Profil ulama Sunda Ustadz Adi Hidayat: Kehidupan pribadi, karya dan kontroversi

- Redaksi

Minggu, 23 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ustadz Adi Hidayat - sukabumiheadline.com

Ustadz Adi Hidayat - sukabumiheadline.com

sukabumiheadline.com – Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A., atau populer dipanggil UAH, telah resmi tercatat sebagai dosen tetap pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penetapan tersebut dilaksanakan di Auditorium Sekolah Pascasarjana (SPs) Lt. 5 Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/8/2025).

Sebelumnya, selain dikenal sebagai penceramah, UAH menjabat Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022–2027. Ia juga mendirikan pusat kajian Islam bernama Quantum Akhyar Institute sejak 2013 dan aktif mengisi kajian untuk kanal YouTube Adi Hidayat Official sejak 2016.

Selain itu, UAH juga aktif menulis dan telah menerbitkan belasan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Profil dan kehidupan pribadi Adi Hidayat

Adi Hidayat lahir pada 11 September 1984 di Pandeglang, Banten, dari pasangan Warso Supena dan Hj. Rafiah Akhyar. UAH memiliki 4 saudara kandung, yaitu Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati dan Ita Haryati.

Alumni International Islamic Call College, Tripoli, Libya, ini menikah dengan Shufairok atau dikenal dengan panggilan Mbak Iir, asli Lasem, Rembang, Jawa Tengah, dan memiliki 5 orang anak.

Anak-anaknya bernama Muhammad Hamil Quran, Amelia Habibatul Musthofa, Muhammad Abdullah Amali, Rabi’ati Khairatun Hisan, dan Amira Rafi’ati Muslimah.

Riwayat pendidikan Adi Hidayat 

UAH memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang pada 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di kelas IV hingga VI.

Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukkan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.

UAH merupakan siswa yang cerdas, selalu mendapat prestasi luar biasa ketika sekolah. Ia juga menjadi penceramah cilik ketika wisuda santri.

Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyah Sanusiyah, Pandeglang, hingga tamat pada 1997.

Selanjutnya, Adi Hidayat akan masuk ke sekolah unggulan SMP Negeri 1 Pandeglang, namun urung setelah orang tuanya bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, sehingga akhirnya UAH masuk ke sekolah agama. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama.

Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Pada 1997, Ustadz Adi Hidayat melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah hingga Aliyah (setingkat SMP dan SMA) di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.

Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama dia, Buya KH Miskun as-Syatibi, orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan UAH terhadap AlQuran dan pendalaman pengetahuan.

Selama masa pendidikan ini UAH meraih banyak penghargaan baik di tingkat londok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah AlQuran. Di tingkat II Aliyah UAH bahkan pernah menjadi utusan termuda program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna AlQuran Yogyakarta.

Selain itu, UAH juga sering dilibatkan oleh pamannya, KH Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDIK) di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di daerahnya.

UAH lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah Konsep ESQ dalam al-Qur’an di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.

Pada 2003, UAH mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.

Lalu pada 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

Di Libya, UAH belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan AlQuran, hadits, fikih, ushul fikih, tarikh, lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada AlQuran dan hadits menjadikannya mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.

Selain pendidikan formal, UAH juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Baca Juga :  Benarkah bid'ah? UAH: Muhammadiyah tak persoalkan qunut shalat

UAH belajar AlQuran pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Libiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).

UAH juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (ulama Syria). Dia mendalami ilmu lughah melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya. Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).

Selain para masyayikh tersebut, UAH juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Usai meraih S1 Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 – 2009), UAH melanjutkan S2 di International Islamic Call College, Tripoli, Libya.

UAH dianugerahi doktor honoris causa (HC) dalam bidang sains, kerja profesional kebudayaan, dan diseminasi di masyarakat Arab dari International Astrolabe University atau dalam bidang pelayanan masyarakat dan dakwah Islam internasional dari Passion International University of America. Selanjutnya, UAH meraih doktor HC dalam bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada 2023.

Karier Adi Hidayat 

Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat (UAH) – Istimewa

Di akhir 2009 Ustadz Adi Hidayat diangkat menjadi amīnul khutabā, Ketua Dewan Khatib Jami’ Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawāshul TV Libya.

Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes AlQuran al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Yayasan ini juga memiliki program-program yang luarbiasa antara lain: Sekolah Terbuka UAH, Kaderisasi Ulama, At-Taisir Learning Center (program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi dan Program Hati), Umrah dan Tour serta beasiswa.

Pada November 2016, dia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. dia juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.

Ustadz Adi Hidayat banyak mengisi ceramah-ceramah agama di berbagai tempat. Jamaah yang mengikuti kajiannya sangat banyak dikarenakan ceramahnya mengenai ke-Islaman sangat mudah dipahami oleh banyak orang.

Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook. Bahkan akun Instagram Ustadz Adi Hidayat kini telah memiliki jutaan pengikut. Ustadz Adi Hidayat kerap terlihat memberikan kajian di beberapa tempat. Penyampaian yang mudah dipahami, membuat para jemaah betah mengikuti kajiannya.

Sejak 2025, UAH didaukat menjadi dosen tetap pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI Bandung.

Karya tulis Adi Hidayat

Beberapa karya tulis Ustadz Adi Hidayat antara lain:

  1. Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)
  2. Quantum Arabic Metode Akhyar (2011)
  3. Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (2012)
  4. Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (2012)
  5. Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012)
  6. Persoalan Hadist-hadist Populer (2013)
  7. Ilmu Hadist Praktis (2013)
  8. Tuntunan Praktis Idul Adha (2014)
  9. Pengantin As-Sunnah (2014)
  10. Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015)
  11. Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016)
  12. Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017)
  13. Muslim Zaman Now Hafal al-Qur’an Dalam 30 Hari (2018)
  14. Bahagia Di bawah Naungan alQur’an dan Sunnah (2018)
  15. Pedoman Praktis Umrah (2019)
  16. Manusia Paripurna: Kesan, Pesan dan Bimbingan al-Qur’an (2019)
  17. Metode At-Taisir – 30 Hari Hafal Al-Quran (2019)
  18. UAH’s Note (2020)

Lini masa aktivitas

2021

  • Pada Tahun ini, Ustadz Adi Hidayat me-launching Pesantren Virtual bernama Mira (Ma’had Islam Rafiah Akhyar). Pada bulan April, Ustadz Adi Hidayat melakukan penggalangan dana untuk Masjid Indonesia pertama di Toronto Canada.
  • Pada bulan Mei, Ustaz Adi Hidayat mengadakan galang dana untuk Palestina melalui Program Palestina Memanggil dan mencapai 30 Miliar hanya dalam 6 hari.
  • Untuk korban agresi militer Israel melalui lembaga International Networking for Humanitarian (INH) sejumlah 10 Miliar (Rp.10.272.905.500) pada 24 Mei 2021.
  • Penyaluran dana kemanusiaan untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron, Palestina melalui lembaga Majelis Ulama Indonesia sejumlah Rp14 miliar (Rp14.300.000.000) pada 28 Mei 2021.
  • Penyaluran Dana Beasiswa Pelajar Palestina melalui Lazis Muhammadiyah via Badan Amil Zakat Nasional sejumlah Rp6 miliar (Rp6.307.205.390) pada 3 Juni 2021.
Baca Juga :  Nyekar Sebelum Ramadhan Bagaimana Hukumnya? Begini Penjelasan UAH

2022

  • Pada Agustus, Ustadz Adi Hidayat mengisi Tabligh Akbar Muktamar Muhammadiyah ke 48.[28] Bulan Desember, Ustadz Adi Hidayat menjadi pembicara pada Muktamar Indonesian Muslim Society in America (IMSA) – Malaysian Islamic Student Group (IMSG) 2022 Boston, Amerika Serikat.[29]

2023

  • Pada Februari, Ustadz Adi Hidayat menjadi Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Pada ahad, 5 Maret 2023, menjadi pembicara tabligh Akbar oleh KMII Jepang, PCIM Jepang, YUAI, Ainul Yaqeen, Masjid Istiqlal Osaka.
  • Pada Mei, Ustadz Adi Hidayat menerima penghargaan doktor kehormatan, atau Doctor Honoris Causa, dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam Program Studi S3.

2024

  • Pada Ahad (2/6/2025), UAH mewakili PP Muhammadiyah menjadi pemateri Dialog Pengayaan Tentang İmam Nawawi dan Kitab Riyadhussalihin dalam puncak Festival Turats İslami 2024 di Selangor, Malaysia.

Kontroversi Adi Hidayat 

1. Konsepsi qadariyah dan jabariyah

Terbalik mendefinisikan qadariyah dan jabariyah. Dalam ceramahnya dengan judul: Perbedaan antara Taqdir dan Qodarullah, ia berkata:

“Yang seperti ini aliran qodariyah, semua terserah Allah semuanya terserah Allah, bahkan tidak mungkin saya bersin kecuali Allah berkehendak, tidak mungkin saya minum kecuali Allah berkendak. Tapi kesimpulannya ini salah, Anda harus membendakan antara qodar dengan taqdir. Kehendak Allah yang tidak ada intervensi kita di dalam itu disebut qodar, contoh tentang ajal seseorang….”

Jadi menurut Adi Hidayat qadar adalah ketetapan Allah pada setiap hamba yang dikukuhkan sejak dalam masa kandungan dan tidak akan berubah sampai wafat menghadap Allah.

