Sepekan terakhir Sukabumi terasa lebih dingin dari biasanya, sampai kapan?

- Redaksi

Rabu, 17 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi suhu dingin - Istimewa

Ilustrasi suhu dingin - Istimewa

sukabumiheadline.com – Warga Kabupaten dan Kota Sukabumi, Jawa Barat, tentunya merasakan suhu dingin yang membuat tubuh lebih menggigil pada malam hari. Terlebih dalam satu pekan terakhir, hawa dingin terasa bak menusuk tulang belulang.

Ternyata, hal itu bukan tanpa sebab. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Analisa tim meteorologi BMKG mendapati pada saat yang bersamaan suhu permukaan laut di perairan Samudera Hindia juga dalam kondisi yang relatif lebih rendah, sehingga berpengaruh membawa suhu dingin pada wilayah Indonesia. Fenomena suhu dingin tersebut dinilai BMKG adalah situasi biasa terjadi pada medio Juli-Agustus (puncak musim kering) dan diprakirakan bisa sampai dengan bulan September.

Menurutnya, fenomena seperti itu akan menyasar wilayah bagian selatan ekuator atau khatulistiwa dalam hal ini, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terasa akan lebih dingin dari biasanya. Namun biasanya Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi, seperti Banjarnegara Jawa Tengah (Dieng), Lumajang hingga Pasuruan di Jawa Timur (Semeru, Bromo), kemudian Wonosobo dan Temanggung (Gunung Sindoro-Sumbing) dan Lembang Bandung di Jawa Barat.

Baca Juga :  Longsor dan Pergerakan Tanah, Dinding 2 Rumah di Nagrak Sukabumi Jebol

BMKG memprakirakan sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa waktu ke depan masih bersuhu lebih dingin pada pagi, dengan titik minimumnya berlangsung pada malam hari.

Hal demikian juga dipengaruhi oleh posisi matahari yang sedang berada di belahan utara bumi, sehingga wilayah Indonesia khususnya bagian selatan khatulistiwa menerima sedikit sinar matahari secara langsung dan menjadikan suhu udara lebih rendah.

Dalam kondisi tersebut BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mengonsumsi air minum secara cukup. Masyarakat diminta melengkapi makanan atau minuman mengandung vitamin C, dan vitamin D, sehingga imun tubuh tetap terjaga menghadapi fenomena penurunan suhu.

Berita Terkait

Dedi Mulyadi jengkel lihat kondisi Pantai Palabuhanratu Sukabumi
Hingga Juli 2025 belasan PNS dan PPPK Kabupaten Sukabumi gugat cerai, ini biang keroknya
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi tentang APBD Perubahan 2025
Arul asal Gunungguruh Sukabumi ditemukan tewas tergantung, warga Nyalindung geger
Warga Sukabumi kritik pedas Abdi Nagri Nganjang ka Warga Dedi Mulyadi
DPRD Kabupaten Sukabumi gelar Rapat Paripurna Pertanggungjawaban APBD 2024, ini hasilnya
Tak terima diputus cinta, pria culik balita di Bojonggenteng Sukabumi dibawa kabur ke Lamongan
Puluhan pelajar asal Cisaat Sukabumi hendak tawuran di Bogor diamankan polisi

Berita Terkait

Selasa, 5 Agustus 2025 - 19:21 WIB

Dedi Mulyadi jengkel lihat kondisi Pantai Palabuhanratu Sukabumi

Selasa, 5 Agustus 2025 - 01:31 WIB

Hingga Juli 2025 belasan PNS dan PPPK Kabupaten Sukabumi gugat cerai, ini biang keroknya

Senin, 4 Agustus 2025 - 18:35 WIB

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi tentang APBD Perubahan 2025

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:28 WIB

Arul asal Gunungguruh Sukabumi ditemukan tewas tergantung, warga Nyalindung geger

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 02:59 WIB

Warga Sukabumi kritik pedas Abdi Nagri Nganjang ka Warga Dedi Mulyadi

Berita Terbaru