahana Hassan Rouhani.

Ia mengkritik Rouhani karena membuat perjanjian nuklir internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Perjanjian ini melibatkan Iran dan negara-negara besar untuk pencabutan sanksi multilateral pada program nuklir berbagai negara.

Baca Juga :  Ebrahim Raisi Presiden Iran Terpilih Hasil Pemilu, Bagaimana Respon Israel?

Sayangnya, ia kalah dalam pemilu melawan Ruhani dan melanjutkan karier sebagai Hakim Agung pada tahun 2019. Ketika menjabat ia mengusut banyak kasus korupsi terhadap pejabat pemerintah dan pengusaha terkemuka secara selektif.

Sidang disiarkan secara luas di televisi yang berakibat banyak kritik timbul pada pemerintahan Rouhani. Berlanjut, Riasi kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2021 dengan citra pembela yang berprinsip melawan korupsi pemerintah.

Ia juga menyatakan dukungan untuk merundingkan perjanjian nuklir internasional dengan mengutamakan kepentingan Iran. Pemilu ini berhasil dimenangkannya dan dilantik pada Agustus 2021.

Tidak selalu mulus, pada pemerintahan Raisi terjadi protes besar-besaran di seluruh Iran yang dipicu oleh kematian seorang wanita berusia 22 tahun dalam tahanan polisi pada tahun 2022. Kasus ini akhirnya menimbulkan terbukanya banyak keluhan yang dialami masyarakat Iran.

Mulai dari penindasan terhadap perempuan hingga penindasan terhadap kelompok minoritas dan ketidakpedulian pemerintah terhadap kesejahteraan warganya. Sayangnya respon Raisi malah menyalahkan aktor asing yang menyebabkan kerusuhan.

Iran Kehilangan Tokoh Penting
Kini, meninggalnya Raisi tentu menjadi perhatian penuh masyarakat Iran. Ia dikenal sebagai seorang tokoh penting dalam masyarakat politik dan agama Iran hingga sosok yang ingin terlibat aktif di masalah internasional termasuk perang yang terjadi antara Israel dan Gaza.

Pada April 2024 lalu, Israel membunuh perwira senior pasukan Iran yang menimbulkan respon tembakan drone dan rudal ke wilayah Israel. Raisi juga mengancam keras jika Israel Membalas.

Sebelum meninggal dunia, Raisi melakukan perjalanan untuk meresmikan bendungan baru yang dibangun bersama negara Azerbaijan di sepanjang perbatasan kedua negara. Pada saat kembali helikopter dikabarkan jatuh saat cuaca buruk menerpa di daerah pegunungan perbatasan.

Berita Terkait

Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York
Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger
Presiden Kolombia gunakan barbuk emas sitaan kasus narkoba untuk bantu warga Gaza
Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua
Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah
Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol
Resmi, 3 negara sekutu dekat Amerika Serikat akui kedaulatan Palestina, satu tetangga RI
Kim Jong-un gencarkan hukuman mati bagi warga Korea Utara yang nonton film luar negeri

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:51 WIB

Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York

Selasa, 28 Oktober 2025 - 02:06 WIB

Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger

Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:39 WIB

Presiden Kolombia gunakan barbuk emas sitaan kasus narkoba untuk bantu warga Gaza

Sabtu, 27 September 2025 - 04:00 WIB

Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua

Jumat, 26 September 2025 - 19:11 WIB

Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah

Berita Terbaru

Internasional

Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York

Kamis, 30 Okt 2025 - 18:51 WIB