Adi Hidayat mengatakan walaupun kita terus berdoa untuk mengubah qadar itu, maka tidak akan mungkin berubah. Sedangkan takdir adalah ketetapan Allah yang dikukuhkan berdasar ikhtiar makhluk. Takdir akan ditentukan dengan ikhtiar kita.

Begitu diberikan dua pilihan maka kita dibebaskan memilih dengan dijelaskan resikonya akan seperti apa. Ketika memilih, maka di situlah Allah menetapkan takdir.

Penafsiran Adi Hidayat berbeda dengan ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang takdir manusia yang tercatat di lauh al-Mahfudz, salah satunya QS. al-Furqān (25): 2 dan mufassir di Indonesia seperti Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah berpendapat, bahwa takdir merupakan segala peristiwa yang terjadi di alam raya ini, serta bagaimana kejadiannya itu memiliki kadar atau ukuran, di suatu tempat dan waktu tertentu, itulah yang disebut dengan takdir yang berasal dari Allah.

Firanda Andirja juga pernah bertabayun secara langsung, dan menjelasakan bahwa Adi Hidayat terbalik dalam mendefinisakan qadariyah dengan jabariyah. Firanda mengatakan “Takdir adalah perencanaan Allah dan ilmu yang berkaitan dengan makhluk-makhluk yang akan Allah ciptakan dan Allah telah tulis di lauh al-Mahfudz”.

2. Klaim tentang Kapitan Pattimura

Adi Hidayat beberapa kali melontarkan klaim terkait sejarah nasional Indonesia. Dulu pernah mengklaim Kapitan Pattimura adalah seorang muslim, kini ia menyebut rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 hibah dari pengusaha keturunan Yaman.

Pada bulan Juli 2022, Adi Hidayat menyebut pahlawan nasional Kapitan Pattimura sebenarnya bernama asli Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulessy seperti yang selama ini diketahui banyak orang. Ahmad Lussy dinyatakannya sebagai seorang muslim dan kiyai. Video pernyataan dari ini pun viral. Sementara itu, keluarga keturunan Thomas Matulessy dari Pulau Haruku, Provinsi Maluku, membantah klaim bahwa Pattimura adalah Ahmad Lussy.

3. Tafsir surah Asy-Syu’ara

Adi Hidayat pernah juga menafsirkan sebuah nama surat di Al Quran yaitu surat Asy-Syu’ara’ sebagai surat pemusik, dan ayat yang ada di dalamnya yang menyinggung para penyair Asy-Syu’ara’ maksudnya pemusik.

Hal ini kemudian ditanggapi oleh salah satu pendakwah beraliran salafi, Muflih Safitra bahwa Adi Hidayat ini hanya mencocoklogi antara fatwa musik itu haram dengan surat Asy-Syuara, dan tidak bisa membedakan mana penyair dan pemusik.

4. Miskonsepsi sains

Beberapa videonya yang menjelaskan tentang sains juga menghasilkan miskonsepsi, seperti tentang konsep gaya dan energi dan penjelasnya tentang penemu Kimia terinspirasi Al-Hadid ayat 25-26, serta soal inflasi alam semesta.

Berita Terkait

Hukum memandang kemaluan sesama dan lawan jenis dalam Islam, sebabkan kebutaan?
Gen Y dan Z Sukabumi wajib tahu, begini hukum memandang kemaluan sendiri dalam Islam
Sukabumi nomor 10, ini daftar daerah yang di juluki Kota Santri di Pulau Jawa
Mengurai benang kusut sejarah Hiroshima 2 Sukabumi, benarkah sebuah kota?
Setia Untung Arimuladi: Santri di Sukabumi, Kasi Intel Kejari Cibadak, Wakil Jaksa Agung
Pendidikan, dan kehidupan pribadi Budi Djiwandono, keponakan Prabowo Ketua PNKT
Kenalkan, Grandmaster catur Indonesia pertama asal Sukabumi, Herman Suradiradja
Profil Ghazala Hashmi: Muslim pertama Wakil Gubernur Virginia AS vs Islamofobia

Berita Terkait

Minggu, 23 November 2025 - 09:00 WIB

Profil ulama Sunda Ustadz Adi Hidayat: Kehidupan pribadi, karya dan kontroversi

Sabtu, 22 November 2025 - 16:21 WIB

Hukum memandang kemaluan sesama dan lawan jenis dalam Islam, sebabkan kebutaan?

Jumat, 21 November 2025 - 22:46 WIB

Gen Y dan Z Sukabumi wajib tahu, begini hukum memandang kemaluan sendiri dalam Islam

Jumat, 21 November 2025 - 01:17 WIB

Sukabumi nomor 10, ini daftar daerah yang di juluki Kota Santri di Pulau Jawa

Minggu, 16 November 2025 - 02:07 WIB

Mengurai benang kusut sejarah Hiroshima 2 Sukabumi, benarkah sebuah kota?

Berita Terbaru